tauhid uluhiyah dan rububiyah

author photo June 16, 2012

  1. Pendahuluan

islam adalah merupakan agama yang satu-satunya diridhoi oleh allah swt dimuka bumi ini dibandingkan dengan agama yang lain karna agama islam ini dibawa oleh orang yang paling mulia dimuka bumi yakni nabi muhammad saw.
Sebagai mana telah diketahui bahwa setiap agama itu mempunyai ajaran, begitu pula dengan agama islam.
Imam al ghazali mengatakan bahwa ilmu yang wajib di tuntut dalam agama islam itu diantaranya ialah: fiqih, tauhid, dan tasawuf.
Maka dari itu, kami akan coba untuk membahas perkara agama ini menganai tentang ajaran islam mengenai tauhid, yang lebih khususnya membahas tentang Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah.







                               


  1. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah ialah meyakini bahwa Allah-lah yang patut menerima segala amal ibadat, baik yang lahir maupun batin[1], atau yang nampak maupun yang tidak nampak yang di kerjakan oleh makhluk,[2] dan hanya Allah-lah yang patut disembah[3], tiada Tuhan melainkan Allah. [4]
Apabila didalam hati seseorang tersebut tertanam tauhid uluhiyah dengan kokoh maka didalam hatinya akan terbentuk tekad yang bulat bahwa segala amal perbuatan seperti puji-pujian, doa, dan amal ibadat yang lainya itu, semata-mata hanyalah sebuah pengabdian dan tanda bakti  kedapa Allah SWT saja, yang ia tuntut  hanya keridhaan Allah semata.
Dalam pengertiannya, tauhid uluhiyah sering sekali diidentikkan dengan tauhid Ubudiyah, karena ada konsekoensi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dalam artian tidak ada yang patut disembah melainkan allah.
jd, yang sebenarnya adalah hanya Sekedar menambahkan kata uluhiyah disandarkan kepada kata Al-llah, dan kata ubudiyah disandarkan /  dinisbahkan kepada abada.[5]
Allah adalah tempat meminta, mengadu, dan menaruh harapan, segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,[6] tanpa ada perantara[7] pengabdian dalam bentuk apapun.[8]
Allah SWT. berfirman:  
($oYßg»s9Î)ur…….. öNä3ßg»s9Î)ur ÓÏnºur ß`øtwUur ¼çms9 tbqßJÎ=ó¡ãB ÇÍÏÈ     
Artinya:
“Tuhan kami dan Tuhan kamu itu satu, dan kami hanya kepada-NYA berserah diri.”[9]

!$yJ¯RÎ) ãNä3ßg»s9Î) ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ……..
Arrtinya:
“Sesngguhnya Tuhan kamu hanyalah Allah, yang tidak ada lagi Tuhan     selain Dia....”
                                                                        ( QS. Taha: 98 )

Allah-lah yang patut disembah, bukan berarti bahwa Allah berhajat disembah oleh hamba-NYA, akan tetapi kita lah yang berhajat untuk menyembah allah, dikeranakan segala sesuatu yang nampak dan yang tidak nampak itu dalam kekuasaan allah jadi, apa yang telah kita lakukan selama kita hidup didunia ini, itu hanyalah suatu bentuk pengabdian makhaluk kepada tuhanya.[10]
Dengan demikian, segala muamalah (peribadatan) seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Atau seperti membangun sarana peribadatan, misalkan: mesjid, sarana pendidikan dan yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, semua itu hendaknya dikerjakan karena Allah. Sebagaimana diketika kita membaca do’a Iftitah pada waktu melaksanakan sholat baik itu shlat subuh ataupun itu sholat isya.
إنّ صلاتي و نسكي و محياي و مماتي للّه ربّ العلمين .
Artinya:
   “Sesunguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah rabbul alamin.”[11]


C.     Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah ialah suatu keyakinan orang muslim bahwa alam semesta dan isinya ini adalah ciptaan Allah SWT.[12] dan bisa juga diartikan dengan kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah adalah Tuhan yang tidak mempunyai sekutu.[13] Dan Dia selalu mengawasi dan memelihara keduanya tanpa bantuan siapa pun.[14] Alam semesta ini dan segala isinya tidak ada dengan sendirinya, melainkan ada yang menciptakanya yakni Allah-lah yang menciptakannya.
Alam semesta ini dengan segala yang ada di dalamnya berupa keteraturan, kecermatan, kekokohan, keindahan, kesempurnaan, dan keserasian. Itu semua bukanlah satu-satunya bukti yang menunjukkan adanya Tuhan maha penegak langit dan bumi. Akan tetapi ada yang lebih banyak lagi bukti-bukti yang lain dari pada itu yang terdapat didalam jiwa setiap manusia tentang adanya Tuhan, perasaan yang dibawa sejak ia lahir yang disebut juga perasaan fitrah.[15]
Allah-lah yang mempunyai sifat القويّ  ” yaitu maha kuat, tidak ada kekuatan melainkan atas kehendaknya dan tidak ada pula yang bisa mengekang dari apa yang dikehendakinya.[16]
Berikrar dan mengakui akan Rububiyyah Allah adalah suatu perkara yang dapat diterima. Hakikat ini terlintas dalam setiap fitrah manusia. Meskipun seseorang itu kafir, namun jauh di lubuk hatinya tetap mengakui Rububiyyah Allah SWT.
Firman Allah SWT:
ûÈõs9ur NßgtFø9r'y ô`¨B öNßgs)n=yz £`ä9qà)us9 ª!$# ( …….
Artinya:
   “Dan jika kamu bertanyakan mereka tentang: Siapakah pencipta mereka? Niscaya mereka menjawab: Allah….”

                                                                                        (Az-Zukhruf: 87)

Apabila Tauhid Rububiyah sudah tertanam didalam hati seorang muslim, maka akan menyadarkan ia sehingga seoraang hamba tersebut dapat menghayati nikmat, karunia dan anugerahnya yang diberikan Allah SWT. kepadanya.[17] Jadi Tauhid Rububiyah ialah Tauhid yang berhubungan dengan soal-soal ketuhanan.[18] Sebagai mana yang telah difirmankan allah didalam al qur’an:
ãNà6Ï9ºsŒ ª!$# öNä3š/u ( Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ( ß,Î=»yz Èe@à2 &äó_x« çnrßç6ôã$$sù 4 uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Å2ur ÇÊÉËÈ  
Artinya:
“Yang memiliki sifat yang demikian itu  ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada  Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.”
( QS. Al-An’am: 102 )   
Dalam firman allah diatas jelas lah bahwasanya yang memiliki sifat-sifat yang diterangkan mengenai sifat yang demikian tadi, itu merupakan sifat allah yang tidak ada tuhan atau sesembahan selain dia, begitu pula mengenai hal-hal penciptaan baik itu bumi yang  tempat kita tinggali  maupun langit yang berada di atas kita yang dari situ lah allah turunkan hujan, sebagai mana firman allah dalam al Qur-an mengenai tentang penciptaanya.
Firman Allah SWT.
uqèd ª!$# ß,Î=»yø9$# äÍ$t7ø9$# âÈhq|ÁßJø9$# ( ã&s! âä!$yJóF{$# 4Óo_ó¡ßsø9$# 4 ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( uqèdur âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$# ÇËÍÈ  
Artinya:
“Dialah Allah yangmenciptakan, Yang mengadakan, Yang memebentuk rupa. .....”
                                                                           ( QS. Al-Hasyr : 24 )  

 Dalam firman Allah diatas, kata Illah berartikan Tuhan dan kata Rab yang berarti Tuhan yang telah menciptakan, mengatur dan memlihara alam semesta, sedangkan Rububiyah dinisbahkan kepada Rab.[19] Jadi Tauhid Rububiyah ialah suatu keyakinan sepenuhnya bahwasanya Allah-lah yang telah menciptakan, mengatur, dan mengurus alam semesta ini. Tidak ada yang dapat menciptakan, mengatur, mengurus, bahkan  mengusai alam semesta ini selain Allah SWT.[20]
Tauhid Rububiyah ini pun  bisa rusak manakala seseorang itu masih saja mengakui atau berfikir bahwasanya ada pihak-pihak lain selain Allah yang ikut campur dalam hal penciptaan, mengatur, memelihara dan menguasai alam semesta,[21] seperti yang dipercayai oleh bangsa parsia pada zaman dahulu.[22]
Allah SWT. berfirman:
öqs9 tb%x. !$yJÍkŽÏù îpolÎ;#uä žwÎ) ª!$# …….$s?y|¡xÿs9 
Artinya:
“ sekiranya dilangit dan dibumi ada beberapa Tuhan selain Allah, sungguh rusaklah langit dan bumi itu...... “[23]
                                                                           ( QS. Al-Anbiya: 22 )

Jadi, sudah jelaslah dalam firman Allah diatas tadi bahwa Allah-lah satu-satunya tuhan yang berhak untuk disembah dikeranakan apa bila allah itu berbilang maka langit dan bumi ini akan rusak.
Karena mengilhami banyak Tuhan, maka akan bisa merusakkan akal dalam memahami alam dan jiwa dan merusakkan paham akan tugas-tugas keagamaan, dan juga bisa merusakkan pengetahuan manusia itu sendiri terhadap hakikat manusia yang sebenarnya.[24]  

D.    Penutup

Dari pembahasah diatas tadi bisa kita simpulkan Tauhid al-Uluhiyyah pula bermakna menjadikan Allah SWT saja sebagai sesembahan yang senantiasa dipatuhi dan Tauhid ar-Rububiyah juga bermakna beri’tiqad bahawa Allah SWT  bersifat Esa, Pencipta, Pemelihara dan Tuhan sekelian alam.[25] Sesungguhnya kesanggupan dan kesediaan manusia mentauhidkan Allah dari segi Rububiyyah dengan segala pengertiannya akan menghubung manusia mengakui Tauhid al-Uluhiyyah yaitu mengesakan Allah dalam pengabdian. Secara spontan pula manusia akan mengakui bahawa Allah saja yang layak disembah, selain dari pada-Nya tidak layak disembah walau dalam bentuk apapun.
Bahwasanya Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena apabila itu terjadi maka akan timbullah ketidak seimbangan antara keduanya, sebab Nabi Muhammad SAW. Pada zaman daluhu pernah memerangi orang-ogang musyrik Arab, oleh karena mereka hanya mengakui Rububiyah Allah SWT. saja.[26] karenamana seorang Rasul itu diutus kepada ummatnya hanyalah untuk menyerukan, “Sembahlah Allah dan jauhilah thâgût”[27] dan mengajak ummat kepada mengesakan Allah dalam berbagai bentuk yang bernilai ibadah.[28]   




Daftar Pustaka

·        Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, PT. Pustaka Setia, Bandung, 1997.

·         Aziz, Abdul Bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, cet: 1, Jakarta: Yayasan As-Sofwa, 1999.

·        Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, cet: 1, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

·        Sabiq, Sayyid, Aqidah Islamiyah, Jakarta: Robbani Press, cet: 3, 2010.





[1] Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, cet: 1, (Jakarta: Yayasan As-Sofwa), hal. 12
[2][2] Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, cet: 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hal. 17
[3] Icit. hal. 13
[4] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, ( Bandung: PT. Pustaka Setia), hal. 29
[5] Ibid. hal. 30
[6]  Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan, hal. 13
[7] Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, hal. 17
[8] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, hal. 30
[9]QS. Al-ankabut,ayat.46.
[10] Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, hal. 22
[11] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam. hal. 31
[12] Ibid. hal. 27
[13] Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, cet: 1, (Jakarta: Yayasan As-Sofwa), hal. 9
[14] Ibid, hal. 9
[15] Sayyid Sabiq, Aqidah Islamiyah, (Jakarta: Robbani Press). Cet: 3, hal. 61-62 
[16] Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, hal. 20
[17] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam. hal. 28
[18] Icit. hal. 20
[19] Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap. hal. 21
[20] Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Alu Abd. Lathif, Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjut, hal. 12
[21] Icit. hal. 21
[22] Ibid. hal 21
[23] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam. hal. 29
[24]  Drs. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap. hal. 21
[25] Rujukan: Dr. Abdul Karim Zaidan, Usul Ad-Da’wah  
[26] Lihat buku Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Alu Abd. Lathif,  Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan. hal. 11
[27]  Lihat ( QS. An-Nahal: 36 )
[28]  Lihat buku “Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan”, Hadis Bukhari dan Muslim, hal. 15

This post have 0 komentar


:) :( hihi :-) :D =D :-d ;( ;-( @-) :P :o -_- (o) :p :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (y) (f) x-) (k) (h) cheer lol rock angry @@ :ng pin poop :* :v 100

Next article Next Post
Previous article Previous Post