DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………….1
A.
Pendahuluan……………………………………………………………..2
B.
Usman bin Affan Sebelum Menjadi
Khalifah…………………………...4
C.
Proses Pengangkatan Usman bin
Affan Sebelum Menjadi Khalifah……5
D.
Masa Pemerintahan Usman bin Affan…………………………………..6
E.
Akhir Riwayat Usman bin Affan………………………………………..9
F.
Kesimpulan……………………………………………………………..11
Daftar Pustaka……………………………………………………………....12
A.
PENDAHULUAN
Usman
bin Affan, salah satu sahabat Nabi Muhammad dan dikenal sebagai khalifah
Rasulullah yang ketiga. Pada masa Rasulullah masih hidup, Usman terpilih
sebagai salah satu sekretaris Rasulullah sekaligus masuk dalam Tim penulis
wahyu yang turun dan pada masa Kekhalifahannya al-Qur`ān dibukukan secara tertib. Utsman juga merupakan salah satu sahabat yang
mendapatkan jaminan Nabi Muhammad sebagai Ahlul
Jannah. Kekerabatan Utsman dengan Muhammad Rasulullah bertemu pada urutan
silsilah ‘Abdu Manab. Rasulullah berasal dari Bani
Hasyim sedangkan Utsman dari kalangan Bani Umayyah. Antara Bani Hasyim dan Bani
Umayyah sejak jauh sebelum masa kenabian Muhammad, dikenal sebagai dua suku
yang saling bermusuhan dan terlibat dalam persaingan sengit dalam setiap aspek
kehidupan. jika tidak heran jika proses masuk Islamnya Usman bin Affan dianggap
merupakan hal yang luar biasa. Karena hal ini mengingat kebanyakan kaum Bani Umayyah
pada masa masuk Islamnya Utsman, bersikap memusuhi Nabi dan agama Islam.
Utsman
bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara mayoritas dalam
musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah Umar bin Khattab
menjelang wafatnya. Saat menduduki amanah sebagai khalifah beliau berusia
sekitar 70 tahun. Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi
permulaan zaman perubahan. Hal ini ditandai dengan perputaran dan percepatan
pertumbuhan ekonomi disebabkan aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah
Arab seiring dengan semakin meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama.
Faktor-faktor ekonomi semakin mudah didapatkan. Sedangkan masyarakat telah
mengalami proses transformasi dari kehidupan bersahaja menuju pola hidup
masyarakat perkotaan.
Dalam
manajemen pemerintahannya Utsman menempatkan beberapa anggota keluarga dekatnya
menduduki jabatan publik strategis. Hal ini memicu penilaian ahli sejarah untuk
menekankan telah terjadinya proses dan motif nepotisme dalam tindakannya.
B.
USMAN
BIN AFFAN SEBELUM MENJADI KHALIFAH
Usman ibnu Affan ibnu Abdil Ash ibnu Umayyah,
di lahirkan pada tahun ke enam tahun gajah. Ia lebih muda dari Nabi enam tahun.
Beliau masuk Islam karena ajakan Abu Bakar Ash siddiq. Mengawali ke-Islamannya,
sifat pemalu dan tenggang rasalah yang membimbing langkah beliau yang penuh
ketenangan dan kepercayaan itu menemui Rasulullah saw, dengan ditemani Abu Bakar
Ash Siddiq, kemudian ditaruhnya tangan kanannya di atas tangan kanan Rasulullah
saw, yang dipatrinya dengan bai’at yang berlandaskan keimanan orang yang tenang
dan tentram.
Beliau termasuk salah seorang yang memeluk
agama Islam angkatan pertama, beliau mendapat julukan atau gelar “zur
nur`ain” (yang mempunyai dua cahaya) karena beliau mengawini dua anak Rasulullah
saw, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum secara berurutan, setelah yang satu
meninggal. Sebelum beliau masuk islam dan sesudahnya jua, beliau terhitung
saudagar besar dan kaya, dan sangat pemurah, beliau menafkahkan hartanya untuk
kepentingan agama islam. Diantaranya pernah beliau menyumbang 950 ekor unta dan
50 ekor kuda serta 1000 dinar, untuk melawan pasukan Byzantium dalam perang
Tabuk yang berkumpul di perbatasan
Plestina.
Beliau termasuk sahabat yang diberi
kabar gembira oleh Rasulullah akan masuk surga, diantara sahabat yang diberi kabar
gembira masuk surga ialah: Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Talhah, Zubair
ibnu Awwam, Saad ibnu abi Waqqash dan Abdurrahman bin ‘Auf.
C.
PROSES
PENGANGKATAN USMAN BIN AFFAN MENJADI KHALIFAH
Umar berpulang kerahmatullah, maka sahabat-sahabat
yang berenam yaitu: Usman, Ali bin Abi thalib, Talhah, Zubair ibnu Awwam, Saad
ibnu Abi Waqqash dan Abdurrahman bin `Auf, mereka berkumpul untuk
bermusyawarah, guna untuk memilih salah satu dari mereka yang akan diangkat
menjadi khalifah menggantikan Umar bin Khatab (Sahabat yang berenam ini ialah
orang-orang yang dipilih oleh Umar sewaktu beliau masih hidup, untuk bertugas
memilih salah seorang dari mereka yang akan menggantikannya sebagai khalifah). Abdurrahman
bin `Auf mengusulkan mengundurkan diri, usul Abdurrahman ini terima oleh para
sahabat, dan diadakan perjanjian.
Maka bermusyawarahlah Abdurrahman bin
`Auf dengan segenap lapisan kaum muslimin begitu juga dengan para calon. Dari
permusyawarahan itu dapatlah Abdurrahman bin `Auf mengambil kesimpulan, bahwa
semua pendapat tertuju kepada Usman dan Ali, maka dipilihlah Usman bin Affan,
karena beliau lebih tua dari Ali dan perilakunya lebih lunak. Usman di angkat
menjadi khalifah dalam usia tujuh puluh tahun. pada hari senin akhir bulan Zhulhijjah
tahun 23 H.[1]
Beliau mengucapkan bai’at di hadapan masyarakat umum. Dengan demikian sah lah
sudah Usman bin Affan menjadi khalifah rasyidah yang ke tiga menggantikan umar.
D.
MASA
PEMERINTAHAN USMAN BIN AFFAN
Sesudah Usman terpilih
jadi khalifah, pertama kali yang beliau kerjakan ialah memeriksa perkara ‘Ubaidillah yang telah
membunuh Hurmuzan dan Jufainah dan seorang anak perempuan Abu Lu’luah, yang
masih kecil. Usman telah dapat mengatasi soal ini, yaitu beliau menhukumkan
bahwa haruslah di bayar diyat kepada ahli waris dari orang-orang yang terbunuh
itu, kemudian diyat dipikul beliau sendiri, beliau membayar dengan harta beliau
sendiri.[2]
Masa pemerintahan Usman adalah yang
terpanjang dari semua khalifah di masa Khulafaurrasyidin,
yaitu 12 tahun yang terbagi dalam 2 periode, ialah enam tahun pertama merupakan
masa pemerintahan yang baik, dan 6 tahun terakhir merupakan masa pemerintahan
yang buruk.
Masa pemerintahan yang baik banyak
sekali yang dapat di catat oleh sejarah, diantaranya: melanjutkan perluasan
islam ke daerah-daerah yang terhenti setelah Umar meninggal. Perluasan ini di masa
Usman bertambah dengan perluasan ke laut, kaum muslimin telah mempunyai
angkatan laut. Di masa Usman negeri-negeri juga banyak yang telah masuk wilayah
Islam, seperti: negeri Barqah, Tripoli Barat dan bagian selatan Negeri Nubah.
Dengan mempergunakan angkatan laut yang
dipimpin oleh mu’awiyah ibnu Abi Sufyan tahun 28 H, pulau Cyprus dapat pula
dimasukkan ke dalam wilayah Islam.
Beliau juga menumpas pendurhakaan yang
terjadi di beberapa negeri yang telah masuk di bawah kekuasaan Islam di zaman
Umar. Setelah umar meninggal ada daerah-daerah yang mendurhaka kepada
pemerintahan Islam. Pendurhakaan itu ditimbulkan oleh pendukung-pendukung
pemerintahan lama, dengan kata lain ada sementara pamong praja dari
pemerintahan lama ingin mengembalikan kekuasaan.
Daerah-daerah yang mendurhaka itu
terutama ialah Khurasan dan Iskandariah. Pemberontakan di Khurasan dicetuskan
oleh pendukung pemerintahan lama. Adapun kota Iskandariyah telah diserang
kembali oleh bangsa Romawi. Pemberontakan ini dapat ditumpas oleh Usman. Usman
mengirim Khurasan dan ke Iskandariyah tentara yang besar jumlahnya dengan
perlengkapan yang cukup. Bala tentara ini dapat menghancurkan pemberontak,
serta dapat mengembalikan keamanan dan
ketentraman dalam daerah tersebut.
Jadi perluasan Islam pada masa Usman
dapat disimpulkan pada dua bidang :
1)
Menumpas
pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk
ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar.
2)
Melanjutkan
perluasan Islam ke daerah-daerah yang sampai disana telah terhenti perluasan
Islam di masa Umar.
Dimasa
Usman juga banyak kegiatan-kegiatan penting. Beliau berjasa membangun bendungan
untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota.
Beliau juga membangun jembatan-jembatan dan jalan-jalan, masjid dan memperluas
masjid nabi di Madinah. Karya besar lainnya yang dipersembahkan kepada umat Islam
adalah susunan kitab suci al-Qur`ān. Penyusunan kitab suci al-Qur`ān dimaksudkan
untuk mengakhiri perbedaan-perbedaan serius dalam bacaan al-Qur`ān. Yang pada
zaman khalifah Umar sudah di mushafkan, tapi pada mushaf Umar bacaan al-Qur`ān masih
bermacam-macam qira’at, maka pada zaman khalifah Usman disusun kembali
berdasarkan pada satu macam bacaan/qira’at. Ketua dewan penyusunan al-Qur`ān ialah Zaid
bin Tsabit, dan yang mengumpulkan tulisan al-Qur`an antara lain adalah istri Nabi
yang bernama Hafzah.
Setelah
selesai, maka Usman memerintahkan untuk menuliskan satu mushaf untuk negeri
Syam, satu mushaf untuk Mesir, satu untuk dikirimkan ke Basrah, satu mushaf
untuk Kufah, untuk Mekah satu, untuk Yaman satu, dan untuk dikirim ke Madinah
satu. Umat Islam sudah puas dengan semua mushaf ini, dan orang menamakannya
Mushaf Usmani, sebab ditulis atas perintah Usman.
E. AKHIR RIWAYAT
USMAN
Memasuki
6 tahun terakhir masa pemerintahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa
dikalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda
dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umur beliau yang lanjut dan
sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada tahun 35H/655M Usman dibunuh oleh
pemberontak yang terdiri dari orang yang kecewa terhadapnya.
Salah
satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah
kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting
diantaranya adalah Marwan ibnu Hakam. Karena Marwanlah yang pada dasarnya
menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar Khalifah.
Setelah banyak anggota-anggota yang duduk dalam jabatan-jabatan penting Usman
laksana boneka dihadapan kerabatnya itu. Beliau tidak dapat berbuat terlalu banyak
terhadap keluarganya, beliau juga tidak tegas terhadap kesalahan-kesalahan bawahannya.
Harta kekayaan Negara oleh keluarganya di bagi-bagikan tanpa terkontrol oleh
beliau sendiri.
Usman
ibnu Affan dibunuh oleh pemberontak, pada saat beliau dibunuh, beliau sedang
membaca al-Qur`ān dan dalam keadaan berpuasa.
Menjelang
terbunuh beliau telah berusia 80 tahun. Di hari wafatnya, setelah melaksanakan
sholat zuhur beliau tidur sebentar untuk melepas lelah, dan dalam tidurnya
beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw, Abu bakar dan Umar bin khatab,
di sebuah taman yang indah dalam keadaan berpakaian serba putih semuanya. Lalu
Rasulullah saw berkata kepadanya,”wahai Usman, engkau akan berbuka bersama kami
malam ini.
Sorenya
menjelang adzan Maghrib, Usman membuka mushafnya
dan membaca al-Qur`ān, ketika bacaannya sampai pada ayat yang berbunyi, “Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka”.
(QS.al-Baqarah: 137). Menyusuplah seorang pemberontak ke dalam rumahnya dan
langsung menikamnya dengan sebilah pisau hingga darahnya pun berserakan di lantai
rumahnya, lembaran mushaf pun ikut basah terkena percikan darahnya, yang sampai
saat ini masih tersimpan di salah satu mesium Islam. Peristiwa ini terjadi pada
hari jum’at 18 Zulhijjah tahun 35H.
F. KESIMPULAN
Usman
bin Affan adalah khalifah rasyidah yang ketiga, Usman bin Affan dilahirkan di
Mekkah pada tahun ke-6 setelah lahirnya Nabi Muhammad saw, Usman mendapat
julukan “Dzun Nur’ain” yang artinya
mempunyai dua cahaya. Beliau masuk islam atas ajakan Abu Bakar Ash Siddiq,
Usman bin Affan menjadi khalifah dalam usia 70 tahun,pada hari senin akhir
bulan Zulhijjah tahun 23H.
Usman
bin Affan menjadi khalifah selama 12 tahun, enam tahun pertama adalah masa-masa
yang sangat gemilangnya, Beliau dapat menambah perluasan negeri Islam yang
telah terhenti perluasannya di zaman khalifah Umar, perluasan juga sampai ke
laut, Islam telah membentuk angkatan laut, beliau juga menumpas pendurhakaan
dan pemberontak yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke dalam
kekuasaan Islam. Dan enam tahun terakhir masa ke khalifahannya adalah masa-masa
yang sulit yang menjadikan beliau akhirnya wafat karena dibunuh oleh
pemberontak yang kecewa dengan kepemimpinan beliau.
Peristiwa
ini terjadi pada hari jum’at 18 julhijjah tahun 35H.
DAFTAR
PUSTAKA
Khalid, Muhammad. Khalifah Rasulullah, Penerjemah Mahyuddin dkk. Mengenal Pola Kepemimpinan Umat Dari Karakteristik Peri Hidup Khalifah Rasulullah. Bandung: CV di
Ponegoro, 1985.
Mufrodi, Ali. Islam
di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Lagos Wacana Ilmu, 1997.
Murodi. Sejarah
Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra, 1997.
Qarni, Abdullah. Berperang
Demi Allah. Penerjemah Ahmad Faruk Zaini. Berperang Demi Allah. Jakarta: Sahara Publishers, 2004.
Syalabi, A. Sejarah
dan Kebudayaan Islam. Jakarta: PT AL Husna Zikra, 1997.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100