A. Pendahuluan
Indonesia adallah negara yang paling bnyak
suku dan ras, baik Madura, Jawa, Sunda, Bugis, dan Dayak, bahkan masih bnyak
lagi yang lainnya, oleh karena
itulah Indonesia adalah negara yang
pling banyak di minati oleh
orang-orang luar Indonesia. Pada
dasarnya Indonesia memiliki laut yang luas yang di hiasi oleh tumbuh karang
terbaik dan ikan yang terbanyak di dunia dan memiliki pulai yang begitu banyak
nan indah, lag mempunyai hutan yang sangat luas, gunung, sungai, tanah yang
sangat subur suhu yang yang sedang di bandingkan dengan negara lain.
Indonesia terkenak juga dengan suku-suku
etnisnya, salah satunya adalah Dayak, suku Dayak adalah suku yang hiidupnya di
pedalaman Kalimantan, meraka berasing dari suku-suku yang lain, suku dayak sangatlah
peka dengan kekuatan spiritualnya dan juga sangat terbukti dengan kesaktiannya
oleh karena itulah wajar orang Barat menamanakan suku Dayak dengan Suku
Kanibal.
Suku Dayak sangatlah peka dengan sebuah mitos,
kaerann mitos;lah yang menjadi sumber rujukan meraka selama ini, mulai
dari nenek moyang meraka hingga sekarag,
mitos adalah sebuah cerita yang menceritakan cerita massa silam yang berkaitan
dengan keyakinana dan kekeuatan spiritual. Dalam mitos ada terdapat sebuah
keyakinan tentang roh-roh yang berada di alam sebelah yang bisa di mintai
peertolongan dengan ppersyaratan-persayaratan yang sangat mudah di dapat bagi
suku mereka, yaitu dalam sebuah uapara yaangmereka namakan dengan Manjah
Antang, apa sebenarrya arti dari manajah dan antang, dan dari mana asal-usul
manjah antang dan bagaimana persyaratan-persyaratan yang harus di lakukan
ketika hendak memulai ritual tersebut dan bagaimana tentang pantangannya?
Berikut adalah sedikit ulasan mengenai permasalahan tersebut.
B. Manajah
Jika di telusuri dari pokok dasar katanya maka, Manajah di
ambil dari asal kata bahasa Sangiang[1].
Yang artinya di termajemahkan dalam bahasa sehari-hari dayak Ngaju adalah Mantebau,
mengahau, mangatah, manambawa, sedangkan Najah adalah sebuah kata dasar dari
Manajah yang berartikan tebau, ngabau, Nagtah. Jika di tinjjauu dari
sebauh kamus Dayak Indonesia maka kata Manajah mempunyai arti dengan Memangil,
sedangkan Tajah panggil, seruan, pekikan,[2]
perbedaan arti di atas bukanlah hal yangcukug di siknifikan tetapi pada dasarnya
mempunyai maksut yang saama ketika sang Tawur[3].
C. Antang
Antang adalah bahsa dari suku dayaak nagju
yang dapat di artikkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan Burung yang beradaa di udara, dalam dunia orang Dayak burung
itu sangat banyak (Antang itu banyak)
seperti Antang Bijang, Antang Bahadang, Antang Pipit, Antang Tanjaung
dan masihbanyak lagii ragamnya Anytang dari kalangan Dayak. Tetaapi keterangan
tersebuut di persempit dengan mengemukakan yang di maksut Antang itu adalah
Burung Elang yang berada di udara (Elang Biasa) Antang Alam atau Anatang
Manuk, akan tetapi ppada kenyataan
yang di adakan atau yang di maksut dalam kalimat Antang dalam konsep
salah satu ritual Dayak adalah memanggil Antang Ganan Tajahan, Antang ini
di katakan oleh suku dayak adalah sosok elang Sakti Antang tersebut pada
mulanya adalah seorang Manusia Gaib yang berasal dari alam lain.[4]
Memaanggi Antang bukanlah sesuatu yang
gampaang untuk ddi lakukaan, memanggil Antang harus di sertai deagan namanya,
di ceriatakan bahwa Antang ini bertugas menjaga suatu kamppung dari segaala
musibah, akan tetapi dia di seratai dengan Patahu[5].
Oleh sebab itulah nama Antang juga berbeda-bedaa tergantung dengan tugas apa
yang di kerjaakan untuk masyarakat yang dayak yang sudah melakukan kedekatan
spiritual dengannya. Ada yang bernama Antang Layang Bagunting Lamiang yang di
sinyalir tempat di desa Tumbang Hakau, sedangkan di Kurun ada Antang Pating
Tumbang Tarusan, Antaang Passing Hulu Rungan, Antang lawang Karai, Antang Telu
Hakanduang Kumpang, Antang Kayu Tumbang Simpul.[6]
D. Asal Usul Antang
Sipenulis Jurnal mengataka bahawa mencari asal
usul Antang bukanlah semudah mencari beras di toko beras, akan tetapi mencari
sebutir beras di padang pasir, di karenakan sulitnya melacak jejak Antang dan
tidak ada bukti yang akurat secara Ilmiyah untuk mengkonsepkan hal demikian. Di
samping demikian si penulis Jurnal juga mengatakaan bahwa selain buktii yang
nyata yang sukar di peroleh juag di karenakn faktor penjelsan dari waraanna atau
sesepuh setemmpatt yaang berbeda-beda. Ada yang menagataakan bahwa Antang yang
di maksut adalh keturunan Manusia
pertama.[7]
Menurutnya bahwa segala makhlluk yang kejadiaannyaa bberasal dari darah yang
ppertaama tersebut menjadi mush bagi manusia kecuali Antang dan Pantahu.[8]
Selain penjelasan di atas mengenai Antang dan
pantahu ada lagi sebuah penjelasan lisan
bahwa Antang dan Pantahu itu adalah keturunan maha raja Bunu yang termasuk dari
sembilan turun dan sembilan lapis, yang sudah berpindah ke alam Gaib, (Menjadi
manusia gaib) dan tidak mati sesuai dengan janji Hatalla[9].
Mengenai persoalan Antang bisa di panggil dalam seebuah upacara yang di perrintahakan oleh Ranying Haatalla yang
konon katanya telah membagi tugas kepada para anak buahnya, salah satunya
adalah Antang.[10]
Selain itu juga ada salah satu pendapat lagii yang mengatakan kenapa Antang
bisa di panggil, karena Antang merupakan nenek moyang dari bangsa Dayak
sendiri.[11]
C. Asal Usul Tajahan
Antang adalah sosok makhluk yang berbagai
macam orang berpendapat ada yang mmengatakan dari kalangan Burung, manusia yang
berpindah alam (Ke alam gaib) ada yang
mengatakan itu sebagi sosok manusia yang sudah wafat tapi masih bisa di
minyai pertolongan, sebagai sebuah pendapat mengenai Antang Manajah,
pemanggilan Antang di tempat yang namanya Tajahan, menurut suku dayak Tajahan
adalah sebuah tempat yang tidak jauh dari kawasan penduduk, selain itu merekan
juga mengatakan bahwa Tajahan itu sebgai tempat Karamat. Menurut Hans Scharer
dalam bukunya “Ngaju Religion” mengatakan bahwa Taajahan ada dua macam,
Tajahan Tiwah dan tajahan Kayau, mengenai tajahan tiwah itu ternyata dibuat
oleh para suku Dayak setelah malaksanakan upacara Tiwah ppada zaman silam,
sedangkan tajahan Kayau yaitu tajahan yang
di buat oleh suku dayak pada massa silam ketika menyambut seseorang dari
mengayau, selain pendpat tersebut adalagi sebuah pendapat yang mengatakan bahwa
tajahan itu memang ada dua, tapi bukan yang di katakn di atas tersebut melainkan adalah Tajahan
Taluh dan Tajahan Ain Uluh Kalunen.
Tajahan Taluh adalah Tajahan yang tidak dibuat oleh manusia[12],
ia begitu saja ada secara murni, pada kebiasaannya tajahan ini berada di
tengah-tengah hutan yang jauh pada tempat tinggal penduduk selain itu konon
ceritanya tenpatnya pun juga sangat angker, mengenai cirinya adalah banyaknya
pohon diwung yang tumbuh di sekitar tajah tersebut, pada masyarakat
Dayak menamai tajahan seperti ini dengan Pahewan. Mengenai Tajahan ain uluh kalunen
adalah tajahan yang dibuat oleh tangan-tangan Manusia(Khususnya suku Dayak
sendiri. Mengenai tanda tajah seperti ini biasanya dengan banyaknya
patung-patung di sekkitar Tajahan. Menurut suku Dayak mengenai tajahan yang di
buat oleh tangan manusia ini ada beberapa macam di antaranya adalah tajahan
halamung Balanga, Tajahan Tiwah dan tajahan Kayau dan yang terakkhir adalah
tajahan ain uluh Kabuat,[13]
suku dayak ketika membuat tajahan bukanlah sesuatu yang gampang, tidak
sembarang dan tidak asal-aslan di karenakan bahwa tajahan yang di buat oleh
suku Dayak ini sesuai dengan perintah orang gaib atau makhluk halus dengan cara
menampakkan dirinya terhadap orang pilihan tersebut. Teetapi jika sesorang yang
di temui makhlus halus tersebut yang di perintahkan untuk membuat tajahan maka
pemberian nama tajahan itu sesuai dengan nama si pembuatnya, misalnya: tajahan
Ohong, yang bertenpat di Kuala Kurun.[14]
Mengenai penghuni dari tajahan tersebut, baik
dari tajahan yang lahir secara murni dan lahir dengan perbuatan manusia
sendiri, di antara penghuni yang di yakini oleh suku dayak sendiri adalah: Nyaring
Pampahilep, para suku dayak menganggap penghuni yang satu ini dengan Iblis,
Jin dan Roh-roh gaib lainnya yang di yakini sebagai sosok yang mau membantu
para penduduk jika di mintai pertolongan,[15] selain
itu yang paling utama menurut suku Dayak penghuni itu tajahan adalah Antang.
Suku dayak juga meyakini tentang kabulnya
harapanyang teah di minta mereka teerhadap Antang tersebut yang beertemppat di
Tajahan, tetapi mereka juga beranggapan bahwa tidak semua Tjahan ada Antangnya,
hanya tajah tertentu saja yang ada Antangnya. Seluruh penghuni tajahan yang
berupa roh-roh semuanaya adalah jahat tidak terkacuali Antang yang suka
menolong manusia, selain itu jika saja manusia tidak memberi sesajen kepadanya
maka Antang akan memberikan malapetaka
kepada manusia tersebut selian itu jika tempat mereka (Tajah) di gangguu
atau di rusak maka Antang akan memberikan malapetaka juga kepada manusia.[16]
Kerusakan Tajahan bagi suku Dayak adalah
sangat di takutkan, oleh karena itulah suku Dayak jika ada keruusakan atau ada
yang merusak Tajahan maka akan di adakan denda dan kkemudian di adalah upacara
permohonan ampun terhadap penghuni tajahan tersebut, dan uniikknya, penghuni
tajahan tersebuut konon katanya makanannya adlah darah mentah[17].
E. Manajah Antang
Suku dayak pada umumnya sangat di edentikan
dengan nuansa spiritual dan mereka sangat percaya dengan hal-hal yag gaib dan
mistis. Mistis adallah jiwa bagi mereka, satu hari saja mereka hidup tanpa adanya kekuatan
spiritual yang sudah mereka yakini,meraka akan merasa kurang sempurna dalam
kehidupannya, begitu juga kekuatan mistis yang ada di dalam upara Manjah Antang
ini.
Manajah antang pada umumnya adallah adalah
sebuah upacara yang di lakukan sukuu Dayak untuk memanggil roh-roh Gaib untuk
di mintai sesuatu baik itu tanda-tanda
ataupun petunjuk yang berhubungan dengan kelangsungan dan kebahagiaan manusia
ppada umumnya, yang bertujuan untuk ke masa depan, upacara ini merupakan salah
satu upacara yang di katakan oleh bangsa dayak sebagai permohonan kepada sang
Tuhan daam rangka mengatasi persoalan aspek keehidupan[18].
Uapcara manajah antang adallah jalan terakhir
yang mereka lakukan untuk mengatasi perso’alan hidupnya, baik itu kketika
mendapatkan musibah atau dalam keadaan-keadaan yang sangat penting seperti;
a. Dalam keadaan perang.
Ketika suku dayak hendak melakukan suatu peperangan maka
uppacara manajah antang ini akan di lakukan, pelaksanaan upacara manjah antang
ini akan di lakukan sebelum berangkat peperangan untuk mengetahui siapa yang
bakalan menang, ini untuk mempermudahh jika saja mereka sudah tahu mereka
bakalan kalah, maka meraka tidak jadi berangkat perang dan sebaliknya[19].
b. Peristiwa orang hilang.
Ketika ada salah satu warga dari suku dayak di nyatakan
hilang (tidak ada di tempat tersebut) maka suku dayak akanb melaksanakan
uapacra manajah Antang tersebut untuk mengetahui apakah yang hilang ini masihh
hidup ataukah sudah wafat, kalau wafat apa sebabnya, dan kalau masih idup di
dia berada sekarang.
c. Orang yang sakit keras.
Suku dayak juga menggunakan upacara manajah antang
sebagai upacara yang di adakan ketika ada dari suku dayak sakit keras untuk
mengetahui apakaah orang tersebut masi bisa di sembuhkan atau tidak bisa lagi,,
jika masih bisa di sembuhkan maka bagaimanacara menyembuhkannya, dan siapa yang
bisa menyembuhaknnya dan di mana tempat orang tersebut.[20]
d. Untuk mendirikan lokasi tempat mendirikan kampung.
Suku dayak sangat mempercayai dnegan kekuatan mistis yang
mereka miliki dan mereka yakini, hingga pada saat memelih lokasi untuk
medirikan perkampungan saja tetap menggunakan upacara manajah antang sebagi
perwakilan untuk di tanyai di mana tempatnya, subur atau tidak tanahnya, banyak
atau tidak makanannya di tempat tersebut , air sungainya bagaimana, ada apa di
sana. Pada masa silam peemilihan ini di lakukan oleh para nenek moyang mereka
ketika hendak mencari tepat tinggal yang nyaman untuk di jjadikan perkampungan[21].
F. Asal Usul Upacara Manajah Antang
Suku dayak dalah agama yang di katakan dengan
agama etnis, dari sinilah tercipta sebuah nama agama yag di katakan dengan
Kaharingan, agama suku dayak banyak sekali yang menyamakannya dnegan agama
Budha dan Hindu, akan tetapi secara keyakinan yang di anut oleh suku Dayak ada sedikit perbedaan begitu
pula jika di tinjau dari aspek upacara yang mereka lakukan. Salah satunya
adalah upara yang di katakan dengan manajah antang.
Manajah antang diceritakan bahwa pada jaman
dahulu manajah antang ini juga di lakukan oleh orang-orang atas langit
(kayangan) di antaranya adalah Lewu Batu
Nindang Tarung, Liang angkar Bantilong Nyaring.[22]
Batu Nindan Tarung merupakan tempat Raja Bunu menerima segala ajaran dan
berbagai macam tata_upacara sebe;ul dia dan sebelum keturunanannya di turunkan
ke pantai Danun Kalunen. Dengan
demikianlah masyarakat Dayak lebih meyakini tentang kebennarannya langsung yang
bersal dari Hatalla.
Suku dayak sangatlah kuat dan meyakini dengan
Mitos yang di anggaf sebagai panduan kehidupan mereka, oleh karena itulah pada
permasalahan ini mereka juga meyakini Manajah Antang dengan sebuah Mitos, mitos tersebut adalah:
“setelah sekian lama kketurunan Raja Bun telah tinggal di temapat yang
telah di tentukan oleh Ranying Hatalla yaitu Lewwu pantai daun Kelunen.
Berbagai macam permasalahan yang mereka alami, mereka tidak memiliki tata
aturan dalam kehidupan mereka telah memulai melupakan segala aturan dan ajran
dari Ranying Hatalla. Keadaan yang seperti ini di oleh ranying Hatallasebagai
kadaan yang tidak baik, kemudian Ranying Hatallla mengirim utusannya untuk
turun ke pantai danum Kalunen dan memberikan ajaran kepada semua keturunan Raja
Banu, sedangkan seseorang yang di turunkan untuk memberikan pelajaran tersebut
di sebut dengan Bawi Ayah.[23]
Pertama kali Bawi Ayah ini turun ke bumu yaitu bertempat di bukit Tantan
Samatuan, (Bukit Kaminting) di sanalah tempat asal Ranying Hatalla menurunkkan
Manusia,yaitu tepat menurunkan raja Bunu pada zaman dahulu, jumlah mereka
sebanyak 160 laki-laki dan 160 perempuan di
tempat itulah mereka memberikan pelajaran kepada Raja Bunu, yang kedua
mereka turun di Tumbang Habboon yaitu di batu Latah Antang, namun ajaran yang
di beeriakan di tempat ini masih bellum matang[24].
Sedangkan yang ketiga kalinya di
turunkan di Tangkaben.
Pertama kali yang di tugaslkan untuk turun di Tangkaben itu adalah Ungkuh
Jalayan, dia ini merupakan utusan dari Bawi Ayahtujuannya turun yaitu untuk
memberi tahukan tentang kedatanagan Bawi Ayah dan menentukan tempat tinggal
Bawi Ayah berupa Balai untuk tempat mengajarkan pengetahuan setela tempat
tersebut di tentukan, Ungkuh Kelayan kembali keLawu Pantai Danun Sangiang,
dengan tujuan kembalinya adlah mempersiapakan segala macamm keperluan . mereka
membangaun Balai tersebut dengan 160 kamar begitu juga untuk laki-laki dan
wanita, setelah semua siapa maka Ungkh Kelayanpun Naik ke dalam Bala tersebut
untuk memberiatahuakn bahwa tugasnya telah
di laksanakan, maka turunlahlah Bawi Ayah tersbut bersama Ungguh Kelayan\.kemudian
mulailah mereka mengajar kepada orang-orang yang ada di tempat tersebut,,
bagimana mebuat ketupat yang di ajarkan oleh Indu Sangumang, bagaimana
mendiriikan rumah, bagimana membuat perahu, mengajar orang Balian, dan segala
macam yang bersangkutan dengan keperluan hidup kehidupan manusia termasuk hukum
adad dan tatacara melakuka ritual upacar tertentu.[25]
Pada waktu pengajaran inilah Bawi Ayah membeeritahukan bahwa dari seluruh
ajran inilah yang tepat untuk manusia memriksa pekerjannya dan abagaimana
meminta petunjk dengan Ranying Hatalla yaitu dnegan melaksanakan upacara Manjah Antang.[26]
Dari mitos inilah para suku Dayak meyakini
bahwa laur dasar ayau asal usul ritual yang mereka kerjakan itu memang berasal
dari ranying Hatalla, termasuk juag
upara Manjah Antang ini. Keyakinan yang meraka anggap sebgai pondasi adalah
peluru yang bakaln menjadi kenyataan dalam kehidupan eraka sehari-hari.[27]
F. Proses Pelaksaan Ritus
Manjah Antang adalah salah satu upacar yang di
lakukan oleh suku Dayak dengan tujuan untuk memberikan pertolongan yang
beetujuan di masa depan, mulai dari hal yang
paling terkecil hingga permmasalahan yang paling besar, di karenakan
manjah antang adalah salah satu upacara, maka pasti ada proses berlangsungnya
uappacra tersebut. Upacara Manjah Antang di pimppin oleh seorang Imam yang di
katakan dengan sebutan Tukang Tawur.[28]
Memang oarang Dayak sangat banyak orang yang
bisa manauur tapi tidak seemua oraang yang
bisa memanggin Antag, oarang yang mampu memanggil antang hnyalah oorang yang
bisa berbahasa Tawur, tahu nama beras, tahu nama tanah, tahu nama Hatalla dan
tahu nama antang yang aan di ppanggil, keran jiika saja teersalah dalam
memanggil nama antang maka antang akan
tidak hadir, dan yang paling peenting adalah tukang Tawur yang di yakini mampu
memanggil Antang hanyalah keturunan para datu tawur sendiri yang paada jaman
dahulu ahli dan mampu memangggil Antang.
Konon katanyaa bahwa walaupun seorang Tawur
sudah mengetahuii nama Antang yang sebenaranya, namaun dia buak keturunan dari
datok yang ahli dalam Antang, maka Antang tidak akan hadir ketika di adakannya
uupacara tersebut, inilah sebabnya jadi di katakan bahwa tidak semua Tawur yang
mampu memanggil Antang untuk hadir di saat uopacara di laksanakan[29].
Uapcara Manjah Antang ini cukup singkat, dia
tidka perlu membuat pesat sepeeri upacar
ba tewah,hanya cukup kehaadiran Tawur saja. Di bawah ini ada sedikit penjelsan
tentang proses uapacara Manajah Antang;
1. Persiapan tahap pertama
Sore atau pada waktu malam saat oraang hendak melaksanakan Manajah
Antang, tukang Tawur harus melaksanakan Ritus Manawar, upaacara ini harus di
lakukan di rumah tuukang Tawur itu sendiri, Tawur ini d tujukankepada Antang
Darahen atau sering di sebut dengan Darahen Rajan Antang[30].
1. Persiapan untuk melengkapi Ritus
a. Amak Danau (Tikar) untuk di letakannya tempat perlengkapan uapacar dan juga
sebgai tempat duduk Tawur.[31]
b. Sesajen (makanan) di persembahkan untuk Antang Darahen, yaitu sebgai upah
atau sebagai ganjaran atas apa yang telah di beriakn kepada oraang yang
melakukan ritus ini sebagai ucapan terima kasih. Makan tersebut di aantaranya
adalah:[32]
1. 1 ekor Ayam yangbulunya hars berwarna merah dan sebelum di sajekan Ayam ini
harus terlebih dahulu di masak.
2. Ketupat sebanyak 3-7 buah.
3. Cucur sebanyak 3-7 yang di buat dari tepung beras.
4. Telur Ayam kampung yang sudah mask sebanyak 1 buah.
5. Apar (talam yang ada kakinya) yang di gunakansebgai tempat makanan.
6. Kain, di gunakan untuk mengulasi makanan yang ada di dalam apar.
7. Tambak, yaitu sengku yang bentuknya seoeti maangkok berukuran sedang yang
terbuat dari alumunium yang diisi dengan beras, di dadalam beeras inilah
terkandung kekuasaan Hatalla selian di gunakan sebgai penyambung hidup juga di
gunakan sebgai jalan untuk menyanbung
dengan Hatalla dan para leluhur.
8. Sipa (Giling pinang) sebnayak 7 biji.
9. Ruku (Rokok) sebanyak 7 batang, dann ini di katakan sebagai lambnag
kekuasaan bagi Hatlla untuk pertama kali dan penciptaannya.
10. 7 biji beras yang bersih dan mulus, ini di sebut dengan beras
hambaruan, dan ini jugaa melambangkan
raja Uju Haknduang yang merupakan kekuatan dan kekuaasaan Raying Hatalla.[33]
11. Uang logam. Berguna sebagai Singah (Cahaya) yang memancarkan sinar yang
terang sehingga semua itu akan tampak jelas bagi Ranying Hatalla dan para
leluhur serta ini juga sebagi perlengkap jika ada kekuarangan di dalam upacara.
c. Darah ayam yang di simppan dalam mangkokk kecil yang di gunakan untuk
memlas semua peralatan, darah sebagai simbol keehidupan dengan di oleskannya
darah pada peralataan itu maka itu sebagai cara untuk menghidupakan atau
membagkitkan roh-roh yang ada dii peralatan tersebut hingga di lihat oleh
Ranying Hatalla dan para leluhur sebagai alat yang di pakai dalam upacara.
d. Sansiri, (Mangkok kecil) di sebut juga mangkok tawur isinya beras yang di
minyaki oleh minyak kelapa kemudian di beri dnegan kikisan perak dan emas
kemudian di olesi dengan darah ayam sedikit, beras yang di buat demikian di sebut
dengan beras tawur.
e. Boleh di warnai dengan warna kunyit.
f. Parapen, tempat membaka kemenyan
g. Tampung tawur, air yang di sucikan yang di seebut dengan Danum Nyalum
Kaharingan dengan cara di percikan ke
sagala peralata agar mmenjadi suci.
h. Lilis, dan uang logam dankikisan emas yang di bungkus dan di ikat di tangan
tukang tawur ini merupakan penguat roh (panekang Hambaruan).[34]
2. Ritus di mulai
a. Manyaki (memoles darah paada alat-alat ritus, setelah semuanya lengkkpa dan
uapaca telah di muali tukang tawur duduk di atas tikar dan mengambil semangkok
yaang sudah di isi dengan darah kemudian di manyaki pada alat-alat ritus
tersbut setelah itu dia mengambil tapung tawar (Air suci) untuk di percikannya
kepada peralataan tersebut[35].
b. Memulai manawur.
Mengucapkan tandak bebas setelah prose
[pertama selesai kemuadian di amabillah mangkok kecil yang bersi dengan baras
dan di putar-putar di atas kemenyan yang
sudah berasap di sertai dengan membaca mantra yang di sebut dnegan Talatai
Behas beruapa;[36]
“janganlah beras tersebut menyebut dirinya bersal dari
manusia melainkan ia memang bersal dari ciptaan raing Hatalla yaitu yang
terjadi dari kayu lelak sukah matanandau yang di jadikan menyatu dengan inti
kayu erang tinggang, yang keluar akibat suara guntur yang menggelegar di
cipatakan oelh ranying Hatlla untuk menyambung kehidupan yang pada jaman dahulu
ia di turunkaan dengan mamakaipallangaka bulau lambayungnyabu kepada
manusiasebelu ia di turunkan Hatalla terebih dahulu berpesan kegunaannya selain
sebgai penyambung hidup manusia ia juga sebgai penghubung manusia dengan Ranying
Hatalla dan para leluhurnya.[37]
Kemudian di lanjutkan dengan mengambalikaan Tawur, seteah
selesai tahap pertama, maka, selanjutnya tukangtawur mengucapkan tawwur untuk mengambalikan tawur kepada
tempat asalnya untuk menyetu sekali dengan biji beras itu setelah itu tukang
tawur mengambil beras hamburan yang di bungkus dengan kain untuk menngetahui
jawaban dari antang darahen. Yang pada mulanya bertujuan untuk memeberit tahu
kepada antanag darahen bahwa besok sore akan di laksanakannya upara, dengan
adanya tawur inilah untuk meminta ijin kepada beliyau.[38]
3.
Acara Puncak[39].
a.
Persiappan tukang Tawur
b.
1 ekor ayam yang berbuku merah
c.
Kikisan eams atau perak
d.
Beliung
e.
Bambu
Setelah itu di mulailah ritus dengan cara.[40]
a.
Manyaki semua peralatan
b.
Mulai manawur
c.
Memnaggil Antang
“O,,,, Antang 3X, O tai panjing jeleng ikau
dumah batentang tari batimung tesai manintu paatinjun ayum, je nunun kahandak
ikei. Ela ikau tarawang ggantung lalu gantungmikeh ikau kalindung salandewen
sangking rahan tunggul balu, ampah lawngan baun andau, rendah ela lalu
rendahmikeh kaildung kayum sanggalang garing keleh ikau tarawang sadang, ukaa
isie anak esum ji huang pantaidanum kalunen tuh mite ikau..... O..... Antang!3X
Tai cepatlah engakauu datang menari di atas petinju-petinju yang engkau
kehendaki janganlah engaku terbang tinggi terlaluu tinggi takut engkau
terlindung oleh awan rendah janganlah engakau terlalu rendah takut engaakau
terlindung oleh kayu-kayuann, lebih baik engkau terbang sedangsuapa kami anak
cucumu dapat melihat eengkau.
Setelah
kurang dari 15 menit, mana tukang Tawur
diam kemudian melihatv ke atass apakah Antang sudah daatang, dan apabilaa
Antang belum datang maka antang mencoba kembali mememanggil dengan mantra
sepertii di atas.[41]
G. Pamantang
Mengenai pamantang dalaam acara ini di antaranyaa
adalah:[42]
1. Apabila Antang dayak maka jaangan ada yang berteriak
2. Dan tidak boleh menyorakinya
3. Tidak boleh mangacungkan tangan untuk menunjuknya.
Apabilaa
ada seseorang yang mencoba untuk mengoloknya maka dia akan mendapatkan musibah.[43]
H. Kesimpulan
Urain
di atas mengenai sebuah Upacara yang di lalakukan oleh suku Dyak sendiri yaitu
manjah Antang ternyata; Manajah Antang adalah salah satu ritual yang di lakukan oleh suku Dayak untu mengetahui
kaadaan di massa depan, apakah baik atukah
tidak dengan bantuan Antang yang mereka yakini sebgaai manusia gaib
keturunan dari Ranying Hatalla, selian iitu juga aada beberapa persyaratan yang
harus di lakuakan ketika hendak memulai dan kketika memulai dan ketika sudah
memulai.
Manajah
Antang adalah jalan terakhir yang di lakukan oleh suku Dayak, baik mengetahui
tentang aspek kehidupan atau tentang aspek tempat, mislanya saja ada oraang
yang sakit maka akan di lakukan upacara ini untuk mengetahui apaka orang ini
ada harapan untuk sembuh, jika ada bagaimana cara menyembuhkkannya dan siapaa
yang yang mampu meenyembuhkannya dan di mana rumah si penyembuh nya, dan
sebaliknya, jika tidak ada kesemptan untuk laago smebuh maka di mana berapa
lama lagi oraang yang sakit ini akkan meninggal, semacam inilah inti sari dari
upacara manjah antang.
Daftar Pustaka
Yunadi, Ari, (2004) Jurnal
Dayak-21, Edisi I, Agustus_Oktober, , ISSN:1829-748X.
[3] Taawur dalam bangsa dayak adalah sosok Imam
yang memimpin upacara yang bertugas mmennyerukan apa-apa yang hendak di minta
aataupun yang inngin di tanyakan dengan suara yang cukup keras yang terkeluardari
mulut sang tawur dalam konsep pemanggilan.
[4] Manusia gaaib yang di maksut ini adalah
sosok manusia yang dulunya memang ada dalam konsep inndrwai yang kemudia
berpiindah alam ke alam metaafisik (Gaib) tidak terlihat mata) yang kemudian
berubah wujud menjadai sosok Elang yang sangat sakti. Elang inilah yang di
panggil oleh suku Dayak untuk di minta sesuatu.
[6] Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . .
. h. 23. Dan Lihat: Hergogemes Ugang, Menulusuri Jalur—Jalur Kelurahan, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1983),. h. 42
[8] Antang dan Patahu bertugas menjaga kampung
uuntuk keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang berada di kampung tersebut,
oleh karena inilah Antang dan Patahu sangat dekat dengan Manusia dan
menjadi sebagai salah satu yang di
konsepkan sebagai Manjah Antang oleh suku Dayak. Antang dan Patahu satu tugaas
yaitu mejaga kaampung dan isinya akan tetapi mereka berbeda tempat, Antang
bertugas menjaga dari udara sedangakan Patahu bertugas menjaaga dari kawsan
darat dan air. Lihat: Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . . . h. 23.
[9] Hatalla adalah salah satu nama tuhan yang di
yakini oleh suku Dayak khusunya dayak ssuku Hallong, Hatalla adalah Nama Tuhan
yang di yakini oleh suku Dayak dalam konsep ketinggian yang paling tinggi,
Lihat: H. Abd. Rahman Jaferi, Upacara Adad Bahharin Dalam Masyarakat Dayak
Balangan di Halong, Fakultan Ushuluddin IAIN Antasari 2011, h. 56.
[12] Maksutnya adalah: tempat yang itu memang ada
secara natural (murni) tanpa adanya gerak tangan dari manusia.
[13] Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . .
. h. 25.
[20]Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . .
. h. 27.
[27] Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . .
. h. 28.
[28] Tukang Tawur adallah seoarang yang cerdass
atau bisa menjelaskan kemali hal-hal yang orang awam tidak tahu seperti
menjelaskan kembali mengenai asl-usul beras, sehingga merubah roh berasa
menjadi wujud Manusia yang di sebut dengan Bawin Tawur Sintung Uju, amnaur ini
bisa di sebut juga dengan Manandak beras.
[42]
Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . . . h. 34.
[43]
Ari Yunadi, Jurnal Dayak-21, . . . . . . h. 32.
This post have 0 komentar
:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100