A. PENDAHULUAN
Abu Bakar termasuk seorang laki-laki yang pertama kali masuk islam, selain seorang
sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah
sebelum dan sesudah kenabiannya. Dia juga menemani Rasulullah ketika
berhijrah ke kota Madinah, dan mengikuti berbagai peperangan bersama Rasulullah
dan bersama-sama pula bersembunyi di gua Tsaur. Pada malam permulaan hijrah
sebelum melanjutkan perjalanan.
Kiranya tiadalah jauh dari kebenaran kalau kita katakan, bahwa dari lama
dan eratnya hubungan persahabatan beliau dengan Rasulullah, serta kejujuran dan
kesucian hatinya, maka beliau dapat mendalami jiwa dan semangat islam lebih
dari yang didapat para Muslimin yang lain.
Dia
digelari Al-shiddiq karena senantiasa
membenarkan(shaddaqa) semua hal yang
dibawa oleh Muhammad, atau karena dia tidak berkata kecuali yang benar. Abu
Bakar mertua Nabi saw. Karena
putrinya, Aisyah, dinikahi Nabi. Nabi pernah mengutusnya memimpin kaum
muslimin melakukan ibadah haji sebagai penggantinya pada tahun kesembilan
hijriah. Selain itu, dia juga pernah mengganti kedudukan Nabi menjadi imam
salat ketika Nabi sakit.
Itulah antara lain yang mendorong kaum muslim memilihnya sebagai
khalifah setelah Rasulullah saw wafat.
Dialah khalifah pertama di antara para al-Khulafa’ al-Rasyidun.
B.PEMBAHASAN
1.Siapa Abu Bakar ?
Namanya Abdullah ibnu Abi Quhafah at Tamimi. Dimasa jahiliah bernama Abdul Ka’bah, Setelah masuk islam
Nabi menggantinya dengan nama Abdullah. Nama panggilannya sehari-hari adalah Abu
Bakar artinya bapak berpagi-pagi. Dikatakan demikian karena diantara sahabat
Nabi, dialah yang paling duluan masuk islam. Beliau di gelari As-Shiddiq,
karena amat segera membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa, terutama
pristiwa Isra’ dan Mi’raj. Istri Abu Bakar bernama Qutailah bint Abdul Uzza
yang mempunyai 2 anak Abdullah dan Asma. Setelah dengan Qutailah ia kawin lagi dengan Umm Rauman bint Amir bin
Uwaimir, dari perkawinannya itu lahir seorang anak bernama Abdur-Rhman dan
Aisyah.
Di Madinah ia kawin dengan Habibah bint Kharijah dan Asma bint Umais.
Ayahnya bernama Usman yang biasanya dipanggil Abu Quhafah, sedangkan
ibunya bernama Salma dan biasanya dipanggil Ummul Khair (ibu yang baik). Abu
BAkar juga diberi julukan “Bapak Anak Unta” oleh karena kesenangannya terhadap
hewan-hewan tersebut.
2. Kehidupan Abu Bakar As-Shiddiq Sebelum
Masuk Islam
Abu Bakar termasuk golongan
Assabiquunal Awwaluun. Abu Bakar
As-Shiddiq dilahirkan di Mekah pada tahun 573 M dan wafat pada tanggal 23
Agustus 634/21 jumadil akhir 13 H. Sebelum masuk islam, Abu Bakar adalah
seorang pedagang, terutama berdagang kain kartun yang amat terkenal dan
digemari orang pada waktu itu. Akhlak budi bahasa yang lemah lembut itu serta
pandainya bergaul dengan setiap orang memberi pertolongan besar bagi kemajuan
perdagangannya.
Abu Bakar juga termasuk orang yang mudah mengeluarkan air mata bila terharu atau ketika berhadapan dengan
kemuliaan dan keindahan. Abu Bakar memiliki kemampuan untuk
menginterprestasikan mimpiyang dialaminya.
Abu Bakar tinggal satu lorong dengan rumah siti khadijah bin khuwalid.
Lorong itu terkenal tempat kediaman saudaga-saudagar Mekah yang mempunyai
kafilah besar-besar yang mengantarkan dagangan mereka pulang pergi antara Syam
dan Yaman di musim panas dan musim dingin.
Sesudah Nabi Muhammad SAW kawin dengan siti khadijah dan bertempat
tinggal dengan istrinya itu, tumbuhlah ikatan perkenalan dan persahabatan
antara mereka berdua. Keadaan seperti ini semakin hari semakin kuat dan erat.
3.
Sikap Dan Perjuangan Abu Bakar As-Shiddiq Dalam Membela Nabi Muhammad SAW Serta
Kaum Muslimin Yang Tertindas
Setelah Allah mengangkatnya sebagai Rasul teringat ia kepada Abu Bakar
dan kecerdasan otaknya, lalu ia bicara dan diajaknya menganut ajaran
tauhid, menyembah Allah yang maha Esa
dengan ajaran Rasulullah Abu Bakar Langsung menerima dengan baik tanpa ragu
sedikit pun. Yang lebih menentukan lagi sewaktu Nabi Muhammad menceritakan kepadanya mengenai Gua Hira dan
wahyu yang diterimanya, ia langsung mempercayainya
Abu Bakar adalah seorang pemikir Mekah yang memandang penyembah berhala
itu suatu kebodohan dan kepalsuan belaka. Ia sudah mengenal betul Nabi Muhammad
SAW kejujurannya, kelurusan hatinya serta kejernihan pikirannya
Sudah cukup diketahui ketika Abu Bakar masuk islam hartanya tak kurang
dari 40 dirham yang disimpannya dari hasil perdagangan. Semua harta yang ada
padanya dan yang disimpannya, kemudian habis untuk kepentingan dakwah, mengajak
orang ke jalan Allah, demi agama dan Rasulnya. Kekayaan itu digunakan untuk
menebus orang-orang yang lemah dan budak-budak yang masuk islam, yang oleh
majikannya disiksa dengan berbagai cara, tak lain hanya karena mereka masuk
islam, contohnya salah seorang budak yang dimerdekakan bernama Bilal bin
Rabbah.
Iman yang mengisi jiwa Abu Bakar inilah yang mempertahankan islam,
sementara yang lain banyak meninggalkan setelah Rasulullah berbicara kepada
mereka mengenai peristiwa isra, Muhammad berbicara kepada penduduk Mekah bahwa
Allah telah memperjalankannya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa dan ia sembahyang disana, oleh orang-orang musyrik kisah itu diperolok,
malah ada sebagian yang sudah islam pun merasa ragu dan tidak sedikit mereka
yang sudah islam berbalik murtad. Tetapi, Abu Bakar menjawab dengan penuh rasa
iman dan yakin bahwa apa yang disampaikan Rasulullah SAW itu benar. Sejak itu
Muhammad memanggil Abu Bakar dengan As-Shiddiq.[1]
4.
Peranan Abu Bakar Ketika Nabi Wafat
Abu Bakar sudah pulang kerumahnya di Sunh dipinggiran kota Madinah dan
pada saat itu tersiar berita kematian Nabi, orang-orang menyusul abu Bakar
untuk menyampaikan berita sedih itu, Abu Bakar segera kembali, ia melihat kaum
muslimin dan Umar yang sedang berpidato, ia tidak berhenti, tetapi terus menuju
kerumah Aisyah. Dilihatnya Nabi SAW di salah satu bagian dalam rumah itu sudah
diselubungi kain. Lalu Abu Bakar mendekati dan menyingkap kain itu dari wajah
Nabi lalu menciumnya dan ia berkata “Alangkah sedapnya sewaktu engkau hidup,
dan alangkah sedapnya sewaktu engkau wafat”.
Lalu Abu Bakar keluar dan menemui orang banyak dan berkata:
Saudara-saudara ! barang siapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah
meninggal, tetapi barang siapa menyembah Allah, Allah hidup selalu, tak pernah
mati.
5.
Pembai’atan Abu Bakar
Sesudah Rasulullah wafat, kaum Anshar menghendaki agar orang yang akan
menjadi khalifah dipilih dari antara mereka. Dalam masa itu Ali Ibnu Abi Thalib
mengingini agar beliaulah yang diangkat menjadi khalifah berdasarkan kedudukan
beliau dalam islam apa lagi beliau adalah menantu dan karib Nabi.[2]
Sementara itu tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di Balai kota Bani
Sa’idah, Madinah, mereka memusyawarahkan siapa yang akan
dipilih jadi pemimpin., baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama berhak
menjadi pemimpin, namun dengan semangat ukuwah islamiah yang tinggi akhirnya
Abu Bakar terpilih.
6.
Kesulitan yang Dihadapi Abu Bakar Setelah Menjadi Khalifah
Pada tahun 632 M Abu Bakar sudah harus menghadapi
suku-suku bangsa Arab yang tidak mau lagi tunduk kepada Madinah, mereka
menganggap bahwa perjanjian yang mereka
buat dengan Nabi SAW dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau
wafat. Mereka menentang Abu Bakar.
Diantara ksulitan yang
dihadapi Abu Bakar adalah:
a.
Memberantas Kaum
Murtad dan Munculnya Nabi-Nabi Palsu
Setelah
Nabi Muhammad berpulang kerahmatullah murtadlah kebanyakan mereka dari agama
islam. Dan orang-orang yang lemah imannya itu selalu saja memperlihatkan
ketidak patuhan mereka kepada agama islam.
Ada
golongan orang-orang yang salah
menafsirkan sejumlah ayat-ayat al-qur’an atau salah memahamkannya. Mereka
menempuh jalan sesat yaitu jalan yang bukan ditempuh oleh kaum muslimin
terbanyak, ada yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan orang-orang yang tidak mau
membayar zakat,orang-orang tersebut sebagian besar muncul di Tanah Arab. Yang masih patuh kepada agama
islam hanya penduduk Mekkah, Madinah dan Thaif
Ada 3
orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi yaitu Musailamah Al-Kazab, Tulaihah bin
khuwalid dan sajah Tamiyah. Adanya Nabi-nabi palsu itu pasti membahayakan
kehidupan agama dan Negara islam. Lalu pasukan Isalm ditugaskan untuk menumpas
mereka dan pengikutnya, melalui Perang Riddah yaitu perang melawan
kemurtadan yang dipimpin oleh panglima Khalid bin Walid, kemenangan berada
dipihak kaum muslimin.
7. Diantara
Prestasi yang Ditempuh Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya
Pada masa pemerintahan Abu Bakar prestasi yang diraihnya diantaranya
adalah:
a.
Perbaikan sosia
b.
Pengumpulan ayat-ayat Al-qur’an
c.
Perluasan dan Penyebaran agama
d.
Menghadapi orang-orang murtad dan tidak membayar zakat
e.
Memberantas orang-orang yang menganggap dirinya sebagai Nabi.
8.
Abu Bakar Meninggal Dunia
Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selama dua tahun lebih sedikit.
Kemudian beliau merasa sakit. Selama lebih kurang 15 hari terbaring di tempat
tidur. Wafat pada umur 63 tahun pada hari senin 23 Agustus.
Abu bakar meninggal dunia pada saat berkecamukan perang Yarmuk yang
berlangsung selama tiga bulan dengan kemenangan ditangan kaum Muslim atas
bangsa Romawi.
C.Kesimpulan
Abu Bakar As-shidiq adalah seorang laki-laki yang pertama masuk islam.
Beliau merupakan sahabat Nabi sekaligus mertua Nabi,dan dia lah khalifah
pertama diantara khulafa’rasyidin. Abu Bakar lahir di Mekah tahun 572. Nama
beliau sesungguhnya adalah Abdullah Ibnu Abi Quhafah at-Tamimi. Beliau digelari
As-Shidiq karena beliau amat membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa,
terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Berkat iman dan keyakinannya yang kuat itulah kepemimpinan Abu Bakar dapat
memberantas kaum murtad, Nabi-nabi palsu dan orang-orang yang tidak mau
membayar zakat.
Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selama 2 tahun lebih sedikit.
Masa yang amat singkat itu dapat dipandang sebagai masa yang menentukan bagi
sejarah islam Abu Bakar meninggal dunia pada hari senin 23 Agustus 634 setelah
kurang lebih 15 hari terbaring di tempat tidur.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Amin, Husayn. Seratus
Tokoh dalam Sejarah Islam, Diterjemahkan Bahruddin Fanni, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya 1995.
Haekal, Muhammad Husaen,
Abu Bakar As-Shiddiq, Diterjemahkan Ali Audah, Bogor-Jakarta: PT Pustaka
Letera AntarNusa, 2009.
Syalabi, Ahmad, Sejarah
dan Kebudayaan Islam, Bandung: PT Al- Husna, 1997.
Suradi, Ahmad, Sejarah
Islam, Bandung: CV armico, 1997.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100