Tinjaun Umum terhadap Perkembangan
Ajaran Kristus pada fase Modern (Neo-Ortodoksi)
Oleh: Takdir Ali Syahbana
A.
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk yang Allah ciptakan
paling sempurna di bandingkan dengan makhluk yang lain, baik dalam bentuk fisik maupn dalam bentuk
intelektual, namun perbedaan yang sangat signifikan adalah tertumpu pada
intelektual (akal).[1] Dari akal sinilah manusia dibebani perintah dan di
hujani dengan peraturan , gara-gara faktor akal pulalah manusia diberikan agama[2]
untuk menata struktur kehidupan agar tetap sebadan dengan inteletual manusai
sendiri. Kecerdasan intelektual, emosional, spiritual adalah inti dari manusia
sendiri.
Agama merupakan tempat pacu manusia untuk
berbuat kebaikan, dari agama pulalah manusia mendapatkan hakikat kebahagiaan
dan dari agama pulalah manusia mendapatkan ketenangan, namun, ketika manusia
tidak mendapatakan ketenangan dan kepuasan dalam beragama (Agnotesisime)
maka manusia akan mencari solusi lain yang lebih meyakinkan dibandingkan dengan
sebelumya. Bukan berarti pancariyan manusia tercantum pada sekte-sekte di dalam
Islam saja,[3]
namun lebih jauh dari hal tersebut yaitu kepercayaan dan kebatinan. Dari
sinilah berangkat kembali manusia menuju kepada sebuah kenyataan yang ada di
sekitar kita ketika manusia hendak mendapatkan hal yang lebih menarik dan
membahagiakan maka, manusia mencari jalan-jalan dianggap itu adalah jalanyan
terbaik bagi dirinya yang disebut dengan Agama ataupun aliran seperti Kebatinan
di Indonesia.[4]
Salah satu agama besar yang ada di Dunia yaitu
Kristen atau bias dikatkan dengan agama Cinta Kasih karena berangkat dari sati
pemahaman cinta kasih Yesus kepada Umatnya, agama Kristen adalah agama yang
dilahirkan ditengah-tengah umat Yahudi yang dibawa oleh Yesus. Namun sesuai denagn perkembangan zaman, pemahaman-pemahaman yang
ada pada era modern membuat manusia beradu pada ketegangan-ketegangan argument
yang melibatkan antara rasio dan Spiritual salah satu pemahaman yang muncul
pada era Modern adalah Neo-Ortodoksi. Seperti apa sebenarnya Neo-Ortodoksi?
B. Pengertian Kristen
Sangat banyak istilah kata yang dikenal dan
dipakai untuk memperkenalkan agama ini, salah satunya adalah Kristen. Kristen
merupakan sebuah istilah yang umum di gunakan di Indonesia untuk menggambarkan
bahwa agama ini adalah agama yang di bawa oleh Isa Al-Masih atau orang Kristen menyebutnya dengan Yesus
Kristus, namun pada perkembangannya di Indonesia (Khususnya) kata kristen itu di tunjukkan kepada selain
Gereja Katolik , hal ini sudah di tetapkan di Indonesia sejak masa Kepresedenan
Ir. Suekarno bahwa katolik dan Protestan harus di bedakan, oleh karena itu di
dalam tap Preseden No.1 tahun 1965 bahwa agama yang resmi di Indonesia adalah:
Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghuchu, dalam tap ini jelas di katakan bahwa Kristen
dan katolik di Indonesia adalah berbeda.
Kata
Kristen berasal dari kata Kristus yang merupakan sebuah apresiasi
penghormatan yang diberikan kepada Yesus dari Nazareth yang diyakini
sebagai pendiri agama ini, sementara Kristus adalah berasal dari bahasa Yunani
(Kristos) yang mempunyai arti yang di urapi. Istilah lain untuk
penamaan agama ini adalah dengan sebutan Agama Masehi, istilah ini dihubungkan
dengan kalimat Messias dalam bahasa Ibrani (al-Masseh, ar-masih,
Masehi, Mesias) yang tetap mempunyai arti yang sama dengan Kristus yaitu
yang di urapi.[5]
Di dunia Barat kristen di sebut dengan Christianity,
istilah ini sangat populer di Barat sama halnya dengan kepopuleran istilah
Kristen di Indonesia.[6]
Istilah Kristen, Kristus, Masehi, dan Christianity
merupakan nama-nama sebutan untuk menggambarkan bahwa yang disebut adalah
ajaran-ajaran dari sang Yesus Kristus, atau agama yang bersifat etik, sejarah,
universal, Monoteisme yang dimana hubungan antara Tuhan dan Manusia terjadi
dengan perantara perbuatan Yesus Krsitus.[7] Bagi
agama Kristen secara keseluruhan bahwa sosok Yesus adalah sosok yang Sakral[8],
raja yang sebenarnya, dan tunduk kepada perkataan-perkataanNya, Yesus adalah
pembawa berita Injil, berita gembira tentang cinta kasih Tuhan.
1. Sejarah Isa Al-Masih
a. Kondisi Tempat Kelahiran Yesus (Geografis)
Sekitar Abad ke-12 SM, Bangsa-Bangsa laut yang
berasal dari pulau Kreta atau juga di sebut dengan Yunani mencoba menyerbu Mesir,
namun serbuan tersebt dinyatakan gagal oleh karena itu sebagian orang-orang
Yunani atau pulau Kreta ini mendarat di bagian Selatan pantai Filistin (Bahasa
Yunani Palaistina, latin Palestina), nama kota ini digunakan pada
abad ke-5 oleh karena itu tidak disebutkan di dalam Perjanjian Lama, namun di
dalam Perjanjian lama tanah ini disebut dengan Kan’an dan dikenal dengan tanah
Perjanjian yang di adakan Allah dengan Abraham: “Aku akan mengadakan
perjanjian antara aku dan engkau serta
keturunanmu turu temurun menjadi perjanjian yang kakal, supaya aku menjadi
Allahmu dan Allah keturunanmu 7, Kepadamu dan kepada keturunanmu akan kuberikan
negri ini yang kau diami sebagai orang asingyakni seluruh tanah Kan’an akan
kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya dan aku akan menjadi Allah mereka,
8” (Kejadian 17:7-8) namun setelah penduduk tersebut berganti nama menjadi
Israel, maka tanah itu diberi nama kembali dengan Negri Israel “Seluruh
tukang besi tidak terdapat di seluruh Negri Israel, sebab orang Filistin
berkata: jangan-jangan orang Ibrani membuat pedang atau tombak” (1 Samuel,
13: 19). Kemudian di ganti lagi menjadi sebutan tanah Suci pada abad
pertengahan, “Dan Tuhan akan mengambil milikNya di tanah Yang kudus
(Suci) dan ia akan memilih Yerusalem
pula” (Zakharia 2: 12).[9]
Palestina sendiri dalam segi luas wilayahnya
di mulai dari Lereng Selatan gunung Hermon hingga berakhir pada tepi Selatan
gurun negeb dan juga di batasi disebelah barat oleh Laut Tengah dan disebelah
Timur oleh laut Yordan, sednagkan janji Allah kepada Abraham lebih luas dari
Palestina[10]
(Kej. 17:8) bahwa tanah perjanjian itu meluas kesebelah Utara hingga gerbang
Hamad di Syiria dan di sebelah Selatan hingga sungai Mesir, semua batasan ini
di capai pada masa kaisar Solomo dan Daud dan ditambah lagi sebagian besar daerah
Transyordan, meskipun batasan wilayah ini tidak disebutkan di dalam perjanjian
(Bilangan. 34:12).[11]
Sangat jauh sebelum jatatan sejarah lahir
bahwa orang sering melalui Palestina dalam hal berpergian hal ii dibuktikan
bahwa ditemukannya benda-benda alam dan buatan manusia yang ditemukan jauh dari
daerah asalnya, Palestina merupakan jembatan penghubung antara Eropa, Asia dan
Afrika, Saudagar, Pedagang dan Penziarah dengan cara mendaki bukit-bukit,
mengarungi sungai-sungai, Tuhanpun telah memilih daerah ini untuk tempat
pemberian berita-beritaNya.[12]
Pelstina jauh lebih lebar dari Timur ke barat
pada bagian ujung sebelah Selatannnya, dataran pantai Utaranya menghilang di
Trus (sekarang Perbatasan Israel-Libanon) dan di kaki gunung Karmel, di bagian
ujung Selatannya, dataran pantai sangat lebar, searus dengan hal demikian
dataran yang lebar tersebut di bagi ke dalam beberapa daerah yang pada zaman
Perjanjian Lama dikenal dengan dataran Asyer (antara Tirus dan Karmel) dataran
Saron (antara Karmel hingga Yope atau Tel Aviv).[13]
Di bagian Selatan antara dataran pantai dan jajaran guung terdapat daerah yang
sangat subur dan luas yakni Syefela, selama pada masa para Hakim dan pada masa
permulaan kerajaan Israel daerah ini mengalami sebuah peperangan yang tidak ada
putus-putusya antara Isral (di jajaran gunung-gunung) dengan Filistin
(Sepanjang daratan pantai)[14]
Pegunungan sebelah Barat (Pelesten-Jajaran tengah) merupakan
bagian daratan bagi daerah tersebut,
pegunungan ini hanya terputus oleh lembah Yizreel (Esdraelon) di Galelia
(tempat kelahiran Yesus)semua gunung di daerah ini mengarah kelaut dan
membentuk pegunungan Karmel, melintasi celah sempit Wadi Ara sepanjang Magid,
memotong lembah Yezreel melalui Gelilia dan berakhir di Damsik, di daerah ii
ada sebuah jalan raya yang di beri nama dengan jalan laut. Jalan Utara selatan
yang lebih pendek namun paling sulit di tempuh karena menyusuri tebing-tebing
gunung dan memutar di sisi-sisi gunung-gunung.[15]
Dataran Esdraelon dengan sangat jelas
memisahkan perbukitan di sebelah Utara dengan gunung-gunung di bagian Selatan.
Daerah Utara itu dikenal dengan sebutan Gelilia daerah di sebleh Selatan tidak
ada batas yang jelas kecuali sampai dengan daerah Stapa atau Negeb, menurut
pembagian politis selama fase kerajaan Israel wilayah Utara disebut Samaria dan wilayah Selatan disebut dengan
Yudea sedangkan di Selatan nageb adalah derah Sinai.[16]
Batas Gelilia adalah bagian Utara sungai Litani kesebelah laut dan gunung
Hermon kesebelah Timur laut, sedangkan batas Selatan terdiri dari jajaran
gunung karmel kesebalah Darat daya dan gilboa kesebelah Tenggara, daerah Gelilia asat adalah daerah pegunungan
dengan ketinggian kurang lebih 914 M. Daerah Gelilia bwah terdaat bukit-bukit
dan lembah-lembah yang sangat luas hingga kebagian Selatan yang di tandai
dengan dataran besar Esdroelon.
Nama Gelilia berasal dari bahasa Yunani yang
artinya adalah wilayah, seperti wilayah-wilayah Pilistin ( Yos. 13:2) atau
wilayah-wilayah lain (Yes. 8: 23) di Provinsi inilah letak desa Nazaret tampat
asal Yesus sekalipun desa yang kecil namun Nazaret di lupti dua kota besar
Teberias dan Seforis, kebanyakan penduduk dua kota itu bukanlah Yahudi,
sedangkan desa ini adalah pemukiman orang-orang Yahudi, Nazaret adalah desa
yang miskin dan banyak penduduknya karena kurangnya tempat pertanian dan
kurangnya air, sementara istu Yesus lahir didalam keluarga yang pekerjaannya
adalah tukang kayu, hal ini mengindikasikan bahwa Yesus hidup dengan layak.[17]
Di sisi lain batas Utara Samaria ditandai
dengan jelas oleh dataran Esdrailon, batas Timur adalah sungai Yordan dan batas
Barat adalah laut tengah meskipun bagian pantai jarang sekali dikuasai oleh
Israel, Samaria tidak mempunyai batas Selatan yang jelas, namun Betel di
ketahui berada dekat batas Selatan (1 Raj. 12:29-30) sebagian besar daera
Samaria merupakan gunung-gunung yang ketinggiannya sekitar 600 M.
Lembah-lembahnya yang luas sering berisi air apalgi di saat hujan ynag musiman,
sementara itu Samaria bagian Barat ditandai ke bagian pantai dengan padang
pasir dan rawa-rawa, namun bagian Timurnya gersang menurun hingga ke Yordan.[18]
Nama Samaria sendiri berasal dari bukit tempat
Omri menetapkan ibu kotanya pada masa perpecahan kerajaan (1 Raj. 16:24) hal ini
sesuai dengan kebijaksanaan Asyur, seusai menaklulkan Samaria, orang Asyur
membawa orang yang paing mungkin memberontak para pemimpin agama dan juga
politik, dan sekaligus menempatkan tawanan dari bangsa-bangsa lain di Samaria,
dari kondisi ini tawanan lain dari bangsa lain yang di tetapkan di Samaria maka
pada akhirnya terjadilah pencampuran sesudah masa pembuangan yang kemudian
dinamai dengan orang Samaria (2 Raj. 17:6,24); Neh. 4:2) kemudian pada zaman
perjanjian baru oarng Yahudi tidak bergaul dengan orang-orang Samaria (Yoh.
4:9).[19]
Namun di bagian lain dari Samaria ada tempat yang bernama Yudea yaitu daerah
Selatan Samaria hingga Nageb, nama Yude di gunakan pada masa Perjanjian Baru,
Yude berasal dari nama Yahuda suku utama yang menjadi asal dinasti Daud, daerah
berbeda dengan Samaria, daerah ini dijepit oleh gunung dan dikelilibgi oleh
lembah-lembah batu-batu besar di sebelah Barat terdapat bukit-bukit yang
bertingkat-tingkat (Syefela) dengan bukit-bukit dan lembah-lembah yang
menghasilkan buah dan juga sayur secara berlimpah.[20]
Al-kitab menjelaskan secara umum bahwa Nageb
berbatas dengan derah di sebelah Selatan
Bersyeba, Nageb merupakan sebuah daerah
di Stepa yang letaknya sangat tinggi dan curah hujan sangat sedikit
sekali dan berdampak pada hampir tidak ada tumbuhan yang tumbuh di daerah ini,
namun masayarakat sekitar untuk melengkapi keperluan hidupnya mereka menggali
sumur-sumur, sehingga orang dapat hidup di Nageb.[21]
Satu daereh lagi yang tidak pernah termasuk kedalam kekuasaan daerah pelestina
yaitu jazirah Sinai, kisah-kisah yang sangat menonjol pada masa purbakala
(Imamat, Bilangan, Keluaran) maka patut disebutkan tiga tempat ternama di
kawasan ini, Pertama, di bagian Utara terdapat sebuah tempat yang
bernama gurun Zin tempat pemukiman yang terpenting adalah Khirbet el-Quedeirat
dan AM Qedeis, tempat ini adalah tempat orang Israel berkemah selama 38 tahun.[22]
b. Kondisi Masyarakat
Yesus adalah seorang anak Yahudi yang lahir
dan tinggal di tanah Pelistina, sejak masa kecil Yesus dia sudah mendengar
cerita-cerita penalukan dan juga penindasan, kisah-kisah tersebut sangat
berkaitan dnegan cerita-cerita bangsa-bangsa lain yang ingin merebut dan
menaklukan kota Pelestina dan penduduknya. Bukan hal yang mudah untuk
mempertahan tanah Pelestina dari tangan kekuasaan Yahudia, Roma adalah penguasa
terakhir yang dapat menguasai Pelistina, namun jauh sebelum Roma bangsa
Babelonia (539) SM kemudia dilanjutkan kembali oleh Persia dan Yunani setelah
itu baru Roma yang menguasai Pelestina pada tahun 63 SM, cerita-cerita inilah
yang selalu didengar oleh Yesus sejak
masa kecilnya.
Namun orang-orang Yahudia tetap yakin bahwa
yang berhak menempati kota Pelestina adalah orang-orang Yahudia, karena orang
Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, karrena mereka adalah bangsa terakhir dari
keturunan Abraham, Ishak dan Ya’kub, cerita-cerita yang disampaikan kepada
Yesus antara lain adalah bahwa nenek moyang Yahudi pernah dijadikan budak,
ditindas, dihina oleh bangsa Mesir namun karena mereka adalah bangsa pilihan
dan Allahpun membebaskan mereka melalui perantara nabi Musa,[23]
musa sendiri adalal sosok yang diyakini oleh orang-orang Yahudi sebagai pendiri
agama Yahudi walaupun pada konteks sejarah di awali pada masa Nabi Ibrahin yang
diyakini sebagai bada agama.[24]
Namun orang-orang Yahudi yang hidup di masa
Yesus tentu tidak melupakan begitu saja cerita masa kejayaan pemerintahanSaul,
Daud dan Solomo, pada masa inilah bangsa Israel hidup bahagia dan merdeka
namun, sesudah massa mereka orang-orang Israel lebih banyak dijajah oleh
bangsa-bangsa lain. Walaupun situasi
sedang mengalami jajahan, namun mereka masih yakin tentang kerohanian yang
sangat mendalam, keyakinan itu meliputi perjanjian yang sudah dibuat oleh nenk
moyang mereka dengan Allah bahwa, Allah telah memilih mereka sbegai bangsa,
suku pilihan, oleh karena itu mereka yakin pada suatu saat nanti mereka akan
mendaatkan sang Mesias dari Tuhan yang akan membuat mereka menjalankan peran
sebagai bangsa pilihan Tuhan, namun setelahYesus hadir ditengah-tengah kalangan
mereka, banyak penafsiran yang berbeda mengenai mesias tersebut, sebagian
pandangan tersebut adalah; sang Mesias nanti akan membanun kerajaan Daud kembali,
sebagian lainnya memandang bahwa sang mesias datang itu menandakan Allah akan
mengakhiri dunia dan akan mendirikan kerajaan yang akan di pimpin oleh Mesias.[25]
Perlu juga diinformasikan bahwa, sebelum Yesus
lahir bangsa Yahudi sangat terpukul oleh bangsa Roma yang menguasai Pelestin,
Raja Roma menerapkan sistem ganda kepada
bangsa Yahudi, bahwa Yahudi dipimpin oelh seoarang utusan yang berasal dari
Roma sendiri bukan dari bangsa Yahudi orang tersbeut adalah Herodes, dia memang
keturunan Yahudi tetapi bekerja di bawah kepemimpinan Roma hingga saham-saham
Yahudi di jual kepada bangsa-bangsa asing.
2. Kelahiran Yesus
Raja Yudea adalah gelar dari imam besar yang
bernama Zakharia dia adalah berasal dari rombongan Abia, dia mempunyai istri
yang bernama Elisabet, kedua orang ini adalah soosok yang taat dalam beragama
segala macam perbuatannya dikontrol dengan taatnya kepada Tuhan, tetapi
keduanya sayang seribu sayang tidak mempunyai anak, kerena Elisabet mandul dan
keduanya juga sudah tua, pada suatu hari ketika giliran Zakharia untuk diundi
sebagi imam yang akn dihadapkan kepada Tuhan untuk masuk ke bai suci dan
membakar ukupan disitu, semetara itu seluruh umat berkumpul diluar dan
sembahyang, ketika Zakharia sudah membakar ukupan maka nampaklah di sebelahj
kanan seorang Malaikat yang bernama Mezbah, Zakhariapun tersekejut, namun
malaikat itu berkata; “jangan takut Zakharia, doamu sudah dikabulkan
danistrimu Elizabet akan melahirkan seoran anak laki-laki untukmu dan engkau
harus menaminya dnegan Yohanes”[26]
engkau akan bersuka cita akan kelahiran itu dan orang lanpun akan ikut
bersuka citta juga dengan kelahirananak engkau tersebut, sebab dia akan hdiup
dihapan Tuhan dan dia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan dia adalah
akan di penuhi dengan Roh Kudus sejak dari rahim Ibunya, dia akan membuat Bani
Israel kembali kepada Tuhan, dia akan mempersiapkan seoarng umat yang layak
bagi Tuhan Allahmu.
Zakharia
bertanya kepada malaikat tersebut; “bagaimana aku bisa tahu bahwa hal ini
akan terjadi? Jawab malaikat tersebut; “akulah Gabrel sanga perintah
Allah dan aku diutus oleh Allah untuk menyampaikan berita ini kepadamu,
sesungguhnya engkau akan menjadio bisu dan tidak akan dapat berkata-kata sampai
hari dimana semuanya ini akan terjadi, dikarenakan engkau tidak percaya akan
perkataaku ini dari Tuhan Allah” sementara itu orang sangat banyak diluar
menunggu Zakharia keluar, mereka bingung bahwa Zakharia lama berada di dalam
bait suci, namun ketika Zkahria keluar bait suci dia hanya mengisyaratkan
kepada masyarakat untuk pulang kerumah, karena dia tidak dapt berbicara.[27]
Bulan keenam gabrelk diperintahkan Allah untuk
pergi kesebuah tempat yang bernama Nazaret yag bertempat di kota Galelia untuk
bertemu dengan Yusuf dari yang seang bertunangan dengan Outri Daud yang bernama
Maria, tibalah Gabrel di tempat Maria dan langsung mengucapkan: Salam! Hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau, jangan takut hai Maria sebab
engkau beroleh kasih di hadapan Allah, sunggh engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorng anak laki-laki yang engkau beri Yesus, dia akan menjadi besar
dan dia akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi, dan Tuhan akan mengarunia
Raja dari keturunan Daud bapa leluhurnya dan dia akan merajai dari semua
keturunan ya;kub dan kerajaannya bertahan selama-lamanya”[28]
Pemberian nama untuk Yesus bagi umat Kristiani
sangatlah berharga, karena nama mampu menunjukan derajat seseorang, nama yesus
adalah suci, sehingga anak-anak orang Kristen dilarang untuk memberikan nama
bagi anaknya dengan gelar Yesus, namun, pada masa pperjanjian baru nama Yesus
sangat umum banyak orang yang menggunakan nama Yesus untuk gelar manusia biasa,
namun pada abad berikutnya nama Yesus dianggapsuci sehingga dilarang nama Yeus
digunakan sebagai pelingdung baptis.[29]
3. Ajaran Yesus (Iman dan Teologi Kristani)
Teologii Kristiani meruapakan refleksi ilmiah
orang-orang Kristen atas iman yang
mereka hayati sebagai orang Kristen, ada perbedaan yang sangat besar
antara iman Kristen dan teologi Kristen;
a. Iman Kristen
Isi iman Kristen adalah bahw Allah telahmemasuki sejarah keberadaan manusia
secara istemewa yang dimulai dari konsep pewahyuan yang ditujukan awal pada
masa Abraham dan di akhiri pada masa Yesus sebagai nabi terakhir yang diimani bukan sebagi nabi biasa
atau tidak seperti nabi-nabi terdahulu yang mendahului Yesus, karena Yesus
dijadikan oleh Tuhan Bapa sebagai Tuhan yang Kristus. [30]
Yesus Kristus itulah yang meruapakan sabda Allah yang menjelma menjadi seorang
manusia, oleh karena itulah Yesus Kristus adalah pusat iman dan pusat Teologi
Kresten.[31]
Jiak diajukan suatu pertanyaan bagaimana Iman Kepada Yesus yang hidup 2000
tahun silam masih melekat di hati umat Kristen hingga sekarang, jawabannya
adalha karena tradisi yang kuat yang selalu menjalankan perintah-perintah yesus
secara turun temurun, melalui sejarah, melalui gereja, namun setelah Yeus
meninggal dunia memang iman Kristen goyang, masih terikat dengan duniawi atau
hal-hal yang melenceng dari ajaran Kristen, namun setelah Yesus dihidupkkan
kembali diantara orang yang sudah mati maka iman Kristen kembali jaya,
lebih-lebih ketika diturunkannya Roh Kudus dai hari Pantekosta, para Rasul
berani memberikan kesaksian tersebut hingga keujung bumi sesuai dengan perintah
Yesus kepada mereka sebelum Yesus naik ke surga, iman kepada Yesus dan para
rasul itu akan terus bangkit secara turun temurun.[32]
Jelas sekali bahwa iman kepad Kristus itu diterima melalui sejarah manusia,
khusnya pada masa sejarah keselamatan yang terjadi ke dalam dua priode, pertama,
sejarah bangsa Israel yang berabad-abad lamanya menantikan kedatangan sang
Mesias, Kedua, sejarah gereja pula yang telah menyampaikan berabad-abad
lamanya tentang sabda Allah telah menjadi Yeus Kristus dari Nazaret yaitu sang
Mesias yang dinanti-nantikan, memaklumkan kewaftannya dan memuliakan kebangkitannya
dan merindukan kedatangannya kembali pada hari Akhir nanti.[33]
b. Teologi Kristen
Tidak terlalu jauh pengertiannya dengan Iman bahwa, teologi adalah reflesi
iman ilmiyah iman, teologi juga tumbuh dan berkembang didalam sejarah umat
manusia, terutama pada sejara Israael dan sejarah gereja, sudah dijelaskan di
bagian atas bahwa sebelum paskah iman uma kristen masih belum terlalu kuat
masih dalam status kebimbangan karena tidak ada yang paham dengan karya-karya
Yesus, setelah hari paskah dan Pantekosta maka iman-iman orang kristen kuat
karena di dalam waktu ini roh kudus akan
memimpin mereka ke dalam kebenaran.[34]
Sejak kenaikan Yesus kesurga para Rasul di bawah bimbingan roh kudus
mereflesikan perjumpaan mereka dengan
Sang Putra (Yesus Kristus).[35]
Teologi
Kristen dapat dibagi kedalam empat pengertian, Pertama, teologi dasar (Theologia
Fundamentalis) merupakan
pembahasan-pembahasan dasar apa yang menjadi prinsip pengetahun yang menjadi
bidang teologi yakniwahyu dan iman, selain itu teologi dasr juga berperan untuk
mempertanggung jawabkan iman dan akal-budi. Kedua, Tafsir Kitab Suci
yaitu menafsirkan secara ilmiah iaman Yahudi Kristiani sejauh mungkin dan
seluas mungkin, baik dalam perjanjian lama ataupun dalam perjanjian baru. Ketiga,
Teologi Dogma, teologi ini berusaha menghuraikan ajarn-ajaran pokok iman,
istilah dogma sendiri dalam gereja adalah sebuah ajaran secara eksplesit yang
diajarkan oleh magisterium gereja yang berasal dari wahyu Tuhan, sehingga jika
ada yang menyangkal maka orang tersebut di katakan bid’ah, dalam dogma di bahas
mengenai siapa Allah? Siapa Yesus? apa
rencana Allah? kapan hari kiama? apa itu Gereja? apa Sakramen? Dll. Keempat,
Teologi Praktis, dalam hal ii tidak ada pertanyaan seperti apa itu, untuk
apa, dalam hal ini ini hanya bersifat praktis, tidak ada pertanyaan yang ada
hanya pekerjaan, namun yang ada pertanyaan didalam teologi pratis adalah
bagaimana caranya agar umat Kristiani berkemang dengan subur, selanjutnya masuk
kebidang moral, Spiritual, Pastoral.[36]
4. Sekte Kristen
Agama krsiten mempunyai beberapa aliran atau sekte didalamnya yang
diakibatkan karena adanya perbedaan pendapat di dalam gereja hingga pada
akhirnya keluar daripada gereja, sekte-sekte tersebut adalah:
a. Katolik
Perkembangan sebuah agama tentu berdampak kesebuah
perpecahan di dalamnya termasuk agama kristen, agama kristen sekarang berbeda
dengan agama kristen awal, agam kristen sekarang jauh lebih berkembang jika
divbandingkan dengan agama kristen saat dia dilahirkan kemuka bumi, agam
kristen sekrang nampak secara besar terpecah kedalam tiga aliran besar, Roma
katolik, Ortodok Timur dan Protestan. Gereja Roma Katolik erpusat di Vatikan
dan menyebar keseluruh dunia hingga di katakan bahwa aliran ini adalah aliran
paling menonjol karena meliputi Eropa Tengah dan juga Selatan, Irlandia dan
Amerika Selatan. Sedangkan Proteskan mengusai Inggris, Skotlandia, dan Amerika
Utara selanjutnya adalah Gereja Ortodok Timur, gereja ini mempunyai sebuah
pengaruh yang besar di Yunani dan Negara-negara berbahasa Slavia dan juga Uni
Soviet.[37]
Pada tahun 380 M gereja Katolik resmi menjadi
Gereja di dalam kekaisaran Roma hingga
pada tahun 1054, dan pada tahun ini pula di tandai sebuah perpecahan antara
Gereja Roma Katolikd an Gereja Ortodok Timur, alasan utama terjadninya perpecahan
tersebut adalah di karenakan perbedaanGeografis, bahasa politik, budaya,
danperbedaan paham di dalam agama itu sendiri. di dalam gereja Roma Katolik
(gereja Katolik) ada dua dasar yang membedakan dari gereja yang lain.
Pertama, Kuasa Mengajar Gereja, konsep mengajar gereja
ini berawal dari sebuah pemahaman bahwa
Tuhan datang ke bumi ini dalam pribadi Yesus Kristus untuk mengajar manusia
tentang cara-cara mencapai keselamataan, hal yang paling ditekankan adalah bagaiamna
seorang manusia meggunakan hidup didunia ini dengan sebaik-baiknya untuk
mencapai keselamatan di hidup yang akan datang, untuk itu hal tersebut di
wakilkan kepada Paus, Paus adalahmanusia yang tidak pernah salah apalagi sesat,
karena Yeus adalah pengganti Petrus dimuka bumi ini, jika paus berkata baik itu
masalah iman, ataupun masalah moral itu merupakan kata-kata yang pasti benar,
karena Paus adalah wakil tuhan di bumi dan Tuhan melindunginya.[38]
Kedua,
Gereja sebagai Sakramen, ajaran yang keduai ini tidak kalah pentingnya
dnegan ajaran yang pertama, karena analoginya adalah ketika kitta tahu akan
satu hal dan kta harus mengerjakan apa yang sudah kita ketahui tersebut dan
kembali lagi mencari pengethuan kembali,untuk itu gereja membantu umatnya untuk
melaksanakandua hal ini. Sejak abad ke-12 gereja Katolik menetapkan jumlah
Sakramen yang harus di kerjakan tujuh (7) buah,
tujuh sakramen ini bertepatan dengan waktu-waktu penting, serta meliputi
kebutuhan-kebutuhan dasar kodrati manusia. Sakramen merupakan pendalaman
rohaniah dan persitiwa-peristiwa kodrati, ketika mansuia lahir kemuka bumi maka
harus dibaptis dengan cara menanamkan anugrah Tuhan pertama kedalam jiwanya, (Sakramen Baptis)[39]
setelah itu manusia yang baru lahir dan beranjak dewasa pasti di akan mengambil
sebuah tindakan-tindakan yang matang serta bertanggung jawab, oleh karena itu
tindakan tersebut harus di adakan sakramen (Sakramen Penguatan) dan juga
menyerahkan hidupnya dan karya-karyanya kepada Tuhan (Skaramen Imamat) hingga
pada akhir hayatnya diberikan minyak suci (Sakramen Minyak Suci), sakramen yang
paling sering dilakukan adalah pengakuan dosa (Sakramen Pengakuan Dosa),[40]
yang paling inti di dalam Gereja Katolik adalah Misa atau sering diisebut
dengan Ekaristi Suci, Komuni Suci atau Perjamuan Suci, ciri
utama dari Sakramen ini adalah mengulang kembali upacara perjamuan terakhir
Kristus ketiak Yesus memberikan jamuan roti dan anggur kepada para muridnya
sambil berkata: “Inilah Tubuhky yang telah aku bagi-bagikan kepadamu, inlah
darahku darah yang ditumbahkkan untuk banyak orang, (Mark. 14:22) untuk itu
dalam Sakramen ini roti diibaratkan sebagai Tubuh Yesus Kristus dan anggur
sebagai darah Yesus Kristus.[41] Dua
inilah yang membedakan gereja Roma Katolik dengan Gereja yang lain, baik itu
Ortodok Timur ataupun Protestan, bahwa gereja katolik mempunyai dua ajaran,
Kuasa Mengajar Gereja dan gereja sebagai Sakramen.
b. Protestan (Kristen)
1.
Pengertian Protestan (Kristen)
Negara Indonesia menetapkan bahwa agama yang
mendapatkan hak keberadaannya adalah Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu dan
Khonghucu, oleh karena itulah gambaran Kristen di Indonesia adalah Protestan
dalam catatan sejarah, dan didalam Proteskan juga memiliki aliran-aliran yang
sedikit berbeda dengan pemahaman induknya yaitu Protestan sendiri sebagaimana
aliran-aliran yang tersebut di bagian atas. Aliran-aliran tersebut di Indonesia
tetap di pandang sebagai agama Kristen, baik itu pantekosta atau yang lainnya.
Sebagaimana agama yang lainnya yang mempunyia
aliran di dalam agama tersebut, misalkan gama islam, di dalam agama islam ada
sangat banyak aliran, Muhammadiyah, Nahdalut Ulama, LDDI, dari semua aliran
yang ada di dalam agama islam namun tetap itu adalah agama islam, seperti
demikian pulalah agama Kristen walaupun dalam catatan sejarah agama awalmnya
adalah Katolik sedangkan Protestan adalah aliran yang berpisah dari gereja
Roma, namun hal demikian berbeda di Indonesia, antara Katolik dan Protestan dan
aliran yang di dalam Protestan di bagi ke dalam dua agama, Katolik dan Kristen,
Kristen di sinilah yang di maksut dengan Protestan dan aliran-aliran di
dalamnya.
Mengenai Protestan, sejarah mencatat bahwa nama Protestan itu adalah
singgungan dari sikap orang-orang Kristen yang dinyatakannya dari perbuatan dan
juga lisan terhadap gereja-gereja yang masih berpusat di Roma, sikap protesnya
inilah hingga akhirnya menjadikan sebuah nama sekte dari Kristen, jika kita
lihat dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) Pro-tes/protés/ n pernyataan tidak
menyetujui, menentang, menyangkal, dsb: sebagian orang melancarkan kecaman pedas dan – keras.[42]
Praktek protesnya terhadap gereja oleh sekte ini di mulai sejak abad
pertengahan yang di pelopori oleh Martin Luther.[43]
Gereja Protestan bisa juga dis ebut dengan
nama Reformnasi, hal ini dikarekan bahwa keinginannya untu melakukan
pembaruan-pembaruan di dalam gereja yang bertujuan untuk mengembalikan ajaran
Yesus seperti semula, alasan kecil kenapa Gereja Protestan keluar dari dalam
gereja Katolik, itu dikarekan bahwa gereja Protestan tidak suka lagi dnegn
gereja Katolik yang sudah menyimpang
dari ajaran Yesus.[44]
Gereja Protestan dalam pemahamannya adalah
sangat berpegang teguh kepada al-Kitab yang di yakini itu sebagai firman Tuhan
bukan kepada tradisi yang ada di Roma, dalam pendapat lain juga di katakan
gereja Protestan adalah gereja yang mendengar bukan melihat seperti katolik
teruata dalam misra dan dalam pertunjukan Drama suci.[45]
Ketika pemeluk agama proteskan pergi ke gereja
dan mereka mendengarkan berita Injil, yang dikabarkan oleh para pengkabar bahwa
orang-orang berdosa yang melanggar titah Tuhan iitu tidak ada harganya
sedikitpun bagi tuhan, ketiak seseorang melanggar perintah Tuhan, maka dia
adalah orang yang berdosa dan tidak ada hak oleh manusia menebus dosa dengan
cara surat atau yang lain sejenisnya, kecuali mereka bertaubat dan Tuhan
mengampuninya, itupun jika dia percaya dengan hal itu, efek dari doktrin
Protestan ini adalah untuk membahagiakan pemeluknya tanpa ada paksaan untuk
menebus dosa dengan uang.[46]
Hal yang sangat menarik dalam gereja protestan
adalah: orang-orang Protestan tidak mempunyai data Stuktural organisasi
kegerejaan yang di mulai dari Paus hingga ke bawah, dalam gereja Kristen hal
ini di hapus, di Protestan tidak ada lagi sistem seperti ini yang di katakan
struktur ini adalah perantara keselamatan.[47]
Orang-orang Protestan juga mempunyai doktrin
bahwa: semua jamaat gereja Protestan adalah Padri bagi Tuhan, seperti
kebaktian, semua orang berhak mengikuti kebaktian yang tujuannya adalah memuja
Tuhan yang kata Yesus Tuhan itu adalah Roh, jadi wajib memuja Tuhan dan juga
kebenaran.[48]
Gereja Protestan tidak sebaku gereja Katolik yang hanya mempunyai bahwa ajaran
dari bahasa Latin (Roma) ajaran yang di ajarkan kepada gereja adalah
bahasa masing-masing daerah di mana gereja tersebut berdiri, hal ini bertujuan
agar tidak ada kesalah pahaman dalam memahami Injil.[49]
Protestan mempunyai sikap yang rasional dalam memahami al-kitab.[50]
Pada
abad ke 20, gereja Protestan terpecah menjadi 257[51]
sekte di dalamnya, contoh sekte itu adalah: Advent, Kristen Scientisme, Saksi
Jenovah, Pantekosta.
Pemahaman Protestan dan Roma Katolik dan
juga Ortodoks Timur hanya berasaskan
pada dua analisis, Pertama, Iman,
dan yang Kedua, Asas Protestan.
a) Iman
Agama Protestan adalah agama yang terlahir
dari sebuah refolusi pemikiran yang di katakan karena faktor ekonomi, Politis,
Nasionalisme, paham indivualisme Reanaisans dan akibat penyalah gunaan gereja,
bukan hanya ini yang menjadi latar belakang doktrin dari ajaran Protestan,
Protestan sangatlah menghargai sebuah Iman, iman bagi kalangan Protestan adalah
sesuatu hal yang pasti tanpa adanya bukti yang perlu di tanggapi oleh seluruh
tubuh manusia, namun bukan hanya itu, iman harus ada dasar cinta dan
kepercayaan terhadap Tuhan, gerak iman dalam Protestan harus menyangkut prilaku
dorongan diri kepada sang penebus dosa yang memerlukan kesungguhan baik dari
diri, pemikiran kehendak dan juga persaan, inilah konsep iman dalam Protestan.[52]
Dalam hal ini Luther sendiri mengatakan:
“bahwa seseorang harus menghayati imannya sendiri sebagaimana ia menghayati
kematian di hari kelak yang sudah pasti ada”[53]
b) Asas Protestan
Pandangan umum yang kedua adalah Asas
Protestan, dalam hal ini pandagan pilosofi mengatakan tentang devini Asas
Protestan tersebut bahwa itu adalah suatu peringatan bahayanya memutlkan
sesuatu yang Nisbi, dalam pandangan Teologi maka devinisi asas disini adalah
bahayanga jika seseorang menyembah berhala, penjelasannya adalah, seseorang
wajib mempercayai Tuhan yang berada di luar alam dan juga di luar sejarah,
Tuhan tidak bisa di pisahkan dalam hal itu, tetapi Tuhan tidak bisa disamakan
dengan hal itu pula. Tetapi manusia sering lupa dan cendung menyamakan bahwa
tuhan di samakannya dengan sesuatu yang pernah mereka lihat. Orang-orang
Protestan beranggapan bahwa, gereja, injil dan pengalaman kegamaan pribadi,
mereka menganggap semua hal ini tidak ada sangkutannya dengan Tuhan, ini bukan
Tuhan, karena semua ini ada sejarahnya, sedangkan Tuhan tidak ada sejarahnya.[54]
Sebgai contoh dari asas Protestan ini adalah :
orang-orang Katolik beranggapan bahwa; “Seorang Paus tidak mungkin keliru,
namun dalam hal ini di tentang oleh Protestan yang mengatakan bahwa pikiran
Paus hanyalah jalur kecil dari pemikiran Tuhan, mungkin saja dia salah.[55]
Orang-orang Protestan sangat mengharigari Kitab Injil bahkanmereka tidak berani
mengobah walaupun itu hanya satu hruf
saja, karena mereka berkeyakinan bahwa injil itu adalah perkataan Tuhan yang di
bukukan, jadijangan pernah memberi ajaran yang salah terhadap Injil.[56]
2. Sejarah Protestan
Pada awal abad ke XVI di mana-mana masyarakat
yang sudah memeluk agama kristen yang
sudah mendirikan gereja-gereja katolik, tapi semua keadaan gereja tidak
ada perobahan sedangkan zaman tetap berobah, tetapi gereja-gereja tidak
mengikuti zaman, gereja-gereja di biarkan saja dengan bangunannya yang kumuh
tidak ada pembaharuan,namun tidak ada satupun dari orang yang tertinggi dari
gereja yang hendak memperbaikinya.[57]
Jerman salah satu dampak yang begitu mengena
dalam persoalan ini, di tambah lagi kaisar Jerman yang sudah hampir kehilangan
wibawa dan kekuasaannya dan hanya raja-raja masing-masing daerah saja yang
memimpin masayarakat bukan lagi Kaisar tertinggi.[58] Di bandingkan dengan Karel V yang paling
berkuasa untuk di wilayah Eropa, di karenakan dia dapat menguasai daerah
Autralia, Belanda, Spanyol, Italia Selatan dan daerah-daerah kekuasaan Spanyol
di Amerika, di tambah lagi Karel V di jadikan Kaisar di Jerman pada tahun1519.[59]
Sejarah lagi mencatat bahwa tidak semudah itu Kaisar Karel di setujui penduduk
setempat untuk menjadi Kaisar di Jerman termasuk raja-raja bawahannya di Jerman
juga banyak yang memusuhinya.[60]
Dia adalah Rum-Katolik yang sangat fanatik.
Pada waktu ini pulalah diceritakan sosok reformasi gereja, dalam
reformasi gereja ini terdapat dua pembedahan Sekte Protestan, yaitu Protestan
Klasik dan Protestan Radikal.
a. Protestan Klasik
Protestan Klasik adalah gerakan pertama kali
yang di bawa oleh Luther dan Calvin
dengan argumen-ergumen barunya tentang kegerajaan dan juga tentang struktur di
dalam gereja, tidak hanya itu saja, Luther juga berani menerjemahkan injil ke
bahasa Jerman, reformasi besar-besaran terjadi pada abad ke 16 dan disini
pulalah terjadi pembelaan antara Protestan dan Katolik, katolik mengatakan
bahwa Portestan adalah berpisah dengan gereja namun pendapat ini di sangkal
pada abad ini bahwa protestan tidak berpisah dnegan gereja, melainkan hanya
pemisahan dalam gereja saja.[61]
Yang di kategorikan sebagai Prtestan Klasik dan di dalamnya ada bereapa orang:
1. Marthin Luther
Tahun 1483 pada 10 November lahirlah seoarang
anak yang berasal dari pekerja tambang yang bernama Hans Luther, kemudian dia
di baptis dan di ganti namanya dengan Martinus dan menjadi Martin Luther, pada
awalnya dia dia di sekolahkan di tempat pendidikan yang berkualitas rentah,
namun ternyta dia adalah orang yang sangat cerdas dan pada akhirnya dia di pindahkan
ke sekolah menengah di Magdebrug, Luther dilahirkan dari keluarga yang
miskin, oleh karena itu ketika dia sekolah di Magdebrug untuk membiayai
kehidupannya, maka dia mengamen di pinggir-pinggir jalan, dia adalah anak muda
yang sangat berbakat bermain alat musik “kata teman-temannya”.[62]
Ketika dia sudah lulus di Magdebrug
maka dia pindah sekolah ke perguruan tinggi di Erfurt hal ini terjadi
pada tahun 1501, ayah Luther menginginkan agar anaknya menajdi sesorang yang
ahli hukum, oleh karena itu terlebih dahulu dia mempelajari ilmu-ilmu filasafat
selama beberapa tahun, yang sangat anehnya, pada masa inilah Luther pertama
kalinya membuka al-Kitab saat dia berkunjung ke perpuastakaan Erfurt,
namun dia sering mendengar berita Injil saat kebaktian, tetapi dia tidak pernah
membuka secara langsung kitab Injil, baik Fatikan dan juga surat-surat Paulus.
Dan baru saat itulah dia melihat bentuk aslinya al-kitab.[63]
5 (Lima) tahun kemudian terjadilah
perobahan kepada Luther dengan rasa penasarannya terhadap al-kitab yang baru di
meja perpustakaan dia pegang yang selama ini hanya dia mampu mendengan namun
tidak dapat memegang apalagi melihat tulisan dari al-kitab itu sendiri, dengan
kejadian ini dia berniat untuk menjadi rahib, ceritanya adalah: “ketika
Luther keluar dari rumah orang tuanya untuk pergi kembali ke Erfrut dan ketika
ditengah perjalanan ada halilintar dan guruh, pada saat ini Luther mengalami
rasa ketakutan, dan dia sambil berteriak disertai dengan amarahnya karena
selama hidupnya dia hanya pertama kalinya memegang al-Kitab, dia berteriak !
“Santa Anna yang baik, tolonglah aku! Aku mau menjadi Rahib” sejak saat inilah Luther berusaha sekuat
mungkin untuk menjadi seorang rahib, hingga pada akhirnya di minta masuk ke
biara ordo Augustian.[64] Pada saat inilah dia mulai melancarkan
beberapa pendapatnya mengenai gereja Roma.
Martin Luther adalah penggerak Reformasi
kegerejaan khususnya atas penyelewengan-penyelewengan firmasn Tuhan di dalam
gereja, Luther menulis 95 pasal yang di tujukannya kepada Gereja Roma Katolik
yang pokok inti dari 95 pasal itu adalah Roma katolik melanggar ketentuan
al-Kitab,[65]
secara umum berikut ada beberapa gambaran Protes Luther terhadap gereja:
Pertama, masalah susunan pejabat gereja,[66]
Kedua, tentang kepercayaan Roma Katolik bahwa Yesus
tidak mungkin berbuat salah,[67]
Ketiga, tentang hidup membujang (Tidak nikah),[68]
Keempat, tentang pemujaan dalam agama katolik yang di
katakan bahwa cara pemujaan katolik sama dengan menyembah berhala, [69]
Kelima, tentang ketahayulan dan perbuatan Magis,[70]
Keenam, Orang-orang Gereja lebih mementingkan Tradisi
dibandingkan Sabda Allah,[71]
Ketujuh, Protestan menentang cara pelaksanaan gereja
Katolik yang menyimpang dari ajaran,[72]
Kedelapan, masalah adanya surat penebusan dosa.[73]
Tulisan lain terdapat pula mengenai pemikiran
Luther, Pertama,Luther sangat mengancurkan kepada murit-miuritnya agar
taat kepada pemerintah, walauoun pemerintah itu berdoa, tetapii kita harus taat
kepadanya, usrusan dosa itu adalah usrusan Allah, ukan urusan kita.[74]
Luther juga melarang tentang pembunuhan sesama manusia.[75]
2. Johanes Calvin
Calvin di lahirkan pada tahun 1509 di kota
Nuyon yang bertepatan di Prancis Utara,
bapanya adalah seorang pegawai uskup di daerah sana, dia mulai masuk
sekolah menengah dan terus berlanjut ke Universitas di Paris, mas mudanya dia
sekolah ke Starburg dan terus ke Basel, dan dia juga di sebut dnegan nama
Institutio, dan dia tinggal di Djenewa dan 2 tahun kemudian dia menjadi pendeta Resmi di sana,dia mempunyai teman
yang bernama Farel, Calvin mengajukan satu rancngan baru kepada negara untuk
melakukan penjamuan kudus selama satu bulan satu kali, ketiak Calvin menjadi
pendeta, dia diknal dnegan kecam, dia memaksa jamaat untuk menandatangani surat
pengakuan Kristen, begitu juga dengan peraturan nikah, calvin membuatkan
ketentuan baru untuk orang yang menikah.[76]
Namun, rencana Calvin itu tidak disepakati
oleh pemerintah, bukan hanya pemerintah yang melecehkan pendapat Calvin, tapi
juga masayrakat, hingga pada akhirnya Calvin tidak diizinkan lagi naik Mimbar,
pada tahun 1538 dia di pecat menjadi pendeta di Djenewa dan dia pindah ke
Starsbrug di tempat inilah dia mendapatkan kenikamatan, hingga dia mengarang
kitab-kitab berupa tafsiran firman Tuhan namun, calvin itu di katakan tidak
pernah bertemu dengan Luther, [77]
Gereja Calvin adalah gerja terbanyak di dunia,[78]
dikarekan ajaran Calvin lebih mudah di paham, secara umum pemikiran Calvin
sebagai berikut;
Pertama, Kecintaan calvin terhadap kebenaran.[79]
Keberan pertama yang harus di yakini adalah Tuhan dnegan cara memahamami
satu-satunya sumber Tuhan yaitu Injil.[80]
Kedua, cinta kepada ajaran tentang Tuhan.[81]
Agama bukanlah sesuatu hal yang memberikan kebahagian bagi yang mayakinya,
bukan itu, tetapi agama itu sebagai jalan untuk kepentingan menyembah dan
pelayanan terhadap Tuhan, begitu juga terhadap manusia, bahwa agama akan
memberikan pelayanan yang baik terhadap manusia.[82]
a) Beberapa Sekte dalam Gereja Protestan.[83]
Tidak jauh beda dengan agama-agama lain, baik
itu Yahudi,[84]
Islam,[85]
berikut adalah gambaran beberapa sekte dalam gereja Protestan:
1. Gereja Advent
Ciri umum dari ajaran gereja ini adalah harapan kepada
Yesus[86]
bahwa dia pasti akan datang kembali kedunia untuk mendirikan kerajaan 1000
tahun yang aman, adil, serta sejahtera.[87]
2. Gereja Advent hari ketujuh
Selain menantikan kedatanagn Yesus Sekte ini juga
menjadikan hari sabtu sebagai hari kebaktian.[88]
3. Gereja Kristen Scientisme
Sekte ini berpendapat bahwa hanya unsur kerohanian
sajalah yang dpat berkuasa ats segala-galanya sedangkan materi itu hanya
bersifat maya.[89]
4. Gereja Pantekosta
Mereka berpendapat bahwa harapan yang besar terhadap
pengobatan yangbesifat ajaib dari Yesus.[90]
5. Gereja Saksi Yehovah
Mereka berpendapat sama dnegan gereja Advent
6. Gereja Mormons[91]
Cirinya adlah seorang pendeta dalam sekte ini harus
berkulit putih, dan penganutnya boleh berpoligami.
7. Gereja Presbytaryans
Ciri-cirinya adalah mereka mempunayi pemahaman bahwa,
bukan perbuatan baik dan buruk kita yang akan mendapat ganjaran oleh Tuhan,
tetapi semata-mata karena dipilih sendiri oleh Tuhan, ini adlah dibwah
naungannya Calvin.[92]
8. Gereja Anglikan
Ciri-ciri dari gereja ini adalah walaupun ajarannya ma
sih sama dengan Roma katolik, tetapi pendetnya di perbolehkan menikah dan hal
ini mejadi gerja di negri Inggris.[93]
Gereja ini di mulai pada masa raja henry VIII.[94]
9. Gereja Queker
Ciri dari ajarannya adalah: ilhamd an wahyu dari Tuhan
dapat langsung diberikan kepada Tuhan melewati hati nurani manusia itu, maka
al-kitab bukan satu-satunya ajaran Tuhan.[95]
10. Gereja Baptis
Ciri-ciri dari ajaranya adalah; adanya laranagn
pembaptisan kepada anak-anak karena dia masih belum adanya kesadaran untuk
melaksanakan kebaktian keapda Tuhan.[96]
11. Gereja unitarian
Ciri-ciri dari ajaran Sekte ini adalah; menetang ajaran
trinitas dan mengatakan bahwa Tuhan itu Satu (Esa) dan Yesus itu manusia
bukanlah Tuhan.[97]
C. Neo- Ortodoksi
Istilah neo-ortodoksi berarti "ortodoksi yang
baru"; namun demikian, meskipun hal itu adalah baru, hal itu bukan
ortodoksi. Neo-ortodoksi merupakan suatu reaksi terhadap kegagalan dari
liberalisme.[98]
Dalam bahasa sederhananya bisa diartikan sebagai penekanan sikap “kembali”kepada
sumber wahyu yang paling asli (kitab suci). [99]Terjadinya
Perang Dunia I mendemonstrasikan kekeliruan teologis dari liberalisme dengan
menyangkali dosa dan meneguhkan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Karl
Barth (1886-1968), berusaha untuk menemukan kebenaran pada saat ia meninggalkan
pengajaran liberal nya dan menyerahkan dirinya untuk mempelajari Kitab Suci
dengan serius. Publikasi Commentaryon the Epistle to the Romans dari Barth pada
tahun 1919 dipertimbangkan sebagai permulaan dari neo-ortodoksi, dan pemutusan
dengan liberalisme. Namun demikian, neo-ortodoksi memiliki keragaman
opini-opini teologis yang luas.[100]
1. Teologi soren kierkegaard
a. Perkembangan Sejarah Teologi Kierkegaard
Soren Kierkegaard (1813-1855) adalah seorang filsuf Swedia dan
pendiri dari ekslstensielisme, dan neo-ortodoksi dibangun atas dasar itu. Latar
belakang Kierkegaard tampaknya memiliki pengaruh yang dalam pada
kepercayaan-kepercayaan teologisnya. Ia memiliki disposisi yang melankolik,
demikian pula ayahnya, yang berpikir bahwa ia telah berdosa melawan Roh Kudus.
Kierkegaard memiliki banyak masalah pribadi. Ia menderita secara fisik dari
punggung yang bengkok dan timpang, serta secara psikologis dari depresi yang
terjadi berulangkali. la bertunangan, tetapi meskipun ia mengasihi tunangannya,
ia memutuskan pertunangan nya , karena ia tidak mau membebaninya dengan
masalah-masalahnya. Kierkegaard menenggelamkan dirinya dalam penulisan, namun
ia telah diolok-olok oleh media. Tulisannya baru diterima pada tahun 1930.
Dalam keadaan yang sangat dipengaruhi oleh perasaannya, ia mengalami kesulitan
untuk berhubungan dengan orang lain. Kierkegaard belajar di Universitas
Copenhagen, namun tidak pernah ditahbiskan secara resmi karena ia menginginkan
kebebasan. Latar belakangnya yang traumatik itu telah mempengaruhi Kierkegaard
dan teologinya. [101]
2. Pengakuan Doktrinal Teologi Kierkegaard
Teologi Proper. Berbeda dengan penekanan dari teologi liberal dalam
hal keimanenan Allah, Seren Kierkegaard menekankan suatu ketransendenan Allah,
di mana menjadi sukar untuk mengenal Allah. (Barth kemudian juga menekankan
ketransendenan Allah) Kierkegaard menolak konsep bahwa Allah dapat dibuktikan
melalui argumen untuk keberadaan-Nya; menurut Kierkegaard, Allah adalah absolut
dan dapat ditemukan hanya dengan memberikan ketaatan secara absolut kepada-Nya,
terpisah dari pengetahuan akan eksistensi-Nya yang aktual. Perjumpaan dengan
Allah menuntut "suatu loncatan iman" dalam keputusasaan seseorang;
dalam keputus-asaan seseorang Allah menjumpai orang itu. Jadi, teologi
Kierkegaard juga dikenal sebagai "teologi keputusasaan". Dalam
perjumpaan subjektif dengan Allah ini, Kierkegaard melawan teori pengetahuan
yang objektif dari Hegel.
Kristologi. Sementara liberalisme menyatakan Kristus sebagai
pendiri dari suatu agama dan seorang guru etika, Kierkegaard menyatakan bahwa
pengenalan akan Kristus lebih dari sekadar mempelajari seorang figur sejarah di
masa lalu, Kristus menantang orang-orang sebagai seseorang yang adalah
kebenaran; la menjumpai orang-orang pada masa sekarang Perjumpaan ini tidak
dapat dijelaskan melalui mempelajari Kristus dari sejarah, Melainkan, harus
menjumpai Kristus pada masa sekarang, Seseorang yang membaca perjumpaan seorang
murid dengan Kristus harus pula melakukan loncatan iman yang sama sebagaimana
halnya dengan mereka.
Soteriologi, Kierkegaard menyatakan kematian formalisme dari gereja
negara Denmark, dengan penyebutan berulang-ulang kredo, yang dingin itu,
Menjadi orang Denmark dan menjadi orang Kristen sama saja pada zaman
Kierkegaard, namun tidak ada bukti kehidupan spiritual yang terlihat.
Kierkegaard bereaksi dengan tajam melawan ortodoksi yang dingin; hal itu
memimpin dia untuk menekankan sifat subjektif dari keselamatan, la berkata
bahwa suatu pengetahuan tentang doktrin tidaklah penting; pengalamanlah yang
penting, Iman bagi Kierkegaard bukan mempercayai doktrin-doktrin, tetapi suatu
komitmen dari hidup seseorang, Keselamatan adalah suatu "loncatan
iman", yang mana akal atau penalaran tidak dapat meresapinya. Hal itu
merupakan suatu loncatan iman ke dalam kegelapan yang tidak diketahui, dan
berharap Allah ada disitu, Hal itu berarti menjalani kehidupan ini dengan
serius, yang berakibat keputusasaan bagi seseorang, lalu Allah akan menjumpai
dia, Dalam konsep keselamatan Kierkegaard, manusia tidak menjadi orang Kristen;
ia berjuang untuk menjadi seorang Kristen, tetapi dia tidak pernah sampai di
situ.
b. Teologi Karl Barth
1. Perkembangan Sejarah dari Teologi Karl Barth
Karl Barth dilahirkan pada tanggal 10 Mei, 1886 di Basel,
Switzerland. Ia adalah putra seorang pendeta Reformed di Swiss. Pada usia
delapan belas tahun, Barth memulai studi teologinya di Jerman, dan akhirnya ia
studi di Bern, Berlin, Tubingen dan Marburg di bawah pengajaran teolog liberal
yang terkenal seperti Adolph von Harnack dan Wilhelm Herrmann. Meskipun Barth
tidak didukung oleh ayahnya, ia tertarik pada pengajaran Harnack dan secara
khusus menjadi tertarik pada teologi pengalaman dari Schleiermacher.
Barth mulai pelayanan sebagai pendetanya di Switzerland pada tahun
1909, ia melayani gereja Reformed di Safenwil dari tahun 1911 sampai 1921. Ada
beberapa hal penting yang terjadi, yang patut diperhatikan pada masa itu.
Pertama, Barth menemukan bahwa pendidikannya dalam liberalisme telah
mendidiknya untuk berkhotbah sesuai dengan penalaran dan pengalaman, tetapi
bukan dari Firman Allah yang berotoritas. Perang Dunia I menjadikan
permasalahannya menjadi lebih kompleks; Barth menyadari kesempitan dari natur
berita liberal yang tidak dapat melayani jemaatnya yang tengah mengalami
penderitaan pada waktu itu. Akhirnya Barth terdorong mulai mempelajari suatu
tafsir terhadap surat Paulus di Roma[102]
dan pada tahun 1919 menerbitkan buku tafsiran yang terkenal. Tafsiran itu
seperti sebuah ledakan bonn. Di dalamnya Barth membuat Allah, bukan manusia,
yang menjadi fokus utama Barth merendahkan semua pembenaran diri dari manusia
dan pengandaian pada diri sendiri, dan meninggikan anugerah Allah di dalam
Kristus. Barth berusaha untuk membuat teologi berpusat pada Allah, bukan
berpusat pada manusia.
Pada tahun 1921, Barth diundang untuk melayani sebagai dosen
teologi Reformed di Universitas Gottingen Di tempat itu Barth mengajar bukan
hanya tentang tradisi Reformed, melainkan juga memberikan eksposisi kitab-kitab
di Alkitab, Dari tahun 1925 sampai 1930, Barth mengajar di Munster, di mana ia
juga mulai menulis kedua belas Jilid Church Dogmatics-nya yang terkenal itu,
Barth mengajar di Bonn dari 1930 sampai 1935, tetapi ketika ia menolak untuk
setia pada Hitler, ia dipaksa untuk berlari dari Jerman, la kembali ke Basel,
dan mengajar teologi pada universitas itu, di mana ia mengajar sampai pensiun
pada tahun 1962. Karl Barth akhirnya meninggal dunia pada tahun 1968.[103]
2. Pengakuan Doktrinal dari Teologi Barth
Bibliologi, Meskipun Karl Barth kembali untuk mempelajari Alkitab,
namun ia menyejajarkan Alkitab dengan Firman Allah, Barth menolak pemahaman
tentang suatu tulisan Firman yang tanpa salah, yang disebut sebagai konsep
"paus kertas", Bagi Barth para penulis Kitab Suci hanya sekadar
berkaitan pada pengalaman mereka berkaitan dengan wahyu Allah, Dalam membaca
catatan mereka, seseorang juga dapat mengalami wahyu Allah; pada saat itu,
Kitab Suci menjadi Firman Allah bagi orang tersebut.
Barth mengategorikan Firman Allah ke dalam tiga wilayah, (1)
"Firman yang diwahyukan" adalah Allah menyatakan diri-Nya sendiri
dengan berbicara pada para rasul dan para nabi, (2) "Firman yang
tertulis" adalah deposit wahyu yang dibuat oleh manusia, Karena manusia
yang menulis Alkitab, maka hal itu tidak dapat disejajarkan dengan Firman
Allah, (3) "Firman yang dikhotbahkan" adalah proklamasi dari Firman,
dan pada waktu anugerah Allah memasuki seseorang, maka Alkitab menjadi Firman
Allah.
Barth memperlakukan Alkitab dengan serius; ia menulis Dogmatics-nya
dengan menggunakan Alkitab, bukan filsafat liberal, sebagai dasarnya, Namun
demikian, ia tidak percaya bahwa kebenaran dapat dinyatakan dalam proposisi
doktrinal; kebenaran-kebenaran adalah perjumpaan melalui pernyataan Allah
sendiri di dalam Kristus.
Barth menolak keabsahan dari wahyu umum dalam alam, dengan
menyatakan bahwa wahyu umum dalam alam semesta ini tidak dapat menyatakan Allah
kepada manusia, Bagi Barth, peristiwa pewahyuan adalah Yesus Kristus, meskipun
Allah Tritunggal adalah keseluruhan subjek dari pewahyuan. Allah Bapa melalui
ketetapan kekal-Nya memutuskan untuk menyatakan diri-Nya di dalam Kristus; Putra
Allah menjalankan ketetapan ini; Roh Kudus menuntaskan wahyu Allah ini dengan
memampukan manusia untuk berpegang padanya, Pewahyuan terus terjadi sampai
sekarang, dalam arti bahwa pewahyuan itu adalah kedatangan Firman Allah pada
manusia, dan Allah datang pada manusia dalam Firman itu, Lebih lanjut, hal itu
dapat disebut pewahyuan, hanya apabila hal itu dikenali dan diterima oleh
manusia, Namun demikian, Barth menghilangkan ide apa pun tentang pewahyuan
progresif, Pewahyuan hanya dimungkinkan melalui rekonsiliasi di dalam Kristus.
dan melalui pewahyuan Allah yang terjadi di dalam Kristus, dan hal itu
berlanjut pada saat seseorang mengalami Firman yang dinyatakan oleh Allah. [104]
Teologi Proper, Barth dipengaruhi baik oleh John Calvin maupun para
reformator lainnya; oleh karena itu, Barth menekankan kedaulatan (demikian pula
ketransendenan) Allah Allah adalah transenden, dan manusia hanya dapat mengenal
Allah melalui penyataan-Nya kepada manusia, Meskipun Barth memakai terminologi
Calvin, namun ia menggunakannya dengan pengertian yang berbeda, Pada waktu ia
menjelaskan tentang doktrin pilihan, Barth menekankan pemilihan dari Kristus
bukan pemilihan manusia, Yesus Kristus adalah subjek dan juga pemilih, ia
adalah objek dan juga sebagai yang dipilih, (Ini merupakan contoh teologi
dialektik di mana topiknya dinyatakan dengan cara mengontraskan
pernyataan-pernyataan), Barth menyatakan bahwa di dalam Kristus semua individu
dipilih, namun ia menolak pemahaman universalisme Allah, di dalam anugerah-Nya,
memilih Kristus, dan melalui Dia, manusia dipilih dan direkonsiliasikan dengan
Allah, Termasuk di dalamnya adalah orang yang tidak percaya pada Kristus,
tetapi mereka juga ditentukan untuk mendengar dan percaya.
Kristologi. Barth menekankan sentralitas dari Yesus Kristus dalam
teologinya. Kristus harus menjadi titik awal dan pusat dari teologi. Menurut
Barth, tanpa Kristus, maka tidak ada pewahyuan Bagi Barth, Injil dimulai dengan
ketetapan kekal, pemilihan Yesus Kristus, Barth mengajarkan bahwa predestinasi
adalah pemilihan terhadap Yesus Kristus, Lebih lanjut, Kristus adalah Allah
yang memilih dan manusia yang dipilih, Pemilihan Kristus berarti pemilihan dari
komunitas, Dalam pembahasannya tentang pemilihan ganda, Barth mengajarkan bahwa
Allah dan Kristus mengampuni dengan menanggung konsekuensi dosa yang seharusnya
ditanggung oleh manusia, Pada saat yang sama, umat manusia dipilih dan
mendapatkan keselamatan dan partisipasi dalam kemuliaan Allah, Barth menunjuk
pada pemilihan komunitas seperti Israel yang menolak pemilihan atas dirinya dan
seperti gereja yang adalah dasar dari pemilihan. Ia akhirnya menjelaskan
pemilihan individu, "yang lain", sebagaian besar di mana tidak ada
pengecualian. Ini merupakan konklusinya, di mana Barth menolak untuk menyebut
orang yang tidak dipilih secara esensial berbeda dari yang dipilih, hal ini
telah menyebabkan ia dituduh memiliki paham universalisme, yaitu suatu
kepercayaan di mana semua umat manusia pada akhirnya akan diselamatkan. Karena
Kristus telah menanggung dosa semua orang, maka semua orang tidak lagi ditolak.
Barth bahkan memberikan argumentasi untuk pemilihan Yudas. Barth tidak
menyangkali tuduhan bahwa doktrin pilihannya memimpin pada universalisme. [105]
b. Teologi Emil Brunner
1. Perkembangan Sejarah dan Teologi Brunner
Emil Brunner (1889-1966) bersama dengan Kari Barth dan Rudolf
Bultmann, adalah pelopor dari gerakan neo-ortodoksi. Brunner dilahirkan dekat
Zurich, Switzerland dan ia studi di tempat itu pula la studi di Berlin dan
Union Seminary di New York pula. Dari tahun 1924, ia melayani sebagai dosen
teologi di Zurich. Brunner adalah seorang penulis yang produktif. Ia
menyelesaikan 396 buku dan artikel, di mana ada 23 buku yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris. Ia menjadi seorang teolog yang sangat populer, yang mengajar
secara luas di berbagai negara, seperti Inggris, Amerika dan Jepang.
Brunner adalah seorang pelopor, yang telah meninggalkan liberalisme
dan juga menolak ortodoksi. Sebagai seorang teolog dialektikai seperti Barth,
ia membangun teologinya di atas metode Kierkegaard.
2.Pengakuan Doktrinal Teologi Brunner
Bibliologi. Emil Brunner tidak sepakat dengan Kari Barth dalam hal
keabsahan wahyu khusus; faktanya, pewahyuan terus berlangsung dalam sejarah dan
pengalaman, yang dijelaskan oleh Brunner sebagai Kitab Suci, iman dari gereja,
dan kesaksian internal dari Roh Kudus. Wahyu Allah, karena itu, terus menjumpai
orang-orang.
Brunner sepakat dengan Barth bahwa Allah tidak menyatakan diri-Nya
sendiri secara objektif dalam Alkitab, tetapi dalam perjumpaan subjektif dengan
Kristus. Tetapi Brunner menyatakan kepentingan baik objek maupun subjek untuk
bersekutu dengan Allah. Dalam hal ini, Brunner mengikuti teolog Yahudi, Martin
Buber (1878-1965), yang memperkenalkan relasi I-Thou. Brunner
mengajarkan bahwa Allah tidak dapat dikenal secara objektif, tetapi hanya
melalui suatu perjumpaan pribadi yang subjektif, relasi I-Thou. Dalam
persekutuan ini, Allah tidak menyatakan diri-Nya dalam kebenaran atau proposisi
tetapi dalam Pribadi-Nya.
Antropologi dan hamartiologi. Brunner banyak membahas tentang
manusia dan dosa, karena dosa menentukan hubungan manusia dengan Allah dan
masyarakat. Brunner menolak kerusakan total manusia, natur dosa yang
diwariskan, dan kehistorisan dari Kejadian 3. Adam bukan merupakan pribadi yang
ada dalam sejarah; melainkan, bagian di mana manusia harus melihat dirinya
sendiri dalam Kejadian 3.
Dalam menjelaskan tentang dosa, Brunner menyatakan bahwa manusia
adalah seorang pendosa karena ia memilih untuk berdosa, bukan karena natur dosa
yang diwariskan. Manusia dipanggil untuk hidup bersekutu dengan Allah dan yang
lain; gagal melakukan hal itu merupakan kehidupan yang berpusat pada diri
sendiri, yang merupakan definisi dosa dari Brunner. Hal ini dapat diselesaikan
hanya melalui perjumpaan secara pribadi dengan Kristus. Dalam Kristologinya,
Brunner berpegang pada pernyataan Chalcedon tentang kemanusian dan keilahian
yang sejati dari Yesus. Brunner menekankan inkarnasi dan kebangkitan Kristus
dalam pengajarannya. Brunner percaya Allah memberikan manusia kebebasan untuk
merespons anugerah Allah yang dinyatakan dalam Kristus. [106]
c. Teologi Reinhold Niebuhr
1. Perkembangan Sejarah Teologi Niebuhr
Reinhold Niebuhr (1892-1971) dilahirkan di Missouri, putra dari
seorang pendeta Lutheran imigran Jerman. Setelah menyelesaikan studinya di Yale
Divinity School, Niebuhr mengikuti seminari yang berdenominasi Lutheran. Ia
bosan dengan pendidikan kesarjanaannya dan berusaha untuk mencari relevansi
dalam kehidupan. Kerinduan ini memberikan arah teologi baru, yang ia tetapkan
untuk dijalani.
Niebuhr hanya melayani sebagai pendeta di Detroit dari tahun 1915
sampai 1928 . Masa itu adalah masa untuk membentuk dia secara teologis. Selama
pelayanannya sebagai pendeta, Niebuhr mengamati ketidakadilan sosial atas para
buruh, dan ia kemudian terlibat dalam konflik antara buruh dan pengelola.
Niebuhr melihat kemiskinan dan kondisi bekerja yang sulit dari orang-orang dan
secara terbuka ia menyerang ketetapan dari Henry Ford, yang ia lihat sebagai
representatif dari penindasan dan sistem kapitalistik.
Dalam hal tertentu serupa dengan pengalaman Kari Barth di
Switzerland, Niebuhr sampai pada penolakan latar belakang teologi liberalnya,
ketika ia melihat kesalahan dari teologi itu. Pengajaran liberalisme tentang
kebaikan yang ada dalam diri manusia, dengan penantian akan negara utopia,
tidak cocok dengan kondisi yang diamati oleh Niebuhr. Meskipun manusia telah
mengalami kemajuan secara teknologi, ia juga dieksploitasi oleh teknologi.
Solusi Niebuhr adalah untuk mengadopsi "sosialisme dan pasifisme untuk
hidup dalam masyarakat, suatu "realisme Kristen" untuk teologi.
Dengan terjadinya Perang Dunia II, Niebuhr meninggalkan pasifisme dan
sosialisme, namun ia tetap aktif dalam prinsip-prinsip sosial. Sejak tahun 1928
sampai 1960, ia mengajarkan Union Theological Seminary di kota New York sebagai
dosen etika Kristen. Ia menekankan pada masalah-masalah politik dan sosial.
Pengakuan Doktrinal Teologi Niebuhr.[107]
Teologi Reinhold Niebuhr dibentuk oleh pengalamannya selama
pekerjaan penggembalaannya di Detroit. Keprihatinan utamanya melingkupi
keadilan sosial dan prinsip manusia; doktrin-doktrin lain hanya signifikan
apabila hal itu berkaitan dengan kebutuhan manusia dan keadilan sosial. Dalam
pengertian itu "Niebuhr akan mengatakan bahwa dosa lebih berkaitan dengan
hal sosial daripada spiritual, dan penginjilan harus berkaitan dengan
pertobatan dalam masyarakat, bukan individu. Khotbah di Bukit harus menjadi
hukum dan kode etik dalam kehidupan bisnis sekarang". [108]
Meskipun ia berbicara tentang dosa dan memberikan aplikasi
alkitabiah bagi masalah-masalah sosial dan ketidakadilan, namun Niebuhr tetap
menyebut catatan tentang penciptaan dan Kejatuhan, sebagai "mitos".
Niebuhr melihat dalam catatan penciptaan suatu gambaran tentang manusia, di mana
dosa adalah nyata. Dosa diawali dengan ketakutan manusia untuk berubah, semakin
tua, dan mati; untuk menghilangkan ketakutan ini, manusia mencari rasa aman
melalui kekuatan yang diperlihatkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dosa
muncul melalui penyalah-gunaan kuasa oleh manusia untuk menghancurkan orang
lain. Niebuhr menolak pandangan historik dari dosa: ia menyebut dosa asal
sebagai inklinasi yang salah dalam setiap tindakan manusia .
D. Kesimpulan
Dari urain di atas mengenai Kristen di masa awal sejak kelahiran
yang berangkat dari Yesus, Iman dan fase perkembanganya yang berangkat dari
Katolik hingga Protestan yang dipelopori oleh Marthin hingga muncul lagi
pemahaman Radikal baru yaitu Neo-Ortodoksi yang berangkat dari ketidak setujuan
akan sikap pluralism agama dapat di tarik suatu kesimpulan ternyata: Kristen di
masa awal sangat berbeda jauh setelah fase perkembangannya keseluruh Dunia, hal
ini dikarenakan munculnya ide-ide baru yang berangkat dari sikap kritisisme
terhadap pemahaman baik dari tokoh atau dari Al-kitab.
Hal ini berdampak besar bagi fase modern salah satunya adalah
Neo-Ortodok yang menentang kan pemahaman pluralisme agama adapaun, hal ini
dapat kita amati ada pemikiran tokoh-tokoh sebagai berikut: Soren Kierkegaard
Penekanannya bahwa Pengetahuan tidak penting. Pengalaman subjektif
penting. Keselamatan adalah suatu
komitmen pada Allah dalam suatu "loncatan iman" yang buta di tengah
keputusasaan seseorang. Sedangkan Doktrinnya menekankan ketransendenan Allah;
Allah tidak dapat diketahui melalui "bukti-bukti". Sejarah Kristus
tidak penting; seseorang harus mengalami Dia sekarang. Kehistorisan peristiwa
di Alkitab tidak penting.
Karl Barth Penekanannya bahwa Teologi harus berpusat pada Allah,
bukan manusia. Dibangun di atas penekanan subjektif Kierkegaard. Perjumpaan
manusia dengan Allah dalam penduplikasian pengalaman para penulis Alkitab.
Sedangkan Doktrinnya Tolak wahyu umum. Alkitab adalah penting, tetapi tolak
inspirasi: Alkitab adalah kesaksian dan wahyu. Pewahyuan terjadi pada saat
manusia menerimanya. Berpusat pada Kristus Kristus adalah wahyu Allah dan semua
orang dipilih dalam Kristus.
Emil Brunner Penekanannya bahwa Allah tidak dapat diketahui melalui
doktrin objektif, tetapi melalui perjumpaan subjektif dengan Kristus.
Menekankan Kristologi yang tinggi. Allah dikenal secara pribadi dalam suatu
relasi I- Thou. Sedangkan Doktrinnya Mengizinkan wahyu umum. Tolak
inspirasi Kitab suci dan realitas dari neraka. Tolak dosa warisan dan Adam
sebagai tokoh sejarah. Dosa manusia karena pilihan, bukan natur yang
diwariskan. Dosa adalah keberpusatan pada diri sendiri. Pegang inkarnasi,
keilahian dan kebangkitan Kristus.
Reinhold Niebuhr Penekanannya bahwa Dosa pada dasarnya sosial;
masyarakat perlu ditransformasi dari keserakahan kapitalistik. Kebutuhan
manusia terhadap keadilan sosial harus didukung. Sedangkan Doktrinnya Tolak
pandangan liberal tentang kebaikan manusia. Tolak pandangan historik tentang
dosa dan kehistorisan Adam. Dosa adalah ketidakadilan sosial dan ketakutan.
Catatan penciptaan adalah mitos. Teologi tradisional hanya berguna dalam kaitan
dengan kebutuhan manusia modern.
[1]Untuk lebih jelas mengenai permasalahan perbedaan manusia dengan makhluk
ciptaan Tuhan yang lain, mari kita tengok beberapa cuplikan ayat Al-qur’an yang
menyinggung pada kasus ini. Lihat: QS, 3: 164. QS, 4: 165. QS, 7: 52. QS, 7:
179. QS, 13: 37. QS, 17: 15. QS, 17: 70. QS, 25: 41-42. QS, 64: 2-3. QS, 95:
4-6. QS, 98: 6-8. Kesemua ayat inilah manusia di tuding sebagai makhluk yang
mempunyai beban dasar sebagai makhluk yang sempurna yang mampu memeikirkan baik
dan buruk, sekarang dan masa depan, dari ayat-ayat di atas pulalah manusa di
jelsakan bahwa kecerdasan yang manusia
miliki itu adalah butuh kinerja yang maksimal, bukan hanya menunngu
hidayah dari Tuhan tapi juga harus berusaha mencari ilmu. Lihat: M. Brar Harun,
sistematika Al-Qur’an dan Penjelasannya, (Banjarmasin: PT. Garfika Wangi
Kalimantan, 2007), h. 10-15.
[2]Agama dalam bahasa Sanskrit, dalam abjat hurupnya ‘A’ maka di
artikan dengan tidak sedagkan pada gama di artikan dengan pergi
(tidak pergi) atau dapat juga diartikan dengan hal yang tidak pergi dari
kehidupan yang diwarisi oleh turun-temurun oleh manusia. Lihat: Harun Nasution, Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1979), h. 9.
Lihat juga: Dedy Supriyadi, Mustofa Hasan, Filsafat Agama, (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), h. 10. Kemudian pengertian kata agama ini sedikit berbeda
jika di tinjau dalam bahasa Sansekerta di mulai dari huruf A di artikan
dengan tidak dan di lanjutkan
dnegan kalimat gama yang berarti kacau di gabungkan muncullah
defenisi kahir yaitu tidak kacau, agama adalah peraruran yangmengatur
manusia agar tidak mengalami kekacaun yang menggelincir dari hatii nurani
manusia sendiri. Lihat: Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama, (Malang:
UIN-MALIKI Press, 2010), h. 2. Bahran Noor Haira mengetakan bahwa Peraturan
yang ada dalam agama khususnya Islam satupun ajarannya tidak ada yang
bertentangan dengan hati nurani. Agama teerbagi kepada tiiga kategori, Agama
Samawy, Agama yang menyerupai Shuhuf, agama ciptaan manusia, jika agama di
pandang dari sudut sesembahan maka terbagi dua; bertuhan Rohani dan bertuhan
materi. Lebih jelas lihat: H.M. As’ad El Hafidy, Aliran-Aliran Kepercayaan
dan Kebatinan di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977), h. 87-88.
[3]Salah satu sekte dalam agama Islam yang mencari ketenangan dan kebhagiaan
yang dengan pemikirannya yang santai demi sosiologis adalah Murji’ah, murjiah
adalah sekte yang mengetengahi antara Khawarij dan Syi’ah. Kehadiran Murjiah
memberikan ketenangan dan kebahagiaan dari dua kubu yang berdu kekerasan. Untuk
lebih jelsa silahkan lihat: Muh̲ammad ‘abdu al-KarÈ‹m bin abi bakar ahmad
al-Syahrastanȋ, Al-Milal wa al-Nihal, (Libanon, Daru-al-fakr, 1997), h.
112. Dan: H. Hadariansyah, Pemekiran-pemikiran teologi Islam dalam Sejarah pemikiran Islam, (Banjarmasin:
Antasari Press, 2010), h. 58. Dan: H.M. Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 1998), h. 159. Lihat juga: Abdul Razak, Rosihon Anwar, Ilmu
Kalam, ( Bandung: Cv. Pustaka Setia.2012), h. 56. Dan: tgk. H.Z.A. Syihab, Aqidah
Ahlu-al-Sunnah Versi Salaf, Khalaf, dan Versi Asy’Ariyyah di antara keduanya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998), h. 71.
[4]Perlu diketahui kemabli sesungguhnya kebatinan yang berada di sekitar kita saat ini beraasal dari
agama Budha dan Hindhu, sejarah mengatakan bahwa jananabhadara adalah sosok
yang menjawanisasikan buku-buku yang agama Budha dan Hindu kemudian
diterjemahkan kedalam bahasa Jawa, hingga saat ini, jadi kebatinan itu terlahir
dari agama Budha dan Hindu bukan dari agama Islam sendiri yang dikenal dengan
“kauruh kejawen” atau Jawaisme. Lihat: Rasjidi, Warsito S, H. Hasbullah Bakry, di Sekitar Kebatinan,(Jakarta: Bulann
Bintang, 1973), h. 17.
[5] Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat di Rektorat Pembinaan
Perguruan Tingi Agama Islam, Perbandingan agama, (Jakarta: tp, 1981), h.
175.
[8] Sakral adalah kata ilmu yang lahir dari Fenomenologi Agama, dalam tulisan
K.Bertens yang menjelasakan ulang teori dari Mircea Eliade tentang Sakral dan
Profan, bahw kesakralan ada sesuatu yang kuasa, suci yang dipuja-puja oleh umat
manusia, dan bentuknya pun juga lebih sempurna di badingkan manusia, segala
mcam jenis yang dianggap kuasa itu adalah sesuatu yang sakral, dan tidak
sebaliknya, sesuatu yang tidak dapat melakukan suatu hal dengan sendirinya,
tidak suci dan tidak ada mempunyai kelebihan apapun yang melebihi manusia, maka
hal itu disebut dengan Profan. Lihat: Jurnal Ulumul Qur’an 47.
[23] Untuk lebih jelas mengenai cerita Nabi Musa silahkan Lihat: Misbah
El-Munir, Riwayat nabi Musa, (Bandung: PT.Alma’arif,
1977), h. 5-62.
[24] Jacobus Tarigan, Religi Osit’s , Agama dan Gereja Katolik,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 42.
[26] Darmawan, Yesus di Sebut Juga Isa, (Bandung, Cv. Hikayat Dunia,
2005), h.25.
[27] Darmawan, Yesus di Sebut Juga Isa, . . . H. 26.
[28] Darmawan, Yesus di Sebut Juga Isa, . . . H. 26-27.
[29] Yeus bukan hanya mempunyai satu nama saja tetapi snagat banyak, di
antaranya adalah: Yesus, Orang, Allah, Anak Daud, Anak Allah, Anak Manusia,
Mesias, Hamba Allah, Gembala Baik, Penyembuh, Penyelamat, Nabi, Raja,
Pengantin, Roti Hidup, Terang Dunia, Pintu Hidup, Pokok Anggur, Jaln, Akulah
Kebangkitan dan Hidup, Hakim, Ank Domba, Sang Rasul, Pengantara, Imam Agung,
Terkasih, yang Akan Datng, Amin, Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, Kepala, Citra
Allah, Yang Sulung, Bintang Tmur Cemerlang, Kurisios, Sang Firman atausang
Sabda. Lihat; Darmawijaya, Gelar-gelar Yesus, (Yogyakarta:Penerbit
Kanisius, 1991), h. 11-269.
[30] Kis 2:36
[39] Dlam hal ini rujukan yang utama adalah dibaptisnya Yesus, bahwa pada suatu
hari ketika Yohanes membaptis banyak orang dia melihat Yeus berada didalam
antrian tersebut, namun permohonan untuk membaptis Yesus ditolaj oleh Yohanes
dan dia mengatakan: “seharusnya engkaulah manusia suci yang membaptis bukan
di baptis karenna engkaulah yang kudus (Mat 3:13-17) lihat: A. Bakker SVD, Ajaran
Iman Katolik 1 Untuk Mahasiswa, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998), h.
98.
[40] Mansia dalam ajaran Katolik mempunyai dosa warisan yang berasal dari Adam
dan Hawa (Kej 3:4-5) dua orang ini juga di katakan sebagai manusia pertama yang
memutuskan hubungan akrab dengan Allah (Kej 3:6b) namun Allah tetap memberikan
berkah kepada Adam dan Hawa agar mempunyai keturunan yang sangat banyak (Kej
1:28) namun kedua tidak dapat lagi mewariskan berkat Allah kepada keturunannya
karena keduanya telah berbuat dosa, bahwa setiap manusia dilahirkan dnegan
tidak bersabat lagi dengan Tuhan, sebaliknya keduanya malah mewariskan kepada
keturunannya berupa kejahatan (Dosa Asal ) dalam Konsili Trente, Konon 3 di jelakan bahw
adosa itu adalah dosa pertama yang ditrunkankepada manusia, hingga dosa
teesebut menjalar sepanjang masa. Untuk lebih jelas silahkan lihat: A. Bakker
SVD, Ajaran Iman Katolik 1 Untuk Mahasiswa, . . . H. 26-29.
[51] Bandingkan dnegan tulisannya Huston Smith,
yang mengatakan bahwa; Jumlah Sekte Protestan ada 255, jadi dalam hal
ini ada dua sekte yang kurang dalam pandangn ahuston, dan lebih dua dalam
pandangan Sufa’at,. Huston juga mengatakan bahwa 85 % dari semua pemeluk
Protestan terbagi dalam 25 Sekte, sedangkan sekte lainnya itu hanya di yakini
oleh beberapa orang saja. Untuk lebih jelas silahkan lihat: Huston Smith, Agama-Agama Manusia, (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia 1985), h. 409. Bandingkan dengan: Sufa’at Mansur, Agama-Agama
Masa Kini, . . . . . H.199.
[74] J. Verkuyl, Etika Kristen, Ras, Bangsa, Gereja, Negara, (Jakarta:
Pt. BPK Gunung Mulia, cet-2, 1992), h. 230-231.
[80] Perbandingan Agama, Proyek Pembinaan, . . . . . H. 188.
Untuk mengetahui sejarah Injil lebih mendalam silahkan lihat: Mukhlisin Purnomo, Sejarah Kitab-Kitab
Suci, (Yogyakarta: Forum, cet, 1, 2012), h. 147-221.
[82] Perbandingan Agama, Proyek Pembinaan, . . . . . H. 188.
Sejarah Klasik selanjutnya adalah gereja Anglikan dapat di lihat di sub
sekte-sekte dalam Protestan.
[83] Dalam buku: Perbandingan Agama, Proyek Pembinaan, . . . . .
H. 189. Sekte-sekte ini disebut dnegan gerakan radikal dalam Protestan, yang di
maksut dengan radikal disini adalah:
gerakan-gerakan yang sedikit-demi sedikit keluar dari gerakan kegerajaan.
[84] Untuk mengetahui sekte-sekte dalam agama Yahudi silahkan Lihat: Syarif
Hidayatullah, Studi Agama, (Yogyakarta: Tara wacana, 2011), 43. Dan. H.Abu Ahmad. Perbandingan Agama, (Jakarta:
Renika Cipta, 1991), h. 171-172. Dan: Joesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, tth), h. 303.
[85] Agama Kristen dan Islam adalah dua agama terbesar di Dunia yang bersifat
Unversal dan yang bersifat misi, ada persamaan dan juga ada perbedaan baik dari
keyakinan maupun ibadah, untuk lebih jelas silahkan lihat: Hugh Goddard, Sejarah
Perjumpaan Islam-Kristen, Titik Temu dan Titik Seteru dua Agama Komunitas
terbesar di dunia, (Jakarta: Pt, Serambi Ilmu Semesta, Cet, 1. 2013), h.
19-340.
[86] Untuk mengetahui lebih panjang mengenai cerita Yesus silahkan baca tulisan
dari: Simcha Jacobovici, Charles Pellegrino, The Yesus Family Tomb, Makam
Keluarga Yesus, Penemuan, Investigasi dan bukti yang dapat merobah sejarah, Terj:
Rosida E. (Jakarta: Onread-Books
Publisher, cet,1, 207), h. 1-287.
[99] Karel A.
Steenbrink, perkembangan teologi dalam
dunia kristen modern (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1987)
h. 70
[100]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013.
[101]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013
[102] Karel A.
Steenbrink, Perkembangan Teologi . . . h. 72
[103]Karel A.
Steenbrink, Perkembangan Teologi . . .
h. 72-73
[104]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013
[105]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013
[106]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013
[107] Karel A.
Steenbrink, perkembangan teologi dalam
dunia Kristen. . . . 45.
[108]
http://www.sarapanpagi.org/teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html/16/05/2013
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100