A.PENDAHULUAN
Sebagai
agama rahmatan lilamin, Islam telah membuktikan kebenarannya. Kebenaran Islam
telah terbukti di berbagai belahan
dunia. Islam kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Setidaknya itulah hasil perjuangan Rasulullah saw. Yang menyebarkan Islam
mati-matian sampai harus menghadapi berbagai cobaan.
Berkat perjuangan beliau itulah akhirnya sebuah agama
penyejuk, penuh kedamaian, penuh kepedulian yakni islam sampai ke negeri seribu
pulau ini.
Islam datang dan masuk ke indonesia sebelum masa
penjajahan.
Terlepas
dari perdebatan yang terus berlangsung, satu argument penting di kemukakan
bahwa proses Islamisasi di Indonesia mestilah di lihat dari perspektif global
dan local sekaligus. Dari perspektif global, Islamisasi di Indonesia harus di
pahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari dinamika dan perubahan yang terjadi dalam dunia Islam secara
global, dan bahkan dalam dunia Eropa. Dalam konteks itu, teori Schrieke tentang
“Balapan antara Islam dan Kristen”, dan juga hubungan antara kesultanan Aceh
dengan Dinasti Turki ‘Utsmaniyyah patut di pertimbangkan sebagai factor-faktor
yang mempercepat Islamisasi sekligus pembentukan tradisi Islam di Indonesia.
Namun,
pada saat yang sama, proses Islamisasi dan intenfikasi pembentukan identitas
dan tradisi Islam di Nusantara mestilah memperhitungkan histeriografi lokal.
Hasilnya, dengan perspektif global dan lokal, kita akan dapat memiliki pemahaman
yang lebih akurat tentang Islamisasi di Indonesia.
B.
Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam
1.
Masa Kolonial Belanda
Sebagai organisasi politik pelopor nasionalisme, SI pada
dekade pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut anggotanya dari
berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Ideologi mereka adalah
persatuan dan anti kolonialisme. Tjokrominoto dalam pidatonya pada kongres
Nasional Sarekat Islam yang berjudul “Zulfbetuur” tahun 1961 di Bandung
mengatakan:
Tidak
pantas lagi Hindia (Indonesia, pend.) diperintah oleh negeri Belanda, bagaikan
tuan tanah yang meguasai tanah-tanahnya. Tidak pada tempatnya menganggap Hindia
sebagai seekor sapi perahan yang hanya diberi makan hanya demi susunya.
Tidaklah pantas untuk menganggap negri ini sebagai tempat kemana orang
berdatangan hanya untuk memperoleh keuntungan, dan sekarang sudah tidak pada
tempatnya lagi, bahwa penduduknya, terutama anak negrinya sendiri, tidak mempunyai hak turut bicara dalam soal-soal pemerintahan
yang mengatur nasib mereka.
Demikian
SI memperjuangkan pemerintahan sendiri bagi penduduk Indonesia, bebas dari
pemerintahan Belanda. Puncak perbedaan itu terjadi didalam tubuh SI sendiri,
komunisme. Pemisahan yang dikenal dengan Partai
Komunisme Indonesia (PKI) dari SI itu, terjadi secara besar-besaran pada
1923.
2.
Masa Kolonial jepang
Pada
tanggal 14 februari 1945 memberi peringatan kepada Jepang bahwa kekecewaan
orang Indonesia terhadap mereka sudah mencapai titik didih. Begitupun pada rapat Dewan Penasehat Pusat tanggal 21
februari 1945, Hatta melancarkan kecaman terhadap penguasa Jepang atas
perlakuan mereka terhadap para buruh muda, dengan menunjukan bukti yang di
kumpulkan selama enam bulan sebelumnya, untuk
menunjukkan sampai sejauh mana penyiksaan yang di lakukan terhadap
mereka. Kaum nasionalisme pada umumnya menunjukkan semangat yang
lebih berani pada rapat ini, dengan tuntutan bahwa persiapan kemerdekaan
Indonesia harus di tetepkan sejalan dengan semangat lantang “Merdeka atau
Mati”.Pada tanggal 1 Maret, penguasa Jepang mengumumkan bahwa Tokyo telah memberikan izin didirikannya
badan untuk merencanakan kemerdekaan Indonesia secara terinci dalam rangka
memenuhi janji Koiso.Pada tanggal 29 April 1945, di umumkan Badan Penyelidik Kemerdekaan Indonesia, atau BPKI.
Sedangkan
Islam berusaha menjadi suatu sistem yang merasuk kesetiap sudut kehidupan
seseorang ,termasuk Politik. Dalam masyarakat Minangkabau keanggotaan badan
ini, yang disebut sebagai tradisional, terlepas dari periode Ektern pada zaman
kaum Padri Islam dan adat merupakan sistem yang terpisah namun saling terkait.
Hatta ingat bahwa mayoritas anggota ragu-ragu menjawab secara langsung
pertanyaan yang di ajukan dalam pidato pembukaan ketua: “apakah dasar Negara
yang akan kita bentuk”? Kalau Islam tidak secara langsung ditetapkan sebagai
dasar apakah alternatifnya? .
Ketika membahas pemikiran komite tersebut bertahun-tahun
kemudian, Hatta mengakui bahwa Ia selalu menyetujui Pancasila. Ia menyatakan
bahwa sejauh “Ketuhanan Yang Maha Esa” dituliskan ke dalam prinsip dasar
kenegaraan, ajaran Islam bahwaTuhan harus menjadi pusat kegiatan setiap muslim,
dijamin:
Percaya kepada Tuhan bukan hanya
merupakan cara untuk menghargai keyakinan setiap orang, seperti yang pertama
kali dinyatakan oleh Bung Karno, melainkan prinsip dasar yang menuju kea arah
kebenaran, keadialan, kebaikan, kejujuran, danpersaudaraan.
Konsep
yang luas tentang “Percaya KepadaTuhan” juga memungkinkan alur menghindarkan
diri bagi Hatta dari kewajiban apapun, sebagai seorang ortodoks dan Putra seorang
Ulama, untuk mendukung Negara Islam.
(Jakarta :
PT Gramediapustaka utama.1991)
Hlm.181-186. (Hatta,Muhammad ,Indonesia Merdeka
C. ORGANISASI POLITIK DAN ORGANISASI SOSIAL ISLAM DALAM
SUASANA INDONESIA MERDEKA.
Islam
merupakan 87 persen penduduk Indonesia, ide Negara Islam secara terus menerus
dan konsisten di tolak. Bahkan partai-partai Islam, kecuali pergerakan
nasional, mulai masa penjajahan hingga masa kemerdekaan, selalu mengalami
kekalahan. Malah dengan pembaharuan politik Bangsa sekarang ini, partai-partai
(berideologi) Islam pun lenyap.
Menjelang
pancasila di putuskan sidang umum MPR 1983 sebagai salah satu-satunya asas bagi
kekuatan politik itu, banyak kalangan yang melontarkan suara-suara kontra.
Suara itu semakin tajam tatkala Pancasila pada ahirnya, bukan saja di putuskan
sebagai asas satu-satunya bagi kekuatan-kekuatan politik, tetapi juga terhadap
organisasi-organisasi kemasyarakatan, termasuk organisasi keagamaan di
Indonesia.
Sangat
wajar kalau suara kontra itu banyak yang berasal dari umat Islam. Bukan saja
karena latar belakang sejarah yang pernah dilaluinya, tetapi juga karena pada
saat gagasan itu di lontarkan, sub-sub Ideologi yang pernah ada di Indonesia
sudah “terkena” gagasan itu. Hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), fusi
dari empat partai Islam Parmusi, NU, PSII, dan partai yang masih mempunyai
Ideologi atau asas ciri, yaitu Islam
Awal sejarah Islam di kepulauan melayu-Indonesia tampak sangat problematis dan rumit. Masalah
itu menjadi semakin rumit karena kerangka acuan tertentu di gunakan secara
sadar ataupun tidak sadar, sebenarnya sangat penting jika orang mencoba
memahami Islamisasi di kawasan ini. Jauhnya islamisasi ini sangat berbeda
dengan islamisasi yang terjadi di selatan, Berlawanan dengan wilayah-wilayah Persia
dan India yang yang dalam banyak hal mengalami islamisasi setelah ekspansi
militer dan kekuatan
politik islam dari Asia barat-Prktis tidak ada satu bagian dari kepulauan
melayu-Indonesia yang mengalami Islamisasi seperti itu.
Mempertimbangkan
hal-hal seperti itu orang segera memahami beberapa masalah yang di hadaapi
ketika mencoba menjelaskan dan memahami Islam pada masa paling awal di
Nusantara. Pengislaman kawasan tidak seragam, Tingkat penerimaan Islam pada
satu bagian atau bagian yang lainnya bergantung tidak hanya pada waktu
pengenalannya, tetapi tak kurang pentingnya bergantung pada watak budaya lokal
yang di hadapi Islam. Karena alasan ini beberapa perbedaan misalnya, antara
Islam di Phanrang (yang berada di pesisir pusat wilayah Champa), atau Leran
(yang berada di pesisir utara Jawa Timur), atau di Pasai (di pesisir utara
Sumatra), atau di Malaka (yang berada di pesisir semenanjung Malaya), dan Islam
di kerajaan Mataram, Jawa Tengah, selama pengenalan Islam ke wilayah-wilayah
tersebut.
Departemen
Agama (Depag) RI berkembang semakin mantap. Kelahiran Depag adalah untuk
melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 dan pasal 29 Ayat (1) dan (2) serta
penjelasannya. Pasal di atas mengamanatkan kepada Pemerintah dan Negara
Indonesia agar melakukan pengaturan, kebijakan dan langkah-langkah dalam rangka
merealisasikan kehidupan Agama dalam bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Selama 25 tahun pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang 1 (1969-1994) tugas
pokok, fungsi, wewenang dan tata cara kerja Depag di arahkan pada : (1).
Peningkatan penghayatan dan pengalaman Agama dalam rangka mempertinggi dan
memeperkuat mental, moral dan Aklak manusia Indonesia. dan (2). Meningkatkan peran Agama sebagai pemberi
motivasi, Jiwa dan semangat pembangunan serta sebagai penggerak dan dan
pengarah potensi umat beragama untuk pembangunan Nasional. Untuk itu,
Departemen Agama RI antara lain mengusahakan, yang pertama tetap terpeliharanya
suasana kerukunan hidup beragam serta pembudayaan Pancasila. Kedua mengarahkan
kegiatan penerangan dan penyuluhan, dan yang ketiga meningkatkan usaha
bimbingan hidup beragama (Republik Indonesia,
1989: 780).
Masalah
yang sangat menarik dalam menelusuri Sejarah Departemen Agama RI dalam 50 tahun
Indonesia Merdeka, antara lain :
•
Sejauh manakah bukti-bukti sejarah
memperkuat asumsi bahwa Negara (dalam bentuk apapun) mengatur kehidupan
beragama tanpa memgurangi hak-hak dasar masing-masing agama untuk melaksanakan
kewajiban Agamanya.
•
Sejauhmana pulakah peranan sejarah
umat Islam Indonesia Departemen Agama dan Pri kehidupan beragama di Indonesia.
D. TEORI-TEORI TENTANG
ISLAMISASI NUSANTARA
Sejumblah
ahli mengajukan teori bahwa sumber Islam di kepulauan Melayu-Indonesia adalah
anak Benua India selain Arab dan Persia. Orang pertama yang mengemukakan teori
ini adalah Pijnappel yang berkebangsaan Belanda dari Universitas Leiden. Dia
mengaitkan asal-usul Islam di Nusantara ke kawasan Gujarat dan Malabar dengan
alasan Bahwa orng-orng Arab bermazhab Syafi'i bermigrasi dan menetap di
daerah-daerah tersebut yang kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Teori
ini kemudian direvisi oleh Snouck Hurgronje yang menyatakan bahwa ketika Islam
mendapat pijakan yang kuat di kota-kota pelabuhan India Selatan, sejumblah
Muslim Dhaka banyak yang hidup di sana sebagai perantara dalam perdagangan
antara Timur Tengah dan Nusantara datang di kepulauan Melayu sebagai para
penyebar Islam pertama. Berikutnya, Snouck Hurgronje berteori bahwa mereka di
ikuti oleh orang-orang Arab.
Penting
dicatat bahwa menurut Arnold, Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat
asal kedatangan
E. TAHAPAN ISLAMISASI DI NUSANTARA
INDONESIA
Tradisi
pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara dan Nusantara memberikan catatan
kita sejarah tentang peranan Bangsa Arab, Persia, dan Gujarat dalam melakukua
pelayaran dan perdagangan di kawasan ini. Kehadiran mereka di beberapa
pelabuhan Asia Tenggara pada tahap awal setidaknya telah memperkenalkan kepada
penduduk setempat tentang tata cara melaksanakan ibadat Islam. Memang kalau di
lihat dari bukti sejarah dan arkeologi hingga abad ke-4 H tidak ada bukti
tentang Islamisasi terhadap penduduk setempat. Dalam kaitan ini, Proses
sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara ini harus di lihat dari fase-fase
kontak sosial budaya antara para pendatang Muslim dengan penduduk setempat.
Fase-fase tersebut di antaranya :
•
Fase
pertama : Kehadiran para pedagang Muslim
Kapal-kapal
dagang Arab sudah mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak prmulaan awal
Masehi.
•
Fase kedua : Terbentuknya kerajaan Islam (13-16M).
Bila
berita dari sumber-sumber tertulis tentang Perlak tersebut masih kabur, maka
Makam Malik al-Shaleh, terletak di kecamatan Samudara di Aceh Utara, memberikan
data lebih jelas tentang kerajaan Islam di Pasai.
•
Fase
ketiga : Pelembagaan Islam
Pengaruh penyebaran
agama yang berpusat di Pasai meluas k Aceh di pesisir Sumatra, Semenanjung
Malaka, Demak, Gresik, Banjarmasin, dan Lombok. Ini terbukti dengan di
temukannya bentuk-bentuk makam di Semenanjung Melayu, terutama batu nisannya,
yang menyerupai bentuk-bentuk batu nisan Aceh. Di komplek pemakaman Sultan
Suriansyah (Raden Samudra) yang terletak di Kuwin, Banjarmasin, terdapat batu
nisan Demak dan Gresik (S. Montana, 1983).
E. KESIMPULAN
Maraknya gerakan
penerapan syariat Islam di Indonesia akhir-akhir ini, menimbulkan sikap pro dan
kontra baik di masyarakat maupun di kalangan legislatif. Adanya kekhawatiran
akan akibat dari penerapan syariat Islam yang bisa menimbulkan disintregasi
bangsa adalah salah satu alasan yang kontra, tapi bagi yang pro syariat Islam,
beralasan bahwa suatu kewajaran jika Indonesia yang penduduknya mayoritas
beragama Islam untuk melaksanakan dan menerapkan syariat islam.
Dinamika yang berkembang dalam upaya
penerapan syariat Islam pada masa awal kemerdekaan adalah dengan mendirikan
partai Islam, mempertahankan keberadaan Piagam Jakarta, dan mengusahakan Islam
sebagai asas negara. Pada Orde Lama dinamika yang berkembang adalah dalam upaya
penerapan syariat Islam dengan cara oposisi (termasuk pemberontakan) dan
akomodatif (masuk dalam pemerintahan), dan juga melalui jalur pencerahan
keilmuan. Dalam era Orde Baru dinamika yang berkembang adalah lewat peningkatan
pemahaman umat atas Islam (kultural) dan lewat aturan formal (birokrasi) yang
ditetapkan pemerintah. Era Reformasi dinamika yang berkembang sebagai upaya
penerapan syariat Islam adalah mengangkat kembali isu Piagam Jakarta munculnya
berbagai Perda syariat di berbagai daerah di Indonesia.
Corak penerapan syariat Islam di awal kemerdekaan lebih bercorak politis, pada Orde Lama corak akomodatif lebih menonjol, pada era Orde Baru lebih mengarah lewat legitimasi pemerintah (lewat beberapa aturan yang ditetapkan pemerintah), dan pada era reformasi lebih menonjol dari bawah, yaitu lewat perda syariat.
Corak penerapan syariat Islam di awal kemerdekaan lebih bercorak politis, pada Orde Lama corak akomodatif lebih menonjol, pada era Orde Baru lebih mengarah lewat legitimasi pemerintah (lewat beberapa aturan yang ditetapkan pemerintah), dan pada era reformasi lebih menonjol dari bawah, yaitu lewat perda syariat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambari,Hasan Muarif, Menemukan
Peradapan, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998.
Azra,Azyumardi, Islam
Nusantara : Jaringan Global dan Lokal, Bandung : Mizan Anggota
IKAPI, 2002.
Hatta, Muhammad, Indonesia
Merdeka, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Yatim, Badri, Sejarah
Peradapan Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100