Manajmen Perkantoran:
Konsep Motivasi bagi Karyawan
Takdir Ali Syahbana٭
A. Pendahuluan
Kaca_mata pengetahuan sangatlah banyak, semuanya
berlandaskan pada prespektif individual masing-masing, tetapi dalam semua
pandangan tersebut pasti ada mempunyai benang emas antar berbagai macam
penndapat mereka, begitu juga dalam sisi Manajmen erkantoran, banyak sekali
pendapat namaun tetap membahsa rangkuman bagaimana kenyamanan dalam sebuah
pekerjaan hingga mendpatkan nalar dan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan,
manajmen sangatlah asing jika di bicarakan dallam kawasasan Tani, karena meraka
hanya kenal dengan sebutan Bos dan mandor
saja, sangatlah sedikit para Tani paham dengan istilah manajmen apalagi
di tambah dengan Perkantoran.
Kata perkantoran itu hanyalah sebuah tambahan
saja untuk memfokuskan kinerja pembasan dalam berbagai tulisan, namau tetap semua struktural yang tercantum di dalamnya mempunyai sisi
yang sama, ketika pekerja lalah loyo dan hilnag rasa semnagatnya maka ada sisi
yang salah dalam memanajmen kantor
terseebut, oleh karena itulah butuh sebuah Motivasi yang di fokuskan untuk para
pekerja tersebut, apa sebenarnaya motivasi, bagaimana kinerja sistem pendekatan
terhadap orang tersebut? Berikut adalah ulasan mengenai pertanyaan di atas.
B. Pengertian Manajmen.
Pada dasarnya ilmu manajmen sudah umum di mata masyarakat, Khususnya di
kawasan perkantoran dan perusahaan yang di mulai dari perguruan tinggi
hingga berlanjut kekawasan yang lebih macro,
baik itu berupa Organisasi maupun lembaga yang lain ataupun perusahaan.[1]
Pengertian ilmu Manajmen sendiri bisa di
jelaskan sebagai berikut; “ilmu manajmen adalah ilmu yang mendalami cara mencapai satu tujuan yang akurat dan
baik dengan menggunakan perantara orang lain”.[2]
Mengenai bantuan dari orang lain tersebut bisa dikatakan seperti bantuan
berpikir, tenaga dan yang lainnya yang berupa menyangkut dengan keterlibatan
orang lain dalam teknik pencapain tersebut.[3]
Dengan cara melalui seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
karyawan, pemberian perintah dan yang paling utamanya adalah teknik untuk
mencapai satu tujuan yang telah di bangun sebelumnya.[4]
C. Fungsi Manajmen.
Manajmen meruapakan sebuah ilmu yang berlandaskan dengan definisi teknik
atau cara untuk tercapainya suatu tujuan dengan melibatkan oarang lain dalam
pencapaian tersebut, ada beberapa fungsi yang sangat penting untuk di ketahui
dalam hal Manajmen di antaranya adalah:[5]
1. Meurut Prof. Drs.Oey Liang Lee:
Ø
Perencanaan
Ø
Pengorganisasian
Ø
Pengarahan
Ø
Pengkoordinisasian
Ø
Pengontrolan
2. Menurut Koont O’Donnnel dan Niclander:
Ø
Planning
Ø
Organizing
Ø
Staffing
Ø
Derikting
Ø
Controoling[6]
D. Motifasi
Ketika sebuah perusahaan ataupun perkantoran yang sudah terbangun dan sudah
di’isi dengan berbagai macam struktur dalam pekerjaan tersebut maka ada sisi lain
yang juga harus di lakuakan bahkan ini adalah sisi yang sangat berperan demi
kelancaran sebuah perorganisasian atau perkantoran tersebut yaitu adalah kegairahan
pagawai atau oarang-oarang yang sudah berperan dalam ruangan tersebut adalah dengan
sebuah Motivasi.
a. Pengertian Motifasi
Menurut Kanfer beliyau mengatakan bahwa motivasai adalah kekuatan yang
terpendam yang perlu di keluarkan dengan berbagai macam cara hingga mencapai
titik poin yang sangat berbeda dari sebelumnya.[7]
Ada beberapa penjelasan lagi mengenai devinisi motivasi di anataranyta adalah:
1. Arah dari prilaku seseorang menujukan bahwa itulah prilaku yang dia pilih
dengan faktor adanya dorongan sesuatu yang ada pada dirinya, Misalnya seseorang
datang bekerja lebih keras di kantor, ini menunujukan bahwa adanya sesuatu
dorongan yang menyebabkan dia seperti itu.[8]
2. Tingkat upaya, menunjukan bahwa tingkat kinerja seseorang saat bekerja
untuk mendapatkan hasil yang dia inginkan, tigkat upaya inilah yang menunjukan
bahwa seperti itulah daya dorongan yang ada pada dirinya.
3. Tingkat Ketegaran, menunjukan bahwa ketegaran dan ketetapan pendirian yang
dia tunjukan saat ada suatu perkara yang terjadi didalam pekerjaannya.[9]
Robbins dan Coulter mengatakan tentang
Motivasi, yaitu sebagai kemauan yang di tunjukan seoarang individu untuk
mencapai yang terbaik dalam kehendakknya dimana saja dia berada untuk
menciptakan kinerja yang terbaik untuknya dan untuk orang lain berupa Upaya,
Tujuan, Kebutuhan yang ketiganya ini sangat berhungunagan dengannya dan dengan
pekerjaan yang dia kerjakan.[10]
b. Faktor munculnya Motifasi
Pada dasarnya sebuah motivasi itu pasti
bersumber dari Instrinsik dan ekstrinsik, prilaku yang di motivasi melalui
instrinsik berasal dari kepuasannya atas apa yang dia kerjakan dalam pekerjannya tersebut
hingga menimbulakan sebuah kekuatan yang mendorong agar tetap semangat dalam
menjalani pekerjannnya, misalnya, seorang pekerja kue amplang cap-layar, dia
akan termotivasi karena kesuksesannya dalam memproduksi amplang tersebut dia
akan berlanjut ke usaha lain yang lebih tiggi penghasilannya dengan yang
sebelumnya.[11]
Sedangkan prilaku yang termotivasi dari sumber ekstrinsik meruapakan ssebuah
prilaku yang muncul lebih besar dari sebelumnya di karenakan ada faktor luar,
seperti ada imbalan lebih dari Bos, penghargaan atau menghindari hukuman atas
keterlambatan datang di tempat pekerjaan.[12]
c. Manfaat munculnya motivasi dalam sebuah pekerjaan
Motivasi sangatlah berguana untuk karyawan
yang berada di dalam perusahaan ataupun perkantoran, karena dengan motivasi
inilah kantor akan memperoleh Input yang baik untuk mencapai tujuan yang sangat bagus, input tersbut
misalnya keahlian, kegigihan, pengetahuan, cara atau strategi, waktu, tenaga
yang mereka bersedia untuk di berikan demi kantor yang dia tempati dengan
tujuan yang sama, membangaun kantor itu lebih baik dengan berbagai macam Input
yang di sumabangsihkan untuk pekerjaan yang di kerjaan, tidak berpengaruhh pada
faktor instirinstik ataupun eksterinstik, tetapi tujuan dan hasillah yang di butuhkan
dengan saluran motivasi yang telah di miliki oleh karyawan tersebut.[13]
Berikut adalah sedikit
gamabaran Imput yang di hasilkan oleh Motivasi dalan pekerjaan:[14]
![]() |
![]() |
![]() |
|||








E. Pendekatan Motivasi
a. Pendekatan tradisional
Pendekatan ini beranggapan bahwa orang itu
tidak mau bekerja dan malas, satu-satunya tujuan orang itu bekerja karena Uang,
dia bekerja karena takut akan kehilangan pekerjaan, bentuk kedekatan motivasi
pada oarang ini di bentukan dengan adanya hadiah.[15]
Selain yang demikian Doughls McGregor
menngetakan mengenai motifasi
Tradisional:
1. Manusia pada dasarnya malas, mereka memiliki bakat tapi tidak mau
mengerjakan apa-apa.
2. Manusia bekerja untuk mengeumpulkan harta
3. Perlunya pemaksaan terhadap manusia seperti ini
4. Harus mendapatkan ketegasan dari pimpinan
5. Pada umumnya manusia malas berpikir untuk dirinya, tapi tidak menutup
kemungkinan tidak malas untuk berpikir pagi pemimpin
6. Perlunya perintah agar bekerja
7. Lebih mementingkan diri di bandingkan orang lain
8. Perlunya di atur
9. Perlu di puji
10. Tergantung apa yang dia bisa
11. Perlunya dorongan.[16]
b. Pendekatan internalized Motivation
Pendekatan ini beranggapan bahwa letak saat
seseorang tersebut mendapatkan kepuasan
saat selesai melaksanakan suatu pekerjaan, dia bersipat internal dirinya
sendirilah yang menjadikan motifasi untuk tersu lebih lanjut dalam berkaraya,
dengan senang hati.[17]
Berikut adalah penjelasan yang lebih
luas:
1. Manusia pada dasarnya aktif, rajin, dan dapat meruumuskan dirinya sendiri
untuk mengejar cita-cita.
2. Sibuk dengan pekerjaan, bangga dengan hasil dan karyannya
3. Mereka di rangsang untuk berpikir lebih banyak, dirinya dan pekerjaannya
4. Dia menggunakan nalar dan rasio dan peranggung jawaban yang luas dan akurat
5. Mandiri
6. Menikamati ats apa yang di capai
7. Makin keras itu pekerjaan makin besar pula kinerja yang dia lakukan untuk
pekerjaannya demi mendapatkan kepuasan.[18]
c. Pendekatann Human relation
Pendekatan ini beranggapan bahwa orang itu
akan bekerja dengan adanya jaminan untuk dirinya, dengan kondisi yang sesuai dengan dirinya, pemimppin yang jujur
dan yang lainnya yang bersangkutan
dengan kenyamanan dirinya. Dengan adanya kepuasan itulah maka akan muncul pula
produktifitas yang tinggi.[19]
Berikut adalah sedikit tabel untuk memaham lebih
jelas tentang cara memasuki perbedaan yang ada di pekerja untuk menciptakan
hasil manajmen yang berkualitas:[20]
Pendekatan tradisioanl
|
Pendekatan relasi manusia
|
Pendekatan SDM
|
ASUMSI
|
||
Pekerjaan pada dasarnya meruapakan hal yang tidak di sukai banyak orang
karena merukan beban
|
Pada dasarnya manusia ingin di anggap penting dan berguna
|
Ingin memberikan sesuatu yang berguna untuk orangl ain
|
Apa yang seseorang lakuakan tidak lebih penting dari apa yang seseorang
dapatkan
|
Manusia ingin merasa memilliki
serta di akui secara individual atau
sosial
|
Suka berbuat kreatif dan inovatif dan suka tantangan
|
Hanya sedikit orang yang mau megerjakan pekerjaan
|
Perasaan senang lebih bahagia di bandingkan uang
|
Kebijakan yang dapat di lakukan
|
||
Atasan harus selalu mengawsi dan sellau memerintah
|
Bos harus menciptakan suasana yanga nyaman
|
Menejer hasru selalu memerikasa sistem perkamntoran
|
Bos harus memrinthakan dengan bentuk kata2 yang sederhana
|
Bos harus selalu menyerap ususlan dari bawahan dan selelu
menginformasikan berita yang terbaru
|
Bos harsu selelu menjaga suasana yang nyaman sesuai dengan kemampuan
masing-masing
|
Bos harus selalu memperingatkan tentang pekerjaannya
|
Bos perlu memberikan wakktu bagi anak buah untuk berkarya sesua dengan
kemauannya
|
Perlunya partisifasi dari para pekerja tentang pekerjaan
|
HARAPAN
|
||
Upah harus ddi perhatiakn
|
Jika ada maslah maka harus di bereskan bersama-sama
|
Harus dilibatkan dalam pekerjaan dalam berbagai bentuk
|
Pekerjakan sesuai dengan pegawai, dan harus di awasi
|
Beriakan rasa kepuasan terhadap pekerja
|
Berikan hasil dan pujian
|
F.
Kesimpulan
Dari uraian panjang
lebar di atas ternyata manajmen adalah suatu cara untuk mencapai kesuksesan
atau tujuan yang sempurna dengan adanya keterlibatan orang llain di dalamnya
baik itu berupa tenaga, pikiran, dan yang laiannya, selain itu di dalam suatu
pekerjaan yang sudah mempunyai manajmenya maka pasti ada data struktur yang telah
di tentukan oleh pemimpin dan di dalamnya pasti ada yang namanya karyawan,
perusahaan atau perkantoran tidak akan berkembang maju jika tidak ada karyawan
di dalamnya, kegigihan karyawan adalah kunci kesuksesan dalam pekerjaan.
Motivasi adalah
jalan yang sangat penting untuk jalan yang lurus menuju kesempurnaan, motifasi
di tujuakan kepada sebuah data stuktur yang tercantum dalam tempat tersebut,
ada tiga pendekataan bagi tiga kategori manusi yang ada di dalam struktur data
kantor tersebut adalah: pertama, Pendekkatan
Tradisional, Kedua, pendekatan relasi
Manusia, Ketiga, Pendekatan sdm.
Daftar pustaka
Julitriarsa, Djati, Jhon Suprihanto, (1992), Manajmen Umum Sebuah
Pengantar, Yogjakarta:BPFE.
Salindeho, Jhon, (1989), Peranan Tindak Lanjut dalam Manajmen, Jakarta:
PT, Sinar Grafiikka.
R.daviid, Fred, (2009), Manajmen Strategis Konsep, Jakarta:Salemba
Empat.
Prkinson, CN, MK Rustomji, (1989), Manajmen Efktif, Kunci Mencapai hasil
yang terbaik, Semarang: Dahara Prize.
Tisnawati Sule, Ernie, Kurniawan Saefullah, (2005), Pengantar Manajmen,(jakarta:
Prenada Media.
P. Siagian, Sondang, (2004), Filsafat Adminitrasi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Solihin, Ismail, (2009), Pengantar
Manajmen, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Widjaya, A.W,( 1986), Peranan Motifasi dalam Kepemimpinan, (Jakarta:
CV. Akademia Pressindo
[1] Djati Julitriarsa dan Jhon
Suprihanto, mNajmen Umum Sebuah Pengantar, (Yogjakarta:BPFE, 1992),.
Hlm. 1. Dan llihat juga: Jhon Salindeho,
Peranan Tindak Lanjut dalam Manajmen, (Jakarta: PT, Sinar Grafiikka,
1989),. Hlm. 23-32. Dan lihat juga: Fred R.. daviid, Manajmen Strategis
Konsep, (Jakarta:Salemba Empat, 2009),. Hlm. 5-6. Pendapat lain terdapat
dalam buku:CN Prkinson, MK Rustomji, Manajmen Efktif, Kunci Mencapai hasil
yang terbaik, (Semarang: Dahara Prize, 1989),. Hlm. 60-65. Dan:
Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajmen,(jakarta:
Prenada Media, 2005),. Hlm. 5-6. Dan:
Sondang P. Siagian, Filsafat Adminitrasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004),. Hlm.5.
[2] Djati Julitriarsa dan
Jhon Suprihanto, Manajmen Umum, . . . . . .Hlm. 1.
[3] Djati Julitriarsa dan Jhon
Suprihanto, Manajmen Umum,. . . . . . Hlm. 1
[4] Djati Julitriarsa dan Jhon
Suprihanto, Manajmen Umum,. . . . . . Hlm. 3.
[5] Djati Julitriarsa dan Jhon
Suprihanto, Manajmen Umum,. . . . . . Hlm. 4.
[6] Untuk lebih jelasnya lihat: Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto, Manajmen Umum,. . . .
. . hlm. 4-7. Dan: Ismail Solihin, Pengantar Manajmen, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2009),. hlm. 3. Lihat juga: Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan
Saefullah, Pengantar Manajmen, . . . . . . hlm. 235.
[15] A.W. Widjaya, Peranan Motifasi dalam Kepemimpinan, (Jakarta: CV.
Akademia Pressindo, 1986),. Hlm. 17. Lihat juga: Ernie Tisnawati Sule,
Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajmen, . . . . . . hlm. 237.
[19] A.W. Widjaya, Peranan Motifasi dalam Kepemimpinan. . . . . . hlm.
21. Dan: Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan
Saefullah, Pengantar Manajmen, . . . . . hlm. 237.
This post have 0 komentar