fenomena gadis warung di kalimantan selatan

author photo February 12, 2015

untuh melihat lebih jelas silahkan datang ke fakultas ushuluddin jurusan perbandingan agama) Abstrak Berangkat dari sebuah pekerjaan yang ada di Kabupaten Banjar sebut saja warung gadis, secara umum warung gadis adalah tempat jual beli yang menjual makanan dan minuman apa adanya namun yang menjual adalah wanita-wanita yang berpakaian seksi, dengan perhiasan wajah yang begitu menarik, rambut yang terurai lurus penuh dengan warna-warna yang mampu mengikat bagi laki-laki yang lewat. Fenomena warung gadis di Kabupaten Banjar memang sangat menarik, hal ini disebabkan mayoritas suku Banjar atau penduduk Kalimantan Selatan adalah masyarakat Muslim khusunya di kawasan Kabupaten Banjar, di sana terdapat sebuah kota yang disebut-sebut dengan Serambi Makkah, Kota Santri, Kota para Ulama (Martapura). Untuk meneliti hal tersebut maka metode yang digunakan merupakan penelitian lapangan dengan teknik observasi partsipan, wawancara dan documenter dengan metode deskriptif. Dengan metode itu tergambarlah bahwa dibalik semua ini berdiri sekian banyak warung-warung gadis yang tidak jauh dari pada Kota. Hal ini tentu menjelaskan masalah keberagamaan para Gadis dan Pelanggan warung gadis, secara umum mereka memang beragama Islam, di antara mereka juga banyak yang pernah menempuh pendidikan keagamaan seperti Pesantren, Madrasah atau sejenisnya, hal ini dikarekan tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh dengan tempat pendidikan agama. ada hal yang sangat menarik di warung gadis tersebut yaitu untuk melariskan barang dangan mereka masih menggunakan magic seperti air Yasin dan air do’a dari seorang Ulama. Namun ketika ajaran agama bertentangan dengan kebutuhan fisiologi mereka, diantaranya adalah ekonomi maka apa yang dikatakan oleh Weber bahwa Norma agama atau nilai dari sebuah agama dapat mempengaruhi tindakan manusia itu tidak bisa diterapkan dalam fenomena ini, karena ekonomi (materi) dapat mengalahkan sebuah nilai yang bersifat imateri (awam). Oleh sebab itulah salah satu demensi yang digunakan untuk menilai keberagamaan seseorang adalah praktik ibadah, pada demensi ini para gadis dan pelanggan memparktikkan ibadah mereka hanya bersifat kadang-kadang, kadang sholat, kadang puasa, bahkan jika diukur lebih banyak tidak daripada mengerjakan. Namun jika ditinjau mengenai peran sosial mereka maka tergambarlah bahwa; peran sosial dari warung gadis ini ada yang mendukung dan ada yang tidak, keberadaan gadis warung di Kabupaten Banjar ini memberikan hadiah besar bagi anak-anak muda, mereka mendapatkan istri dan juga hiburan dari warung gadis tersebut, walaupun tidak jarang nyawa mereka hilang di warung gadis. Kata kunci: warung gadis, keberagamaan, sosial.
gambar: http://cdn-2.tstatic.net/banjarmasin/foto/bank/images/warung-jablay_20151123_201629.jpg
Next article Next Post
Previous article Previous Post