A. PENDAHULUAN
Pada
umumnya kalangan umat Islam percaya bahwa Islam merupakan agama yang
sempurna.mereka percaya akan sifat Islam yang holistik, yang tidak hamya
mengurusi hal-hal yang bersifat ukhrowi tetapi juga yang bersifat duniawi. Oleh
karena itu, Islam sering dianggap sesuatu yang lebih sekedar suatu agama yang
mengurusi masalah-masalah peribadahan. Islam lebih dari sekedar sistem ritus
atau teologi.semenjak berdiri Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek agama
masyarakat atau politik. berdasarkan itu Islam tidak mengenal dinding pemisah
antara yang bersifat spritual dan temporal, tetapi mencakup kedua segi itu. Islam
merupakan agama yang memberikan paduan (etik) bagi kedua aspek kehidupan.
Kehidupan itu
terus berjalan sehingga ia menjadi sebagai sebuah sejarah. Seperti itu juga
Sejarah Indonesia yang meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang
dimulai sejak zaman prasejarah
berdasarkan penemuan "Manusia Jawa"
yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia
dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
serta Islam di Jawa dan
Sumatera
yang terutama mengandalkan perdagangan; Era Kolonial,
masuknya orang-orang Eropa
(terutama Belanda)
yang menginginkan rempah-rempah
mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17
hingga pertengahan abad
ke-20; Era Kemerdekaan Awal, pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945)
sampai jatuhnya Soekarno (1966);
Era Orde Baru, 32
tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998);
serta Era Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
Masyarakat
Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi. Era reformasi telah lahir
dan masyarakat Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek
kehidupannya, baik dari segi pendidikan, politik, ekonomi dan hal-hal lain yang
erat kaitannya untuk perkembangan dan kemajuan Indonesia di masa yang akan
datang
B.
Era
Reformasi
Proses
reformasi di negara Indonesai diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto ada
tahun 1998. Lalu diangkatnya presiden B.J. Habibi. Era reformasi merupakan
momentum untuk melahirkan ekspresi Islam masing-masing.. Pemerintah memberikan
keleluasaan daerah untuk mengatur pemerintahnnya sendiri. Sejak inilah Islam
Indonesia banyak dikenal lebih pada gerakannya, beberapa gerakan yang anarki
dengan mengatasnamakan amar ma’ruf lebih sering didengar masyarakat daripada
kegiatan-kegiatan ilmiah dan kajian-kajian untuk mengeksplorasi Islam. Gerakan Islam
pada masa ini banyak menunjukkan unjuk kekuatan dalam melaksanakan jihadnya. Di
era Reformasi banyak partai-partai Islam yang muncul diantaranya adalah PPP,
PBB, Partai Keadilan, Partai Persatuan, Masyumi, Partai Kebangkitan Umat (PKU),
Partai Abud Yatama (PAY), PSII-1905, PNU dan Partai Cinta Damai (PCD), PKB,
PAN, Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia (SUNI). Meskipun partai-partai
Islam ini tidak meraih suara terbesar, namun koalisi mereka dapat menghalangi
tampilnya aliran dan kelompok politikus nasionalis dan koalisinya, serta
memunculkan beberapa tokoh utama pada posisi-posisi strategis di lembaga
eksekutif dan legistatif. Seperti Amin Rais sebagai ketua DPR-RI dan Gus Dur
sebagai Presiden.
Pasca Soeharto,
era reformasi nampaknya merupakan momentum untuk melahirkan ekspresi Islam
masing-masing, NU dan Muhammadiyah tidak lagi menjadi dwi-tunggal yang
mengundang perhatian banyak pengamat asing. Selain NU dan Muhammadiyah,
realitasnya, ada banyak organisasi massa Islam di Indonesia, misalnya Persis
atau Perti, namun memang tidak sebesar dua organisasi sebelumnya.
Sementara itu, era reformasi adalah era keterbukaan yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan pikiran termasuk cara keberagaamaan. contoh misalnya; lahirnya Front Pembela Islam (FPI) dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Forum Komunikasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya, dan lain-lain. Masing-masing organisasi Islam ini lahir dengan karakternya masing-masing. Yang menarik, gerakan organisasi ini mampu menyedot perhatian media massa dengan seluas-luasnya di media dalam dan luar negeri.
Sementara itu, era reformasi adalah era keterbukaan yang memungkinkan orang untuk mengekspresikan pikiran termasuk cara keberagaamaan. contoh misalnya; lahirnya Front Pembela Islam (FPI) dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Forum Komunikasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya, dan lain-lain. Masing-masing organisasi Islam ini lahir dengan karakternya masing-masing. Yang menarik, gerakan organisasi ini mampu menyedot perhatian media massa dengan seluas-luasnya di media dalam dan luar negeri.
Lahirnya
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan semakin membuka peluang lahirnya aturan undang-undang yang
berlandaskan hukum Islam. Salah satu buktinya adalah Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 dan Qanun Propinsi Nangroe Aceh Darussalam tentang Pelaksanaan
Syari’at Islam Nomor 11 Tahun 2002.
- Pendidikan Islam Era Reformasi
Program peningkatan mutu
pendidikan yang ditargetkan oleh pemerintah Orde Baru akan mulai berlangsung
pada Pelita VII terpaksa gagal, krisis ekonomi yang berlangsung sejak medio
Juli 1997 telah mengubah konstelasi politik maupun ekonomi nasional. Secara
politik, Orde Baru berakhir dan digantikan oleh rezim yang menamakan diri
sebagai “Reformasi Pembangunan” meskipun demikian sebagian besar roh Orde
Reformasi masih tetap berasal dari rezim Orde Baru, tapi ada sedikit perubahan,
berupa adanya kebebasan pers dan multi partai.
Dalam
bidang pendidikan kabinet reformasi hanya melanjutkan program wajib belajar 9
tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta melakukan perbaikan sistem
pendidikan agar lebih demokratis. Tugas jangka pendek Kabinet Reformasi yang
paling pokok adalah bagaimana menjaga agar tingkat partisipasi pendidikan
masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang mengalami putus sekolah.
HM.
Yusuf Hasyim mengungkapkan betapa besarnya pendidikan Islam di Indonesia hanya
dengan menunjukkan salah satu contohnya yaitu pesantren. sebagai lembaga
pendidikan Islam pesantren dan madrasah-madrasah bertanggung jawab terhadap
proses pencerdasan bangsa secara keseluruhan. Sedangkan secara khusus
pendidikan Islam bertanggung jawab terhadap kelangsungan tradisi keislaman
dalam arti yang seluas-luasnya. Dari titik pandang ini pendidikan Islam, baik
secara kelembagaan maupun inspiratif, memilih model yang dirasakan mendukung
secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia itu sendiri, yaitu membentuk
manusia mukmin yang sejati, mempunyai kualitas moral dan intelektual. Selama
ini banyak dijumpai pesantren-pesantren yang tersebar dipelosok tanah air,
terlalu kuat mempertahankan model tradisi yang dirasakan klasik, sebagai awal
dari system pendidikan itu sendiri. Tapi, pada saat ini sudah banyak pesantren
dan madrasah yang modern dengan mengacu kepada tujuan muslim dan memperhatikan
tujuan makro dan mikro pendidikan nasional Indonesia, maka penndidikan
pesantren akan memadukan produk santri untuk memiliki outputnya (lulusan) agar
memiliki 3 tipe lulusan yang terdiri dari:
a.
Religius
skillfull people yaitu insan muslim yang akan menjadi tenaga-tenaga terampil,
ikhlas, cerdas, mandiri, iman yang tangguh sehingga religius dalam tingkah dan
prilaku, yang akan mengisi kehidupan tenaga kerja didalam berbagai sektor
pembangunan.
b.
Religius
Community leader, yaitu insan Indonesia yang ikhlas, cerdas dan mandiri akan
menjadi penggerak yang dinamis dalam transformasi sosial dan budaya dan mampu
melakukan pengendalian sosial (sosial control).
c.
Religius
intelektual, yaitu mempunyai integritas kukuh serta cakap melakukan analisa
ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah ilmiah.
Pada
era reformasi ini para elite politik berlomba-lomba mendirikan partai politik.
Partai politik yang didirikan berdasarkan agama, golongan, faham, dan bahkan
ada yang berdasarkan suku seperti Partai Reformasi Tionghoa dan berdasarkan
gender seperti Partai Perempuan Indonesia.yang menarik dari berdirinya
partai-partai politik tersebut adalah berdirinya partai politik berdasarkan
agama, khususnya islam. Hal ini karena selama ini seperti yang disinyalir oleh
para pengamat bahwa Islam sebagai kekuatan politik sudah habis ketika PPP
menerima Pancasila sebagai asasnya.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100